Peta Produktifitas

Kerja mulu, kayak bener aja! 🤣, celotehan yang kerap ,muncul karena sering kali waktu kita habiskan bekerja tapi tak kunjung menghasilkan.

Jika kamu merasakan hal tsb, coba lihat deh peta produktifitas yang menerangkan terkait bagaimana seseorang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya👋

Efisiensi, merujuk pada kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin dalam rentang waktu tertentu. Ini melibatkan beberapa komponen penting seperti keterampilan (skill), alat (tools), disiplin, kesehatan, dan sistem. Keterampilan seseorang, yang meningkat melalui pengulangan dan latihan, memainkan peran penting dalam menentukan efisiensi. Alat-alat, termasuk teknologi seperti AI, serta template dan ketajaman mental, membantu mempercepat proses kerja & mengurangi kesalahan😵‍💫

Disiplin juga jadi faktor penting dalam efisiensi. Tingkat disiplin seseorang hari ini sering kali merupakan hasil dari keputusan sulit yang diambil di masa lalu. Keputusan-keputusan ini membentuk kebiasaan dan pola pikir yang kuat, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan untuk tahan godaan dan tetap fokus pada tujuan 🤩

Kesehatan, baik fisik maupun mental, juga ngga kalah penting. Memantau jam kerja & mengatur waktu dengan baik adalah kunci untuk menjaga energi & konsentrasi. Sistem atau struktur yang mendukung efisiensi kerja, seperti jadwal kerja yang teratur & penggunaan metode manajemen waktu yang efektif, tentu berperan signifikan biar outputnya meningkat 🤔

Di sisi lain, efektivitas mengukur seberapa besar hasil atau output yang diperoleh dari usaha atau input yang diberikan. Ini ngga cuma tentang seberapa banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan, tapi juga tentang seberapa besar dampak atau nilai dari pekerjaan tsb. Efektivitas sering kali juga penting dikaitkan dengan kemampuan untuk bisa mendapatkan umpan balik yang konstruktif🫨

Umpan balik ini dapat berasal dari data yang diperoleh selama proses kerja atau dari orang lain, seperti kolega atau atasan, bahkan mentor! Umpan balik membantu perbaikan berkelanjutan & peningkatan kualitas kerja. Dari sini akan banyak mengenalkan pada High-leverage Opportunities untuk menghasilkan dampak signifikan dalam jangka panjang👏👏

Dilema Dalam Organisasi

Dalam organisasi, sering kali kita dihadapkan pada berbagai dilema yang tidak terduga. Situasi-situasi ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menghambat perkembangan usaha yang kita bangun dengan susah payah. Berikut adalah beberapa contoh dilema yang kerap terjadi diantaranya;

1. Orang Kepercayaan Vs Orang Kompeten 🤨
Pernahkah kamu merasa usaha atau organisasi yang kamu tumpangi berasa kacau karena terlalu percaya pada orang kepercayaan ketimbang yang kompeten? Kasus nyata ini banyak terjadi pada bisnis keluarga atau organisasi yang tidak berkembang. Sang pemilik, CEO atau pejabatnya lebih percaya pada orang “kepercayaannya” dari lingkup keluarga yang ternyata tidak kompeten. Kepercayaan memang penting, tetapi tanpa kompetensi, organisasi akan berujung babak belur jangka panjang, ya tapi buat orang oportunis kepentingan jangka panjang itu ngga penting sih😜

2. Mencari Uang Vs Mencari Ilmu 🫨
Selama ini sekolah mengajarkan kita untuk mencari ilmu agar punya banyak uang. Pernyataan yang lebih tepat yang mana?
a).Mencari ilmu untuk mencari uang,
b) Mencari uang untuk mencari ilmu? 
Tersesat dalam menerjemahkan tujuan kerap membawa keadaan yang dilematis. Memliih pilihan A, tentu akan punya banyak uang, tapi kemudian tak punya waktu. Kerja Kerja Kerja. 

