Melampaui Mimpi yang Hadir Lebih Cepat🚀🚀

Sebuah mimpi pastilah sebuah kondisi ideal, gambaran utuh sebuah cita-cita yang dituliskan dalam sebuah visi, diturunkan dalam langkah-langkah berupa misi. Visi Misi merupakan bentuk pemikiran strategis jangka panjang. Kemudian, bagiamana menurunkan dari kondisi ideal ke kondisi nyatanya?

✔️Thinking
Pemikiran, jelas perlu dituliskan & tergambarkan, hingga setiap orang memahami imajinasi yang inspiratif yang membuatnya sebagai sumber bernergi bagi setiap anggota tim menjalaninya, meski dengan dinamika yang tinggi. Jadi bahan bakar perjalanan merajut mimpi. Pemikirian (Thinking) diturunkan dalam perencanaan (Planning) & dituangkan dalam aktivitas (Doing). Thinking atau pemikiran dituangkan dalam rumusan visi yang menginspirasi & misi berupa langkah-langkah yang kemudian diiterasi dalam tahapan lanjutnya.

✔️Planning
Planning atau perencanaan, merupakan penuangan visi dalam bentuk bagaimana perjalanan dilakukan hingga tindakan / taktik apa yang akan diambil. Perencanaan yang baik memerlukan pemikiran yang matang, fleksibilitas & komitmen untuk menjalankan rencana. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat memperbaiki peluang keberhasilan & mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan rencana tersebut.

✔️Doing
Visi diturunkan menjadi strategi, dan diturunkan menjadi tujuan, ketiga hal ini perlu didefinisikan secara inspiratif. Doing terdiri dari kesepakatan akan Tujuan/ Aim / Destinasi yang diterjemahkan menjadi objective yang merupakan kumpulan hasll-hasil dari inisiatifnya.

Beragam hal praktikan dalam menurunkan mimpi, terdiri dari rumusan misi (langkah-langkah), Taktik (tindakan) & Tujuan (hasil) adalah hal-hal praktikal yang secara konsisten dilakukan, dijaga presistensinya dalam ritual-ritual menjaga keselarasan tujuannya.

Ya memang, mimpi tak bisa tiba-tiba hadir dalam bentuk keajaiban, tapi punya keterampilan menurunkannya dalam jangka waktu tertentu jadi penting! dengan tim yang senantiasa berbernergi karena jelas visi misinya, diperlihara dalam kesehariaannya & presisten mengiterasi akan melahirkan hasil-hasil yang tidak sekedar menghasilkan visi, tapi bisa jadi beyond, dalam bentuk melampaui mimpi yang hadir lebih cepat🚀🚀

Minimum Viable Team (MVT)

MVT Minimum Viable Team, yang biasanyan terdiri dari Hacker, Hipster dan Huster🤨🥸😎😇

Kemarin sambil olahraga keliling kampung sebelah terpesona dengan sebuah gambar tokoh-tokoh wayang golek ini di dinding sebuah rumah warga. Seketika pikiran kembali ke masa kecil ketika wayang golek jadi tontonan favorit di TVRI📺

Kelengkapan tokoh ini menggambarkan tim yang lengkap sebagai MVT, terdiri dari Semar, Gareng, Dewala, dan Cepot yang punya peran& fungsi yang berbeda-beda sebagai Punakawan.

✔️Semar
Penasihat- Mentor
Tokoh paling penting, digambarkan sebagai tokoh tua dengan tubuh gemuk & wajah yang lucu. Ia dianggap sebagai pemimpin para wayang, dan sering kali menjadi penengah antara dewa-dewi dan manusia dalam cerita. Semar juga dianggap sebagai simbol kearifan lokal, mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada penonton.

✔️Gareng
Problem Solver;
Saudara Semar yang juga dianggap sebagai penengah dalam cerita, tokoh yang cerdik & humoris, dengan tampilan fisik yang kurus dan panjang. Ia sering kali menjadi sumber komedi dalam pertunjukan wayang golek.

