OKR

Pengetahuan tentang parameter kemajuan adalah kunci untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien🚀

Terlalu sering, dalam upaya untuk mencapai kemajuan, kita justru bisa terjebak dalam perangkap-perangkat yang fokusnya justru fokus pada ukuran-ukuran yang tidak relevan😄

Ini adalah kesalahan yang sering terjadi dalam berbagai konteks, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia bisnis, individu atau organisasi lain pada umumnya😣

Masalahnya muncul ketika kita mulai terlalu terobsesi dengan parameter-parameter ini hingga hilang fokus pada tujuan utama✔️

Sebuah organisasi, mungkin ada tekanan untuk mencapai pertumbuhan pendapatan yang cepat. Memang sih, tujuan ini yang baik, tetapi masalahnya timbul ketika organisasinya terlalu fokus pada pertumbuhan pendapatan tanpa mempertimbangkan dampaknya pada keberlanjutan jangka panjang🤗

Parameter kemajuan yang sering salah dipilih adalah terkait pendapatan, yang seharusnya hanya menjadi salah satu dari banyak indikator yang digunakan untuk mengukur kesuksesan💲💲💲

Ada bahaya dalam mencari sumber daya sebanyak-banyaknya dalam upaya untuk mencapai kemajuan. Kita jadi cenderung berpikir bahwa dengan memiliki lebih banyak sumber daya, kita akan lebih mungkin mencapai tujuan kita. Padahal akibatnya justu bisa mengakibatkan pemborosan yang tidak perlu dan ketidakfokuskan dalam mencapai tujuan semula.

Parameter-parameter ini harus memberikan wawasan yang jelas tentang apakah kita berada di jalur yang benar atau perlu melakukan perubahan.🎉🎉

Menjaga keseimbangan antara mencari sumber daya yang diperlukan & operasional yang efisien. Mencari sumber daya ngga boleh menjadi obsesi yang mengganggu fokus pada tujuan. Sebaliknya, sangat penting memastikan bahwa sumber daya yang ditemukan digunakan dengan bijak untuk mendukung pencapaian tujuan🤝

Salah satu yang sering diungkapkan, adalah penggunaan OKR untuk memastikan tujuan dengan menyediakan kerangka kerja yang jelas, terukur, dan fokus untuk merumuskan, mengukur & mencapai tujuan, memahami prioritas, memonitor kemajuan, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan akuntabilitas dalam pencapaian tujuannya!🚀🚀🚀

Business Acumen

Jika kamu berada dalam sebuah organisasi, mana yang lebih penting? Organisasinya / anggotanya? layaknya kupu-kupu dengan dua sayapnya, keduanya menjadi penting karena mengepakkan sayap perlu keduanya untuk saling melengkapi, saling paham untuk terbang tinggi bersamanya.

Jika sama-sama penting, mana yang perlu didahulukan? Setiap orang dalam perahu organisasi penting atas rasa kepemilikan & punya kesadaran penuh, bahwa organisasi adalah kendaraan kemajuannya, perahunya. Maka yang didahulukan adalah menyelamatkan organisasinya, dibandingkan menyelamatkan dirinya.

Memastikan setiap anggota untuk paham bahwa organisasi adalah wadah tim untuk melaju sebagai kendaraan dalam menggapai tujuannya memang sebuah tantangan tersendiri. Menurunkannya kemudian menjadi teknis jadi tantangan berikutnya dalam memahamkannya. Hal ini dinamakan Business Acumen, apa saja atributnya?

1. Paham Financial:
Mampuan membaca & menginterpretasikan laporan keuangan.

2. Paham Pasar
Mengetahui target target, pelanggan, pesaing, tren industri & dinamika pasar

3. Kemampuan Analitis:
Mampu menganalisis data, mengidentifikasi tren. & mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.

4. Paham Operasional:
Memahami bagaimana proses operasional berjalan di dalam organisasi, termasuk rantai pasokan, produksi, distribusi & manajemen inventaris.