Coba dibalik cara berpikirnya, bagaimana jika sebenarnya tujuan sejatinya ikhtiar mencari uang adalah untuk kemudian dipergunakan untuk mendapatkan ilmu? hingga dalam kehidupan kita selalu menyisihkan waktu hingga meluangkan waktu untuk belajar, meluaskan wawasan jadi prioritas🤯

3. Keluasan Harta Vs Keluasan Ilmu🧐
Kita sering meminta kelimpahan harta, tetapi lupa bahwa yang lebih penting diperluas adalah cakrawala ilmu & hati. Pikiran luas dan hati yang semakin lapang akan membawa kapasitas diri & membawa kebahagiaan sejati. Prosenya bertahap dengan konsisten belajar.

Keluasan kuantitatif (baca; harta) memang kerap lebih menggoda karena bersfat visual dari pada hal-hal kualitatif. Meluaskan cakrawala berpikir akan medatangkan kapasitas berpikir yang membaik, hanya saja ini tidak instan, perlu proses konsisten tiada akhir, gas🫡

Saatnya belajar lagi🚀

More Vs Less

“Rasanya sudah kerja keras, tapi kok nggak selesai-selesai? Bayangkan jika setiap usaha kecilmu bisa menghasilkan dampak besar tanpa harus merasa lelah dan kehabisan waktu. Itulah kekuatan Barokah dalam hidup kita!” 🎁

Koefisien Barokah dalam Produktivitas

Koefisien Barokah dalam produktivitas menggambarkan bagaimana berkat dari Allah dapat memperbesar hasil usaha kita.

Dalam formula sederhana Muhammed Faris:
β(Energi) x β(Fokus) x β(Waktu) = β(Hasil),

di mana koefisien β melambangkan Barokah yang meningkatkan efektivitas setiap elemen usaha kita.

Misalnya, seseorang yang memulai hari dengan doa dan niat baik sering kali merasakan bahwa waktu mereka terasa lebih panjang dan produktif. Pekerjaan yang biasanya memakan waktu lama dapat diselesaikan dengan cepat dan hasilnya lebih memuaskan.

Dalam konteks pekerjaan, Barokah bisa berarti hubungan kerja yang harmonis dan keputusan strategis yang tepat, yang meningkatkan efisiensi dan hasil kerja. Seorang profesional yang bekerja dengan jujur dan berdedikasi serta berdoa untuk kesuksesan yang halal sering kali melihat kemajuan karier yang signifikan, berupa promosi dan peluang baru.

Barokah juga mempengaruhi aspek non-material seperti ketenangan batin dan kebahagiaan. Orang yang hidup dengan Barokah dan mencari Ridha Allah cenderung merasa lebih damai & puas dengan kehidupan mereka, meskipun secara material mungkin ngga berlebihan.

Untuk meraihnya, penting banget untuk memulai tiap tindakan dengan niat ikhlas mencari Ridha Allah, memperbanyak doa & dzikir, berbuat baik kepada orang lain, menjaga kejujuran & integritas, menjaga hubungan baik. Menuntut ilmu dengan niat memperbaiki diri & membantu orang lain juga bisa bawa keberkahan dalam pengetahuan yang kita peroleh.

Bersyukur dan bersabar dalam menghadapi ujian hidup akan membuka pintu rezeki dan keberkahan lebih lanjut. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat meraih Barokah yang akan meningkatkan produktivitas dan membawa hasil yang eksponensial, menjadikan setiap usaha kecil menghasilkan dampak besar dan berkelanjutan. Mencari dan mempertahankan Barokah adalah kunci untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan dan bermakna dalam hidup.❤️

Fixed Vs Flexible

Bayangkan sebuah perusahaan taksi terkemuka di Indonesia tiba-tiba menghadapi pesaing baru yang revolusioner. Inilah yang dialami Bluebird ketika Gojek muncul dengan model bisnis berbasis aplikasi. Alih-alih panik dan berubah tergesa-gesa, Bluebird memilih jalan berbeda—berubah dengan hati-hati dan terstruktur🙏🏻

Perubahan dalam organisasi bukanlah hal mudah. Banyak yang berpikir perubahan bisa cepat dilakukan, tetapi perubahan yang tergesa-gesa sering kali membawa kekacauan. Transformasi sukses memerlukan waktu, perencanaan, dan tahapan yang jelas🎯

