Pendekatan Experiential Learning
Di tengah derasnya arus teknologi dan kehadiran kecerdasan buatan (AI) di dunia pendidikan, peran guru justru semakin penting, bukan sebagai penyampai materi, tapi sebagai
Seorang akademisi dan penggerak inovasi sosial yang konsisten membangun ekosistem kolaboratif berbasis empati, keberkahan, dan transformasi. Sebagai dosen di Universitas Padjadjaran dan pendiri The Local Enablers, ia mengintegrasikan pendekatan design thinking, inovasi berpusat pada manusia (human-centered innovation), dan pembelajaran berbasis tantangan (challenge-based learning) dalam pendidikan tinggi, pemberdayaan masyarakat, serta perancangan kebijakan publik. Dengan komitmen pada nilai-nilai kebermanfaatan dan integritas kolektif, Dwi aktif menjembatani dunia akademik, komunitas, dan sektor strategis untuk melahirkan solusi berdampak yang relevan terhadap tantangan zaman dan berpihak pada kemaslahatan bersama.
Buku Terbaru
Buku Ini berisikan banyak kata kunci untuk kita bersiap di era perubahan. Akan sangat cocok buat kamu yang memang mencari beragam sudut pandang dan tools untuk melakukan proses transformasi. Kata-kata kunci masa kini dan keterampilan masa depan banyak terkemukakan disini.
VUCA, Lead, Change, Agile, Business Agility, Happy Manifesto, Liberating Structure , Transformasi, Shift, Collaboration, Mindset Shifting, Networking, Design Thinking, The Jobs To Be Done , Purpose Making, Golden Circle, Berpikir Sistem, VUCA-TUNA, Flywheel, Future Thinking. Pitch, Problem‑Fit Solution, Business Model, Inovasi, Goals Management, OKRs, Feedback Culture, Kreatif, Clarity, U-Shaped Team, Impact, Scrum, Education
AI bukan pengganti berpikir. Ia hanya alat bantu.
Belakangan ini, AI menjadi semacam mantra sakti: seolah semua masalah bisa selesai asal pakai AI. Banyak wirausaha berlomba-lomba “meng-AI-kan” bisnisnya tanpa sempat bertanya,apa sebenarnya
Dipakai Sekali, Disimpen Seumur Hidup
Dipakai Sekali,Disimpen Seumur Hidup. Di balik logika sederhana “lebih murah beli alat cuci mobil daripada bolak-balik ke carwash,” tersimpan ironi yang menggambarkan kegagalan memahami
Oleh-oleh Jumat dari Istiqomah
Oleh-oleh Jumat dari Istiqomah Indonesia ini bukan negara miskin. Kita punya tanah yang subur, laut yang luas, tambang yang tak habis-habis. Tapi entah kenapa,
Penting jadi bisa, tapi lebih penting jadi paham
Penting jadi bisa, tapi lebih penting jadi paham Capek-capek belajar ini itu, bisa semua hal, kerja keras siang malam, tapi ujungnya mentok. Kenapa? Karena
Effectuation
Saya ditelpon salah satu lulusan terbaik, Mario. Sekarang dia lagi serius ngerintis usaha pertanian. Tapi di tengah jalan, dia mulai goyah. “Teman-teman saya udah
Dalam Ketidakpastian,Ada Allah yang Pasti
Dalam Ketidakpastian,Ada Allah yang Pasti”
Kajian bersamaUstadz Abdurrahman Zahier | Luarsekolah Di tengah menurunnya angka pertumbuhan ekonomi, banyak dari kita mulai merasa gelisah: bagaimana jika
Tak Sekadar Berangkat—Tapi Bersepakat
Tak Sekadar Berangkat—Tapi Bersepakat Banyak kolaborasi gagal bukan karena niat buruk, tapi karena sejak awal tidak ada pijakan bersama. Orang-orang datang dengan semangat, tapi
Pelindo Innovation Award
Saya masih mengingat awalnya, tujuh tim dari berbagai penjuru Tim Inovator Final Pelindo IDEA, INCUBE, Implemented & ALPI SPTP Group datang membawa ide-idenya. Mereka
Sisi Lain Hustler: Sebuah Retrospective
Sisi Lain Hustler: Sebuah Retrospective Kondisi organisasi yang tidak punya sistem meritokrasi yang sehat, di mana peran, panggung, dan pengakuan tidak didasarkan pada kontribusi