5. Pemahaman Strategis:
Pahami tujuan jangka panjang & rencana strategis organisasi serta paham bagaimana tindakan-tindakan saat ini berdampak pada pencapaian tujuan tersebut.

6. Berpikir Kritis:
Kemampuan untuk mempertanyakan, menganalisis & mengevaluasi informasi serta ide-ide.

7. Berkomunikasi:
Mampuan untuk menjelaskan konsep bisnis dengan jelas dan mempengaruhi orang lain dengan argumen yang kuat.

8. Kesadaran Resiko:
Paham risiko-risiko yang mungkin timbul & cara mengelolanya.

9. Kreativitas & Inovasi:
Mampu mengidentifikasi peluang baru, inovasi & ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan kinerja bisnis.

Setiap orang memastikan bahwa Ia paham atribut-atribut business acumen ini, hingga Ia mampu membuat keputusan yang lebih baik, mengelola risiko dengan lebih efektif, dan berkontribusi secara signifikan terhadap suksesnya organisasi.

Selamat Mengarungi Perubahan!

Sebuah perubahan justru penting dilakukan secara terukur, tidak juga dengan membuang-buang energi terlalu banyak didepan, karena nafas panjangnya digunakan untuk perjalanan yang panjang.

Merangkul para enthusiast dan visioner lebih penting menjadi perhatian utama diawal-awal perubahan, karena benih-benih perubahan diuji-coba disini, kegagalan pada kalangan ini tak membuatnya mundur tapi mendatangkan semangat memperbaikinya.

Menggandeng para sponsor perubahan, memberikan wadah bagi para inisator perubahan untuk saling menumbuhkan inisiatif dan mengorkestrasinya adalah perjalanan panjang. Tak ada yang instan dalam proses perubahan, apalagi melekatkannya pada manusia. Kekuatannya terletak pada seberapa frekwentif dan konsistennya angin perubahan dikenalkan, dicontohkan dan diperagakan pada periode waktu yang panjang. Perlahan tumbuh dan berdampak.

Keberhasilan sering tumbuh perlahan, karena diawal kegagalan akan jadi makanan sehari-hari, penting untuk melibatkan komunikasi yang efektif, menjelaskan alasan perubahan secara jelas, mengidentifikasi manfaat perubahan, melibatkan anggota kelompok dalam proses perencanaan, memberikan pelatihan yang dibutuhkan, dan memberikan dukungan kontinu untuk menginspirasi dan memotivasi anggota kelompok agar mereka merasa terlibat dan memiliki kepemilikan dalam perubahannya!

Selamat mengarungi perubahan!

Mindset Shifts for Organization Transformation

Mentransformasikan budaya menjadi tantangan paling berat karena melibatkan perubahan sikap, nilai, dan kebiasaan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Manusia cenderung terikat pada rutinitas & pola pikir yang sudah familiar, sehingga mengubah cara berpikir & bertindak dapat sulit diterima oleh sebagian besar orang.

Selain itu, proses transformasi budaya juga melibatkan banyak aktor & elemen beragam. Koordinasi & konsistensi dalam menghadapi tantangan ini bisa menjadi sulit karena masing-masing entitas memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda.

Selain itu, resistensi juga sering muncul. Orang-orang mungkin takut / tidak percaya terhadap perubahan tersebut, terutama jika mereka merasa perubahan tersebut akan mengancam posisi, keamanan, atau identitas mereka.

Tantangan lain adalah dalam mengukur keberhasilan transformasi budaya karena sifatnya yang abstrak & kompleks. Perlu komitmen jangka panjang & upaya bersama untuk mencapai perubahan yang signifikan & berkelanjutan.

Mentrasformasikan budaya organisasi, terutama dalam mindset shifting, menjadi tantangan paling berat karena adanya faktor-faktor kompleks yang terlibat di dalamnya. Kenapa ini menjadi tantangan yang berat?

✔️Keberlangsungan & konsistensi: Proses mindset shifting memerlukan kesabaran dan konsistensi dalam menghadapi perubahan sikap, keyakinan, dan perilaku karyawan.