Bluebird menyadari perlunya perubahan untuk bertahan. Mereka mulai dengan menilai kebutuhan perubahan dan menetapkan visi serta strategi yang jelas. Langkah ini memastikan semua orang dalam organisasi tahu mengapa perubahan diperlukan dan apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan pemahaman solid, mereka bisa memulai perjalanan perubahan dengan percaya diri😎

Bluebird kemudian mengimplementasikan strategi yang direncanakan. Mereka meluncurkan aplikasi pemesanan taksi online dan bekerja sama dengan platform digital lainnya. Ini bukan langkah mudah, tetapi mereka memastikan semua orang dalam organisasi terlibat dan mendukung perubahan ini. Komunikasi efektif menjadi kunci memastikan semua anggota tim memahami perubahan dan peran mereka dalam proses ini🤩

Namun, implementasi saja tidak cukup. Bluebird fokus memastikan perubahan tertanam dalam budaya organisasi. Mereka memberikan pelatihan tambahan kepada karyawan dan terus mengevaluasi untuk memastikan perubahan berjalan sesuai rencana. Penguatan perubahan ini penting agar transformasi yang dilakukan berkelanjutan dan bukan sementara🤓

Kini, Bluebird berhasil bertransformasi menjadi bagian ekosistem digital modern. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan model bisnis baru yang relevan dengan kebutuhan zaman. Transformasi ini menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan hati-hati dan terencana bisa membawa hasil luar biasa🎉

Kisah Bluebird mengajarkan bahwa perubahan tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. Dengan pendekatan terstruktur dan sabar, perubahan bisa menjadi jalan menuju kesuksesan & pertumbuhan berkelanjutan❤️

5 Japanese Techniques

Dalam dunia inovasi yang cepat berkembang, keterampilan kepemimpinan adalah kunci bagi terjadinya perubahan positif & sampai dengan tujuan. Yok kita coba gabungkan lima teknik Jepang—Kaizen, Shoshin, Kintsugi, Ikigai, dan 5S Philosophy—biar bisa lebih komprehensif jadi katalis kemajuan🚀

a) Kaizen menekankan perbaikan berkelanjutan melalui perubahan kecil. Ini mendorong pemimpin untuk terus mencari cara meningkatkan proses, produk & layanan. b) Prinsip Shoshin, atau “pikiran pemula,” melengkapi Kaizen dengan mengajarkan keterbukaan terhadap ide-ide baru. Organisasinya dipimpin dengan pertanyaan, pengamatan, sekaligus mendengarkan, mencipta lingkungan yang menghargai kreativitas, eksploratif!🇮🇩

Saat menghadapi tantangan, c) Prinsip Kintsugi mengajarkan kita melihat kegagalan sebagai kesempatan belajar. Filosofi ini membantu tim melihat setback sebagai bagian dari perjalanan inovasi, membangun resiliensi & semangat untuk terus mencoba. Ini sejalan dengan Kaizen yang mendorong perbaikan berkelanjutan, di mana setiap kegagalan justru peluang untuk tumbuh📈

Yang paling terkenal tentu d) Ikigai, berarti “alasan untuk hidup,” membantu individu menemukan tujuan mereka. Membantu tim menemukan keseimbangan antara apa yang mereka cintai, kuasai, dibutuhkan & bisa berpenghasilan karenanya, ini meningkatkan motivasi & keterlibatan. Menguatkan budaya Shoshin, di mana tiap anggota merasa dihargai & termotivasi untuk berkontribusi dengan ide-ide inovatif🎯

e) 5S Philosophy menawarkan metodologi untuk menjaga lingkungan kerja efisien, bersih & aman. Prinsip menyortir, menata, membersihkan, standarisasi & mempertahankan menciptakan tempat kerja yang teratur & kondusif untuk berinovasi. Lingkungan kerja yang teratur, bersih tidak cuma meningkatkan efisiensi tapi juga memberikan ruang bagi kreativitas untuk berkembang, memperkuat penerapan Kaizen dan Shoshin✈️