✔️Dewala
Cerdas-Kuat-Berani
Tokoh yang mewakili kekuatan baik. Ia biasanya digambarkan sebagai seorang ksatria yang gagah dan berani, dengan tampilan fisik yang idealis. Dewala sering kali melawan tokoh jahat dalam cerita, dan selalu bertindak untuk mempertahankan kebenaran.

✔️Cepot
Kocak, cerdik suka bergurau
Tokoh yang paling lucu dalam pertunjukan wayang golek. Ia digambarkan sebagai seorang tukang kebun yang ceroboh, dengan tampilan fisik yang kecil dan kurus. Cepot sering kali menjadi sumber utama komedi dalam pertunjukan, dan diajarkan oleh Semar untuk menjadi orang

Keempat tokoh ini saling berinteraksi satu sama lain, dan membawa cerita dalam pertunjukan menjadi hidup. Gimana dengan tim kamu? Jika digambarkan dalam penokohan wayang golek ini, siapa aja nih yang jadi mereka?

Konsep MVT jadi penting agar kamu punya tim lengkap dan saling melengkapi, divergen agar senantiasa inovatif dan terbuka dengan perubahan, lengkap secara kompetensi, secara watak juga saling melengkapi, jadi seru dinamikanya🚀

Ingat Ya, Agile Bukan berarti Chaos!✔️

Agile itu bukan berarti tidak fokus ya, agile justru menitikberatkan pada kemampuan kita untuk fokus🎯

Tapi sering-seringlah untuk memahamkan diri dan tim, bahwa agile sangat jauh dari chaos. Justru agile sangat anti dengan kondisi chaotic🤯 tapi yang menyenangkannya justru berasal dari fleksibilitasnya✔️

Dalam metodologi Agile, fokus sangat penting karena Agile berfokus pada outcomes atau hasil yang bermanfaat dan berkualitas tinggi dalam waktu yang lebih singkat dari sebuah pekerjaan😎

Agile memandang bahwa fokus adalah kunci untuk memastikan bahwa inisiatif dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien, mengawalnya hingga menghasilkan hasil yang berfungsi dan bekerja dengan baik🚀

Dalam Agile, fokus juga berarti bahwa anggota tim memahami bahwa Ia perlu menyelesaikan satu tugas sebelum beralih ke tugas lain✔️✔️✔️

Dengan cara ini, mereka dapat memastikan bahwa pekerjaan yang sedang dikerjakan diselesaikan dengan benar dan bahwa kualitas hasil kerja yang dihasilkan akan menjadi lebih baik🎁

Selain itu, fokus juga membantu untuk mengurangi kebingungan dan ketidakpastian dalam proyek atau sebuah pekerjaan🛠️

Oleh karena itu, jadi penting menetapkan fokus yang jelas pada tujuan dan tujuan yang spesifik, anggota tim dapat memprioritaskan pekerjaan mereka dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka bergerak maju dalam cara yang terstruktur dan terukur📊

Dengan kata lain, fokus sangat penting dalam Agile karena membantu tim kita untuk mempercepat dalam menyampaikan hasil kerja yang berkualitas tinggi dan bermanfaat, mengurangi kebingungan dan ketidakpastian dalam proyek, dan memastikan bahwa pekerjaan diselesaikan dengan benar dan dalam waktu yang tepat🤩

Ingat yaa, agile, bisa jadi flexible tapi bukan berarti chaos!✔️

The Innovator’s Dilemma

“Aneh banget!”
“Sebuah hal yang ga biasanya!” “Biasanya kan gini”, “Pengalaman kami biasanya gini pak!”🤔

Beragam tanggapan ketika menayangkan sebuah gambar dimana sebungkus Tolak Angin cair dituangkan pada segelas kopi kekinian. Sebagian besar akan mengungkapkan perasaan aneh & mentertawakannya😄

Tapi cara-cara tak biasa inilah yang membuat perusahaan jamu Sidomuncul dengan Produknya Tolak Angin ini kemudian bisa survive dan menjadi pemenang pasar bahkan diluar jamannya? Meski mengundang tawa,cara-cara ini berhasil membawa mereka dengan cara-cara inovatif🚀

Bandingkan dengan kompetitornya yang merujuk dengan cara-cara yang biasa, “berdasar pengalaman” bisa jadi berada dalam zona inovator’s dillema, merasa besar & jadi galau melakukan proses-proses baru.