✔️Resistensi terhadap perubahan: Mindset shifting bisa dianggap mengancam stabilitas dan rutinitas yang sudah dikenal, sehingga resistensi terhadap perubahan sering muncul.

✔️Budaya organisasi yang kuat: Budaya organisasi yang telah ada sejak lama & terkonsolidasi dengan baik dapat menghambat perubahan mindset.

✔️Kompleksitas manusia: Setiap individu punya pandangan, pengalaman &kepercayaan yang berbeda.

✔️Kepemimpinan & komitmen: Proses mindset shifting memerlukan dukungan penuh dari kepemimpinan tingkat atas.

✔️Pengukuran & evaluasi: sulitnya mengukur kemajuan & keberhasilan perubahan mindset secara objektif.

Meskipun tantangan ini nyata, upaya mindset shifting adalah langkah krusial untuk itu kesabaran, kerjasama & komitmen dari seluruh organisasi jadi penting agar berhasil proses transformasinya🚀

Pemetaan Stakeholders adalah Proses yang Berkesinambungan

Punya banyak kenalan? Teman hasil silaturahmi yang tak putus tentunya jadi kekuatan yang penting, modal keberhasilan dimasa datang. Coba deh rapihkan dengan memetakannya karena hal ini akan membantu organisasi untuk mengidentifikasi, memahami, dan berinteraksi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau pengaruh terhadap tujuan kita. Beberapa hal kenapa penting memetakan stakeholders;

🤨 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan: Memahami kepentingan dan perspektif berbagai pihak membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan & harapan mereka terhadap organisasi.

😎Mengurangi konflik: kita dapat mengidentifikasi potensi konflik kepentingan dan mengambil tindakan pencegahan untuk menguranginya.

🤩Mendukung pengambilan keputusan: jadi paham siapa saja yang terpengaruh oleh proyek atau keputusan tertentu membantu dalam mengambil keputusan yang lebih informasional & punya dampak positif.

🫣Meningkatkan komunikasi: bisa merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Gimana memulainya?

🚗Identifikasi stakeholders: Buat daftar semua pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh organisasi, termasuk individu, kelompok & lembaga.

🚙 Prioritaskan stakeholders: Tentukan siapa saja yang memiliki pengaruh atau kepentingan yang tinggi terhadap organisasi.

🚐 Kumpulkan informasi: Dapatkan data tentang setiap stakeholder, termasuk tujuan, kepentingan, posisi & tingkat pengaruh mereka terhadap tujuan kita.

🚕 Buat peta visual: Gunakan peta atau matriks untuk menggambarkan informasi yang dikumpulkan. Secara sederhana bisa gunakan sumbu X dan Y untuk menggambarkan tingkat kepentingan & pengaruhnya.

🚓 Analisis & tindakan: Analisis hasil pemetaan untuk mengidentifikasi kesempatan dan tantangan. Kemudian rancang strategi untuk berinteraksi dengan masing-masing stakeholder secara efektif.

Ingat yaa bahwa pemetaan stakeholders adalah proses yang berkesinambungan, dan kita perlu memperbarui peta tersebut seiring berjalannya waktu dan berubahnya kondisi organisasi.

Jangan putus silaturahmi yaa, pastikan tetap connected!🚀🚀

Mengelola Inovasi pada Model Bisnis

Bareng kawan-kawan Petani Milenial di Makassar, kembali membawa pemahaman bagaimana mengelola inovasi pada model bisnisnya. Model bisnis adalah kerangka dimana kita bisa mencipta sekaligus menangkap nilai.