Coba deh teknik ini, bikin budaya jadi lebih bisa saling dukung perbaikan & terjaga keberkelanjutannya, eksploratif, kreatif, resilien, tahu makna, jadi optimal hasilnya. Teknik-teknik penting sekali jadi referensi agar bisa membantu mengelola tim dengan lebih efektif & mendorong inovasi yang punya dampak & sustain!🥊

The Barakah Effect

Sering kali istri saya berkata, “Wah, saya menikahi seseorang dengan Hustle Culture!” Kemudian banyak terjadi argumen terkait itu, karena ada banyak perbedaan yang tak terlihat terutama dari aspek niat, tujuan, fokus, dan hal lainnya.

Membuka buku “The Barakah Effect” oleh Mohammed Faris rasanya menggambarkan apa yang perlu dijelaskan terkait ini. Budaya Barakah dan Hustle Culture adalah dua pendekatan hidup yang sangat berbeda. Pendekatan Barakah berpusat pada Allah SWT dan didorong oleh tujuan serta dampak positif, sementara pendekatan Hustle berpusat pada ego dan kesuksesan pribadi. Individu dengan pendekatan Barakah lebih fokus pada kehidupan setelah mati dan mencari penerimaan dari Allah SWT, berbeda dengan mereka yang lebih berorientasi pada hasil dunia.

Pola pikir berkelimpahan membuat seseorang merasa cukup dan bersyukur, sedangkan pola pikir kelangkaan membuat mereka tidak pernah puas dan selalu mencari lebih banyak. Fokus dalam pendekatan Barakah membantu seseorang tetap konsentrasi pada tugas, sementara dalam pendekatan Hustle, gangguan sering mengalihkan perhatian mereka. Individu yang mengikuti pendekatan Barakah didorong untuk senantiasa bersyukur dan menghargai ketenangan serta presence-nya saat ini, sedangkan mereka yang lebih mencari pengakuan dan merasa perlu untuk selalu sibuk.

Rasa tanggung jawab dan akuntabilitas tinggi dibandingkan dengan rasa hak dalam pendekatan Hustle. Usaha kecil tapi konsisten lebih dihargai dalam pendekatan Barakah, sementara pendekatan Hustle cenderung mengutamakan perubahan besar dan sering berpindah-pindah fokus.

Memahami perbedaan ini akan membantu menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna, mengarahkan kita untuk lebih menyelaraskan tujuan hidup dengan nilai spiritual, mempraktikkan syukur, fokus pada kualitas, mencari ketenangan, mengembangkan pola pikir kelimpahan, membangun tanggung jawab, dan melakukan usaha kecil yang konsisten. Menyelaraskan profesionalisme dengan pendekatan Barakah memerlukan komunikasi terbuka, diskusi tentang tujuan serta nilai bersama, dan kesadaran untuk bekerja dengan integritas serta dedikasi untuk mencapai kesuksesan yang seimbang dan punya makna yang dalam❤️

Teoritis Vs Konkret

Selalu gemas dan tersenyum simpul dengan kawan-kawan yang bilang kongkretkan dong! Ah kamu kebanyakan konsep!

Ada sesuatu hal yang paling kami senangi dalam ekosistem ini, yakni bergagasan, kemudian merangkainya menjadi gambaran besarnya, melengkapi dengan strategi membangunnya dengan cara-cara baru serta menginventarisir simpul-simpul katalisatornya.

Sering kali juga kami dianggap teoritis, dan atau bahkan terlalu banyak nge-gas bereksperimen. Justru kami berupaya menyeimbangkan, menyandingkan gagasan dengan eksprimennya dengan segera.

Istilah kongkret justru sangat erat dengan ekosistem kaya gagasan ini. Namun yang membedakannya adalah, dibalik ini ada kerangka-kerangkan berpikir yang digunakan. Basis ilmu pengetahuan, pendekatan-pendekatan dan model yang teruji secara saintifik justru sangat bermanfaat untuk memastikan kerbehasilan sebuah implementasi gagasan.