Di perusahaan yang sudah besar kerap timbul konflik internal antara mempertahankan model bisnis yang mapan / mengambil risiko mengadopsi teknologi baru yang belum teruji untuk mempertahankan posisinya🤨

Innovator’s dilemma merujuk pada situasi ketika perusahaan mapan gagal mengembangkan inovasi yang mengguncang pasar/mengancam bisnis utamanya😖

Dalam banyak kasus, inovasi tersebut muncul sebagai teknologi baru yang memungkinkan produk jadi lebih baik/murah, tapi perlu investasi & risiko tinggi. Sementara, perusahaan yang sukses dalam industri yang mapan cenderung memprioritaskan pengembangan & perbaikan produknya yang telah terbukti sukses di pasar yang ada, terlalu fokus pada meningkatkan efisiensi operasionalnya, daripada investasi🤯

Seiring waktu, inovasi bisa tumbuh & menjadi pesaing yang lebih kuat & perusahaan yang sukses dalam industri yang mapan bisa kehilangan pangsa pasarnya karena terlambat beradaptasi dengan perubahan pasar & mengalami “dilema inovator” karena terjebak antara mempertahankan bisnis utama mereka & mengambil risiko dengan investasi besar dalam teknologi baru yang belum terbukti🤓

Perusahaan adaptif kerap hadir dengan sesuatu yang aneh pada mulanya, karena keluar dari kebiasaan adalah salah satu tanda keberanian bereksperimen, pilar penting kemampuan bertahan & menang karena konsisten bereksperimen, berulang belajar dari keberhasilan & kegagalannya😎😎😎

3 Pilar Kepemimpinan dalam Inovasi

Mengelola inovasi memang perlu karakter kepemimpinan unggul, bisa menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan kemampuan adaptibilitasnya.

Tantangan pemimpin tentunya adalah bagaimana Ia bisa membangun budaya inovasi yang kuat, punya visi jelas tentang arah inovasi organisasi & bagaimana inovasi tersebut akan menghasilkan nilai tambah, menjalin kemitraan dengan para inovator, mengelola risiko inovasi, memiliki proses baik untuk mengelola risiko inovasi, menyediakan sumber daya yang cukup & mengukur kinerja yang tepat untuk memastikan bahwa inovasi organisasi berjalan dengan baik.

Selain itu, memang sepanjang hayatnya berkomitmen menjadi pembelajar dimana hingga semakin matang Ia menemukan perpaduan yang tepat dari setidaknya tiga kualitas penting dirinya:

✔️Pola Pikir Terbuka:
Pemimpin organisasi yang inovatif perlu siap untuk mengesampingkan gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya dari pemangku-pemangku kepentingan yang terlibat/karena struktur organisasi/perusahaan serta tugas-tugas yang ada.

Dengan demikian, ia akan memahami sudut pandang orang lain dengan memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka & perdebatan positif mengarah pada kebaruan-kebaruan. Mendengarkan pendapat orang lain, Menerima kritik secara konstruktif, perlu terus terbuka untuk belajar hal baru & mempertimbangkan opsi yang berbeda, toleran terhadap perbedaan, berbicara secara jujur dan terbuka. Pemimpin harus berani mengungkapkan pandangannya sendiri, sambil tetap terbuka terhadap pandangan orang lain

✔️Kemampuan untuk Mengelola Paradoks:
Pemimpin perlu mampu mengenali keberadaan paradoks dan memahami bahwa ada beberapa situasi di mana tidak ada jawaban yang benar atau salah. Paradoks dapat muncul dalam situasi seperti kecepatan vs kualitas, fleksibilitas vs stabilitas, inovasi vs efisiensi, dll.