Mencipta nilai ialah bagaimana kita dapat menghasilkan, memasarkan dan menyampaikan produk atau jasa. Sedangkan menangkap nilai adalah bagaimana kita bisa menghasilkan keuntungan (profit) dan pendapatan (revenue)

Walau terlihat sederhana dengan 9 bloknya, terdapat 4 bagian utama yang perlu kita pahami detail teknisnya. Yakni;

1. Operating Model: 🤼‍♀️
bagaimana rantai nilainya, model beban biaya dan organisasinya.

2. Value Proposition: 🏋🏻‍♀️
Segment kostumernya, bagaimana menghantar produk dan jasanya.

3. Market Model: 🎯
bagaimana kemampuan kita dalam proses pemasaran dan penjualan

4. Revenue Model: ⚓️
bagaimana model struktur pembiayaan termasuk investasi, cash flow dan keuntungan.

Agar lebih dalam, yok kita pahami dulu perbedaan-perbedaan istilahnya agar kita tak salah dalam merencanakannya;

1. Revenue vs profits 😎
pendapatan dihasilkan dari penjualan suatu produk. Keuntungan adalah jumlah bersih uang yang diperoleh setelah Anda membayar biaya penjualan dan pemasaran serta pengoperasian, mis. gaji, kantor, pemanasan, operasi

2. Resources vs assets 🚙
sumber daya adalah sesuatu yang kita bisa gunakan untuk mencapai suatu tujuan sedangkan aset adalah sesuatu yang bernilai – aset adalah istilah akuntansi untuk sesuatu yang bernilai, semisal sebidang tanah.

3. Creating value vs capturing value💲
menciptakan nilai adalah cara kita dalam menghasilkan sesuatu yang ingin dibeli pelanggan. Sedangkan menangkap nilai melibatkan penetapan harga, metode pengisian, dan bagaimana kita kemudian menghasilkan uang – keuntungan yang diperoleh saat pelanggan membeli.

4. Saluran distribusi vs saluran komunikasi🛵
Saluran distribusi adalah cara kita membawa produk atau layanan ke titik di mana pelanggan dapat membeli, misalnyadi rak di toko ritel atau di situs web. Saluran komunikasi adalah cara kita menjangkau pelanggan untuk memberi tahu mereka tentang produk kita dan memengaruhi mereka untuk membeli.

Selamat ngulik model bisnisnya yaa!
🚀🚀🚀

Membangun Konsistensi Mencapai Tujuan

Bersama kawan-kawan Banjarmasin, satu hal yang jadi isu utama berusaha adalah membangun konsistensi, hal paling menantang karena perlu dedikasi & disiplin yang konsisten untuk menjaga pola tindakan atau perilaku yang diinginkan.

Melakukan sesuatu secara terus-menerus, bahkan ketika kita tidak merasa termotivasi atau saat menghadapi tantangan jadi terasa sulit karena manusia cenderung terpengaruh oleh perubahan suasana hati, godaan, atau kesulitan yang timbul dalam perjalanan menuju tujuannya.

Tapi, konsistensi adalah kunci keberhasilan jangka panjang dalam banyak hal, baik itu mencapai tujuan pribadi, membangun hubungan yang sehat, atau mengembangkan keterampilan baru.

Untuk menjadi konsisten dalam bisnis, cobain ini deh:
1. Tentukan tujuan yang jelas, spesifik, terukur & realistis untuk bisnis kamu. Punya visi yang jelas akan membantu kita tetap fokus & termotivasi.

2. Buat rencana tindakan: rencana yang terperinci tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Jadwalkan tugas-tugas harian, mingguan & bulanan yang bisa dikerjakan secara teratur.

3. Prioritaskan pekerjaan: Identifikasi tugas-tugas yang paling penting & berdampak besar. Fokus sama hal-hal yang benar-benar penting & hindari terjebak dalam tugas-tugas yang tidak mendukung tujuan utama.

4. Jadwalkan waktu secara konsisten: Tentukan jadwal kerja yang konsisten & patuhi komitmen tersebut. Disiplin dalam mengatur waktu akan membantu kita menjaga konsistensi dalam melakukan tugas-tugas yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis.

5. Bangun kebiasaan sehat: Ciptakan kebiasaan yang mendukung keberhasilan, seperti bangun pagi, berolahraga & mengelola stres. Keberhasilan bisnis seringkali terkait dengan kesehatan fisik dan mental yang baik.