Setiap eksperimen dibuatkan cakrawala waktunya, setiap kemenangan dirancang probabilitasnya agar semakin besar dengan memastikan simpul-simpul mana yang akan disentuh agar bisa tercapai percepatannya, serta yang paling penting juga dalam sebuah yang kongkret itu adalah kesungguhan merawat keberlanjutanya.

Kongkret itu bukan aktivitas tabrak lari atau langsung jadi, namun tertuang dalam konsistensi menjaga imajnasi hingga terwujud nyata. Ada proses membangun yang tak hadir dalam sekejap.

Satu hal lagi, proses & konsistensi itu penting dalam menghadirkan sebuah formulasi program kongkret, lebih penting lagi adalah memahami bahwa tak ada formulasi yang sama bagi setiap masalah yang berbeda. Kongkret itu adalah wujud nyata bahwa kita bersama-sama mewujudkan formulasi terbaik & mendekatkan dengan tujuannya masing-masing.

Kami tak suka mendikotomikan antara teori dan aksi, kami memilih memadukannya. Ilmu pengetahuan selalu menjadi bahan belajar terbaik diramu bersama dengan pengalaman. Agar proses dijalankan antara wisdom dan keberanian membuatnya bisa berakselerasi.

Bagaimana versi konkret kamu?

Skripsi & AI

Melihat berbagai feeds di TikTok yang menawarkan AI untuk mempercepat tugas, bahkan mengerjakan skripsi, menimbulkan kekhawatiran. Proses pendidikan bukan sekadar untuk lulus dan menyelesaikan skripsi, tetapi lebih penting adalah perjalanan dan proses belajarnya. Keterampilan, nilai, cara berpikir kritis, kepemimpinan, dan berbagai nilai lainnya diperoleh melalui proses pendidikan yang tidak dapat digantikan oleh AI.

Jika mahasiswa hanya fokus pada hasil akhir tanpa menghargai proses, mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan penting untuk masa depan. Penggunaan AI atau jasa joki untuk menyelesaikan tugas akademik mungkin memberikan hasil instan, tetapi tidak akan memberikan pemahaman mendalam dan keahlian yang dibutuhkan.

Pendidikan adalah tentang membangun fondasi kuat untuk masa depan. Ketika keterampilan ini tidak dikembangkan melalui proses belajar yang sebenarnya, masalah akan muncul di masa depan. Kesuksesan sejati bergantung pada apa yang kita pelajari dan kembangkan dalam diri kita, bukan pada alat atau teknologi. AI bisa menjadi alat hebat untuk mendukung pembelajaran, tetapi tidak boleh menggantikan proses pendidikan itu sendiri.

Lulus bukan sekadar output kuantitas seperti lulus cepat, IPK tinggi, dan terbitnya publikasi. Yang lebih utama adalah memastikan angka-angka tersebut muncul karena kualitas yang dibangun melalui proses yang baik. Proses belajar yang mendalam akan menghasilkan angka-angka tersebut dengan sendirinya, mencerminkan kualitas yang sesungguhnya.

Ketergantungan terhadap AI menjadi mengkhawatirkan. Yok! Proses belajar inilah yang membentuk kita menjadi individu kompeten, punya integritas & siap menghadapi tantangan masa depan. Jadikan teknologi sebagai katalis pembelajaran, bukan pengganti. Tetap fokus pada perjalanan belajar, karena masa depan kesuksesan terletak pada keterampilan dan nilai yang kita tanamkan dalam diri melalui proses tersebut.

Myopia Temporal

Bayangkan sekelompok nelayan yang sangat fokus pada tangkapan ikan mereka. Mereka bekerja keras, menebar jala, dan menarik hasil tangkapan dengan antusias. Namun, karena terlalu sibuk dengan tangkapan, mereka lupa memperhatikan arah perahu dan kondisi sekitar. Akibatnya, perahu mereka menabrak karang dan karam, menghancurkan segala upaya yang telah mereka lakukan.

Analogi ini menggambarkan gimana kita sering terjebak dalam kepentingan jangka pendek tanpa melihat ke depan. Seperti nelayan yang terlalu fokus pada tangkapan mereka, kita juga bisa terlalu fokus pada tujuan-tujuan kecil sehari-hari, sehingga kehilangan pandangan tentang tujuan besar kita.