✔️Kualitas Pribadi yang Tepat:
Memimpin inovasi tentu membutuhkan tingkat kepercayaan diri dan kerendahan hati yang tinggi. Belum lagi menuntut wawasan, keterlibatan, keingintahuan, dan tekad kuat yang akan menjadi karakteristik penting, terlebih mereka akan berkembang dalam ambiguitas & ketidakpastian.

Belajar sepanjang hayat yaa🤝

The Paradoxes of Collaboration

Memang mudah berkata “Yok kita kolaborasi!”, Yok kita berinovasi!” Yuk bisa Yuk! Pada kenyataannya beragam paradoks muncul & perlu dikelola terutama gesekan pandangan pribadi & organisasinya tempat Ia bernaung

Paradox adalah sebuah situasi atau pernyataan yang bertentangan dengan logika atau intuisi umum. Ia bisa muncul ketika ada dua ide atau gagasan yang terlihat benar secara terpisah, tetapi ketika digabungkan, mereka menghasilkan hasil yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan harapan.

Paradox sering kali merupakan sumber perdebatan, karena dapat memunculkan pertanyaan tentang sifat dasar realitas atau ketidakmungkinan sebuah situasi.

The Paradoxes of Collaboration adalah serangkaian paradoks yang menggambarkan tantangan dan kontradiksi yang muncul dalam kolaborasi antara individu atau kelompok yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

Konsep ini menyatakan bahwa terdapat beberapa paradoks yang harus dihadapi dan diselesaikan ketika melakukan kolaborasi. Beberapa paradoks tersebut antara lain:

1. Paradoks kepercayaan🥳
Untuk dapat bekerja sama secara efektif, individu atau kelompok harus saling mempercayai, namun kepercayaan tersebut hanya dapat dibangun melalui interaksi & waktu yang cukup.

2. Paradoks otonomi🔑
Individu atau kelompok harus memiliki otonomi dalam membuat keputusan & bertindak, namun juga harus mengikuti aturan dan tujuan bersama.

3. Paradoks keterbukaan🎤
Individu atau kelompok harus terbuka untuk berbagi informasi dan pandangan mereka, namun juga harus merahasiakan informasi yang sensitif dan mempertahankan privasi.

4. Paradoks sumber daya💰
Kolaborasi memerlukan sumber daya yang cukup untuk berhasil, namun juga membagi sumber daya yang terbatas & menyeimbangkan kebutuhan masing-masing individu atau kelompok.

5. Paradoks identitas🤔
Individu atau kelompok harus mempertahankan identitas dan kepentingan mereka sendiri, namun juga harus mengidentifikasi dan mengintegrasikan kepentingan bersama.

Paradoks ini menggambarkan bahwa kolaborasi yang sukses perlu keseimbangan yang tepat antara kepentingan individu & tujuan bersama & kemampuan untuk mengatasi kontradiksi & tantangan yang muncul selama proses kolaborasi🎯

Memperkaya Solusi Kreatif Baru yang Kontekstual

Gimana caranya kita bisa memperkaya proses sebuah proses desain, terutama dalam menciptakan solusi?

Coba deh kerangka kerja yang dituliskan oleh Dev Patnaik dan Michael Barry yang memperkenalkan konsep empat kuadran yang dapat membantu dalam memahami pendekatan pemikiran yang berbeda-beda :

✔️Kuadran Konkret-Analitis: Pemikiran konkret-analitis lebih condong pada penggunaan logika dan data konkret untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Pendekatan ini biasanya didukung oleh pengumpulan data, analisis, dan fakta yang akurat. Lakukan OBSERVASI pada tahap ini.

✔️Kuadran Sintesa-Abstrak: Pemikiran Analisa-abstrak biasanya terfokus pada detail dan fakta, tetapi juga mempertimbangkan pandangan yang lebih luas dan abstrak. Pendekatan ini mungkin memperhatikan keunikan atau sisi artistik dari suatu masalah.