6. Evaluasi & adaptasi: evaluasi rutin terhadap kemajuan langkahnya. Identifikasi apa yang berfungsi & apa yang perlu diperbaiki. Jika ada perubahan yang perlu dilakukan, sesuaikan rencananya.

7. Jaga motivasi: Bisa berupa membaca, berinteraksi dengan mentor, komunitas, atau cari inspirasi dari pengusaha sukses lainnya.

Ingat yaa bahwa konsistensi adalah proses yang membutuhkan waktu & kesabarann hingga sampai tujuan.

3 Pilar Kepemimpinan dalam Inovasi

Mengelola inovasi memang perlu karakter kepemimpinan unggul, bisa menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan kemampuan adaptibilitasnya.

Tantangan pemimpin tentunya adalah bagaimana Ia bisa membangun budaya inovasi yang kuat, punya visi jelas tentang arah inovasi organisasi & bagaimana inovasi tersebut akan menghasilkan nilai tambah, menjalin kemitraan dengan para inovator, mengelola risiko inovasi, memiliki proses baik untuk mengelola risiko inovasi, menyediakan sumber daya yang cukup & mengukur kinerja yang tepat untuk memastikan bahwa inovasi organisasi berjalan dengan baik.

Selain itu, memang sepanjang hayatnya berkomitmen menjadi pembelajar dimana hingga semakin matang Ia menemukan perpaduan yang tepat dari setidaknya tiga kualitas penting dirinya:

✔️Pola Pikir Terbuka:
Pemimpin organisasi yang inovatif perlu siap untuk mengesampingkan gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya dari pemangku-pemangku kepentingan yang terlibat/karena struktur organisasi/perusahaan serta tugas-tugas yang ada.

Dengan demikian, ia akan memahami sudut pandang orang lain dengan memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka & perdebatan positif mengarah pada kebaruan-kebaruan. Mendengarkan pendapat orang lain, Menerima kritik secara konstruktif, perlu terus terbuka untuk belajar hal baru & mempertimbangkan opsi yang berbeda, toleran terhadap perbedaan, berbicara secara jujur dan terbuka. Pemimpin harus berani mengungkapkan pandangannya sendiri, sambil tetap terbuka terhadap pandangan orang lain

✔️Kemampuan untuk Mengelola Paradoks:
Pemimpin perlu mampu mengenali keberadaan paradoks dan memahami bahwa ada beberapa situasi di mana tidak ada jawaban yang benar atau salah. Paradoks dapat muncul dalam situasi seperti kecepatan vs kualitas, fleksibilitas vs stabilitas, inovasi vs efisiensi, dll.

✔️Kualitas Pribadi yang Tepat:
Memimpin inovasi tentu membutuhkan tingkat kepercayaan diri dan kerendahan hati yang tinggi. Belum lagi menuntut wawasan, keterlibatan, keingintahuan, dan tekad kuat yang akan menjadi karakteristik penting, terlebih mereka akan berkembang dalam ambiguitas & ketidakpastian.

Belajar sepanjang hayat yaa🤝

Istilah “DEIB” dalam Organisasi

Saya berbincang dengan salah satu tim, “Pak, rencananya kami satu tim akan satu kos bareng!” ungkapnya. Kemudian saya jawab, “Sebisa mungkin dihindari, karena dalam tim yang diperlukan justru keberagamannya, tetaplah memiliki pengalaman yang berbeda dari setiap individunya, apalagi kalian dari sumber yang sama selagi kuliah”

Keberagaman akan memperkaya peluang inovasi dalam sebuah tim dan membuat peluang-peluang inovasi akan terbuka. Mengelolanya dengan baik akan banyak meningkatkan performa, melahirkan kekayaan & modal besar lompatan-lompatan baru🚀

“An inclusive work environment is an environment in which people feel safe. They don’t have to be afraid to show their real personality, talents, and aspirations, but also their insecurities, doubts, & worries. It’s a place where everybody can bring their whole self to work and freely express their opinion” -Neelie Verlinden-

Istilah DEI (keberagaman (diversity), kesetaraan (equity) & inklusif (inclusion) mungkin belum terlalu populer, terminologi yang melekat pada ruang organisasi yang kaya keberagaman dalam proses kerjanya sehari-hari.