Dalam teori manajemen, ini dikenal sebagai “myopia temporal” (kebutaan waktu), kecenderungan untuk lebih memfokuskan pada hasil jangka pendek dibandingkan jangka panjang, ketidakmampuan untuk melihat atau mempertimbangkan hasil jangka panjang dari suatu tindakan, sering mempengaruhi keputusan kita. Otak kita sangat fokus pada kepuasan jangka pendek dari keputusan kita, dan kita tidak melihat lebih jauh dari itu. Kemudian kita hidup untuk menanggung konsekuensinya.

Studi menunjukkan bahwa manusia cenderung mengalami “diskon temporal”, yaitu menilai hasil yang lebih dekat waktunya lebih tinggi daripada yang jauh di masa depan. Ini sering membuat kita mengambil keputusan yang menguntungkan saat ini tetapi merugikan di masa depan. Mengapa otak kita cenderung bias terhadap kepuasan segera? Myopia temporal tidak akan hilang, tapi manusia sangat bisa melatih diri untuk berpikir jangka panjang. Ancaman terbesar bagi kita saat ini muncul dari kurangnya kemampuan berpikir jangka panjang.

Jika kita merasa tak puas dalam kehidupan pribadi atau bisnis, kemungkinan besar itu akibat keputusan myopik kita. Daniel Goleman dalam “Emotional Intelligence” menulis bahwa kita harus “menunda kepuasan.” Jika sadar benar tentang ini, kita bisa menggabungkan visi jangka panjang dengan tindakan jangka pendek yang terarah. Jangan biarkan kepentingan jangka pendek bikin kita tersesat dan karam. Tetap fokus, seimbangkan tujuan, dan raihlah keberhasilan jangka panjang dengan langkah kecil yang terarah🎯

Kuantitas yang dikejar, bukan Kualitas

Saat ini, banyak yang menjadi besar karena kuantitas yang dikejar, bukan kualitas. Ngeri🥹

Tujuan hidup kita adalah menjadi manusia berkualitas, bukan berkuantitas, nyaris tak pernah dengar istilah ini kan? Namun saat ini Ironisnya, banyak yang kini lebih fokus mengejar kuantitas tanpa peduli kualitas, saling berlomba mengumpulkan kuantitas tanpa pertimbangan nilai-nilai, yang penting jadi besar atau berada di puncak!

Fenomena ini ngga cuma terjadi pada individu, tetapi juga pada banyak institusi. Banyak lembaga lebih bersemangat mengejar kuantitas daripada kualitas. Kenapa? Bisa jadi karena angka-angka & statistik lebih mudah diukur serta ditampilkan sebagai bukti sukses. Tapi, apa benar ini bisa mencerminkan pencapaian yang sejati? Apa artinya punya banyak kalau yang dimiliki tak punya nilai?🫨

Mengubah paradigma ini memang menantang. Memahamkan bahwa tujuan akhir adalah kualitas, bukan kuantitas adalah perjalanan panjang, ngerinya ditengah jalan proses membangun kualitas sering kali terbegal☠️

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita perlu memantaskan diri. Ini artinya ada proses menempa diri agar punya kualitas yang baik, sedangkan kuantitas menjadi akibatnya, awas terbalik ya!🧐

Memantaskan diri bukan cuma tentang mencapai standar tertentu, tetapi juga tentang pengembangan diri yang terus menerus, belajar tanpa henti, memperbaiki kesalahan, dan terus berusaha menjadi versi terbaik kita.🤩

Teori klasik dari Aristoteles tentang “Eudaimonia” atau kebahagiaan sejati menyatakan bahwa kualitas hidup yang baik berasal dari proses aktualisasi & pengembangan potensi. “Quality is not an act, it is a habit,” dikembangkan secara konsisten pada tiap aspek kehidupan.

Pada akhirnya, “kuantitas mungkin bisa mengisi ruang, tetapi hanya kualitas yang bisa mengisi jiwa”, menemukan makna yang dalam pada setiap langkahnya, dan setiap jejak yang dibuat akan bertahan selamanya.🚀