✔️Kuadran Abstrak-Analitis: Pemikiran abstrak-analitis lebih condong pada pendekatan analitis, tetapi dengan menggunakan pandangan yang lebih luas dan filosofis. Pendekatan ini dapat melihat masalah dalam konteks yang lebih luas atau mempertimbangkan nilai-nilai etika atau moral dalam pengambilan keputusan. Cari INSIGHT baru pada tahap ini.

✔️Kuadran Konkret-Sintetis: Pemikiran konkret-sintesa mencakup pemikiran kreatif dan inovatif dalam mencari solusi. Pendekatan ini mungkin mempertimbangkan ide-ide baru dan pandangan yang berbeda dalam mencari solusi. Segerakan bikin solusi dengan iterasi-iterasi awal pada kuadran ini dan validasi.

Gunakan keempatnya dan dilakukan secara iteratif yaa, agar mendapatkan beragam solusi yang lebih baik dalam prosesnya🧐

Dengan memahami empat kuadran ini, kita sebagai perancang bisa mengembangkan solusi yang lebih komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan berbagai pendekatan pemikiran yang berbeda-beda menjadi sebuah solusi kreatif baru yang kontekstual.

Boleh dicoba nih🚀
Btw, kapan nih ketemuan kita diskusi bareng?

Ecosystem Design dalam Design Thinking

Bagaimana pemahaman ecosystem design dalam design thinking?

adalah konsep yang fokus pada pembuatan sistem / lingkungan berkelanjutan & dapat mendukung interaksi yang kompleks antara berbagai elemen dalam sebuah sistem.

Dalam konteks desain, ecosystem design digunakan untuk membangun lingkungan yang lebih baik untuk pengguna & produk, mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi dari penggunaan produk & layanan terhadap lingkungan & masyarakat sekitarnya.

Konsep ini juga mengarah pada mempertimbangkan dampak yang lebih luas pada seluruh ekosistem, seperti keseimbangan alam, sosial, dan ekonomi.

Pemahamantentang ecosystem membantu para desainer untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari produk / layanan yang mereka rancang & menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan yang tidak diinginkan & memperkuat interaksi antara manusia, teknologi & lingkungan.

Salah satu yang cukup intens membahas terkait ini adalah Michael Lewrick, salah satu bukunya dalam bukunya “The Design Thinking Playbook: Mindful Digital Transformation of Teams, Products, Services, Businesses & Ecosystems” mengemukakan bahwa business growth dapat dicapai melalui pendekatan design thinking yang berfokus pada pengembangan inovasi secara sistematis & berkelanjutan.

Business growth terjadi ketika suatu perusahaan mampu menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan & lingkungannya dengan cara yang lebih efektif & efisien dibandingkan dengan pesaingnya.

Untuk mencapai hal ini,berfokus pada 4 faktor utama;

✔️Value proposition: mampu menawarkan nilai tambah yang unik yang berbeda dari pesaingnya, dengan memahami kebutuhan & keinginan pelanggan.

✔️Business model: memiliki model bisnis yang berkelanjutan & menguntungkan secara finansial, dengan mempertimbangkan bagaimana menghasilkan pendapatan & mengelola biaya.

✔️Inovasi:terus berinovasi & mengembangkan produk, layanan & proses bisnis baru untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar yang berubah

✔️Ekosistem: harus membangun ekosistem yang kuat dengan melibatkan beragam mitra bahkan bisa jadi pesaingnya.

Yok bareng2 bikin kuat ekosistem bersama yok!