1.Ekosistem bukan Egosistem🤩
Ruang kerja perlu kaya dengan ragam pengalaman & aspek lainnya, jadi ekosistem belajar, mau saling belajar dari cara pandang berlainan. Banyak suara akan lebih baik karena kreatifitas mencuat & saling memperkaya.

2.Membangun kesadaran🥳
Ruang kerja kreatif sebagai ekosistem yang saling berhubungan. Keterkaitannya membuat penghuninya saling ingatkan dan kuatkan. Tumbuhnya kesadaran berkelompok ketimbang tumbuh silo masing-masing

3.Belajar dari pengalaman🫣
Tempat kerja yang baik bukanlah zona nyaman, tapi zona aman belajar. Dinamika kerja yang dinamis justru jadi asupan baik dalam proses inovasi. “Failure is good, lets celebrate!” hanya saja kesalahan baru yang ditemukan ya, bukan berulangnya kesalahan yang sama😎

4. Psychological Safety😙
Penting bagi tiap anggota untuk “feeling accepted, valued & connected” mencipta lingkungan dimana pikiran, ide & sudut pandangnya penting dan punya akses pada kesempatan yang sama & diperlakukan adil.

Pada akhirnya, DEI akan menghasikan belongin, rasa memiliki terhadap organisasinya. Gimana DEI kamu?

Business Acumen

Kemarin bersama tim membahas terkait Business Acumen. Bercerita bahwa idealnya seseorang dibayar bukan karena haknya saja telah menyelesaikan pekerjaanya, namun menjadi penting juga Ia juga didorong bersama-sama berkontribusi menemani proses membangun mimpi kedepan bersama organisasinya. Dilibatkan & terlibat membumikan visi bersama tim.

Dibayar sesuai dengan pekerjaannya. Kalimat ini sering muncul hingga jadi kerap terjadi beberapa bagian individu enggan “going to the extra miles” bertindak beyond, apalagi menemani organisasi mengakselerasi visinya masa depannya.

Mengelola tim untuk ikut berlari dan tidak sekedar bekerja menunaikan hal rutin adalah keterampilan yang perlu dikuasai leaders. Bagaimana membuat setiap anggotanya meletupkan energinya & bergerak maju bergerak karena purpose, juga bahagia karenanya.

Bukan sekedar bergerak karena kebutuhan survival atau kebutuhan dasar. Atau sekedar bergerak karena dipancing adanya reward & punishment semata. Mendorong tim untuk memiliki motivasi level 3 memerlukan ekosistem kerja berupa organisasi pembelajar. Dialog-dialog berkualitas menjadi syarat penting kala pekerjaan berlangsung, ketimbang sekedar menyelesaikan pekerjaan.

Mendorong tim untuk bergerak karena purpose menjadi skill wajib pada leaders. Menggerakkannya menuju imajinasi (visi) yang terinternalisasi serta dirasakan bersama kepemilikannya. Menjadi kebutuhan yang tak lepas dari semangat setiap individu dalam tim. Proses transisi ini dinamakan sebagai proses perubahan, jangan lupa ada waktu yang jadi perantara perubahan.

Jika digambarkan dalam garis lurus, ada dua bagian yakni bagian yang menggambarkan apa yang telah Ia kerjakan, dan bagian lainnya adalah apa yang Ia kontribusikan dan perjuangkan kedepan untuk visi bersama bisnisnya.

Bagi leaders, menjadi coach yang baik bagi timnya dengan memberikan ruang belajar dan ruang tumbuh untuk meningkatkan motivasi, keterampilan dan konsistensi pengembangan kapabilitas kontribusinya adalah hal yang tak bisa lagi dihindari.

Business acumen knowledge is far more than just financial acumen and is crucial for the workforce because it helps your team understand the impacts of their roles – Bill Hall