Menjadi Organisasi Pembelajar

Biar organisasi kamu jadi organisasi pembelajar, salah satu kerangka yang jadi favorit kami adalah Johari Window yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana persepsi diri dan persepsi orang lain dapat mempengaruhi hubungan interpersonal🥳

Konsep ini bermanfaat bagi organisasi pembelajar karena membantu individu dalam kelompok untuk memahami kondisinya & membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik🚀

Dengan memahami area- area terbuka (open), yang diketahui oleh diri sendiri & orang lain, serta area yang dirahasiakan (hidden) / tidak diketahui (unknown), individu dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan interpersonal & memperbaiki hubungan kerjanya🤝

Bisa juga membantu organisasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih terbuka, kolaboratif & efektif, serta membantu individu dalam kelompok untuk meningkatkan keterampilan interpersonalnya & mengembangkan diri secara profesional.

Gimana cara menerapkanya?🤔

✔️Self-assessment: Lakukan evaluasi diri secara objektif & jujur ​​tentang keterampilan & perilaku kita. Identifikasi area di mana kita merasa percaya diri & keahlian, serta area yang mungkin perlu ditingkatkan.

✔️Bicara dengan orang lain: Ajak teman, rekan kerja / atasan untuk memberikan umpan balik tentang perilaku, keahlian, & keterampilan kamu. Kita akan memperoleh persepsi orang lain tentang diri kita, termasuk apa yang mereka anggap sebagai kekuatan kita dan di mana Anda dapat berkembang.

✔️Menerima umpan balik dengan lapang dada & tanpa membenarkan atau membela diri. Dengarkan dengan seksama apa yang orang lain katakan tentang kita & coba untuk memahami sudut pandang mereka.

✔️Membuka diri: Bagikan informasi tentang diri kita dengan kelompok kerja yang akan membantu memperluas area terbuka (open) pada jendela Johari & mencipta lingkungan kerja yang lebih terbuka & saling percaya.

✔️Memperbaiki diri: Gunakan informasi dari proses Johari Window untuk meningkatkan diri. Fokus pada pengembangan keterampilan / perilaku yang perlu ditingkatkan & manfaatkan kekuatannaya untuk memperoleh hasil jadi lebih baik.🫡

Selamat berproses🤗

Business Thinking & Design Thinking

Business thinking dan design thinking adalah dua pendekatan yang berbeda dalam memecahkan masalah dan mengembangkan ide.

✔️Business thinking fokus pada pengembangan dan pertumbuhan bisnis dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, keuntungan, dan pasar.

✔️Sedangkan design thinking fokus pada pemahaman mendalam tentang pengguna dan menemukan solusi kreatif yang menyelesaikan masalah pengguna dengan cara yang efektif.

Bedanya antara business thinking dan design thinking adalah:

✔️Tujuan utama: Business thinking bertujuan untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan bisnis, sedangkan design thinking bertujuan untuk menciptakan solusi inovatif untuk masalah pengguna.

✔️Proses yang digunakan: Business thinking menggunakan metode analisis data dan strategi bisnis untuk mengembangkan dan mengoptimalkan bisnis, sedangkan design thinking menggunakan pendekatan empiris untuk mengembangkan solusi kreatif untuk masalah pengguna.

✔️Fokus pada pengguna : Design thinking memprioritaskan kebutuhan pengguna dan berusaha memahami perspektif mereka secara mendalam, sementara business thinking lebih berfokus pada kepentingan bisnis.

✔️Pembuatan keputusan : Business thinking mengutamakan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data dan strategi bisnis, sementara design thinking lebih mengutamakan pengambilan keputusan yang didasarkan pada pemahaman mendalam tentang pengguna dan berfokus pada solusi kreatif dan inovatif.

✔️Orientasi waktu : Business thinking lebih berorientasi pada jangka pendek, sementara design thinking lebih berorientasi pada jangka panjang dan keberlanjutan solusi.

Pastikan keduanya berjalan beriringan, business thinking maupun design thinking dapat saling melengkapi dalam pengembangan bisnis dan pengembangan produk yang sukses.

Keduanya bisa digunakan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang lebih baik dan menciptakan solusi yang lebih inovatif. Ayoo latih lagi skillnya! #tleecosociopreneur