Model Bisnis Inovatif Masa Depan

Di era Pandemik sebagian besar perusahaan tentunya saat ini mulai memiliki model bisnis baru, sudah mulai paham dan melesat. Ke depan memang menjadi penting membangkitkan model bisnis inovatif. Coba dengan kerangka bisnis ini, bagaimana menemukan lagi bisnis kita yang sempat turun & bounce back, melesat lebih kencang!

Harus menjadi apakah kita?

Dalam hal menghasilkan produk inovatif
1.Market Explorers
Membuka potensi pasar baru, erilaku pasar yang berubah, begitu banyak pasar dan peluang.

2.Gravity Creator
Mengunci kesetiaan konsumen. Jangan ragu temui konsumen, komunikasi dengan baik dan bangun hubungan yang erat, kunci kesetiaannya dan bangun trustnya.

3.Channel Kings
Bagaimana membangun secara inovatif & hubungan pelanggan yang kuat. Menjadi raja pada saluran-saluran yang ada untuk membangun konektivitas yang kuat. Jangan ragu belajar dan memahami beraham karakteristik pelanggan kita menggunakan saluran-saluran yang menjadi preferensi mereka.

Dalam membentuk tim & aktivitasnya
1.Resources Castles
bagaimana organisasi kita menjadi gudangnya sumberdaya, terhubung dnegan banyak pihak saling mengisi hingga sulit ditiru

2.Activity Differentiators
Bagaimana menjadi berbeda dengan konfigurasi aktifitas yang inovatif. Ngga cuma produk, tapi konfiggurasi dari organisasi dan aktifitasnya yang inovatif.

3.Scalers
Menjadi usaha, menjadi tumbuh adalah hal penting. Maka sebagai organisasi inovatif mencari jalan untuk tumbuh dengan cara-cara baru adalah poin penting. Era digital menyediakan begitu banyak cara-cara tumbuh dan melesat.

Finansial
1.Cost Differentiators
ini biasa juga dikatakan sebagai Backstage Disruption, dimana perubahan radikal diperlukan dengan bagaimana nilai diciptakan.

2.Profit Formula Disruption
Bagaimana menaikkan keuntungan dalam cara yang kreatif. Bisnis inovatif justru hadir dengan cara & menghasilkan keuntungan, beragam jalan dan sistem perlu

3.Revenue Differentiators
Bagaimana menangkap nilai yang lebih baik dengan eksplorasi cara-cara barunya. Jadi profit tidak lagi hadir dengan cara-cara tradisional.

Coba ke sembilan dalam The Invicible Business, urai satu persatu dan coba aksi-nyatakan & melompat ke level selanjutnya!

Model Bisnis Sosial yang Mutakhir

Menyeimbangkan antara bisnis dengan visi sosial jika dituliskan memang mudah, dalam pelaksanaannya memang perlu ketekunan dalam menyeimbangkan berbagai aspeknya.

Bisnis sosial memang kerap kali dipertanyakan terkait bentuknya, karena masih banyak juga yang masih terkotak-kotakkan bagaimana seharusnya bisnis berjalan.

Di era penuh disrupsi dimana yang hadir bukan saja produk-produk inovatif tapi justru model bisnisnya yang kerap kali lebih jenius & keterhubungan antar aspeknya kompleks. Terutama bagaimana bisa melahirkan beragam cara monetisasi atau menghasilkan profit yang sering kali jadi tabu dalam perspektif kegiatan sosial tradisional.

1. Kegiatan sosial tradisonal berada pada sisi paling kiri, Murni kegiatan sosial, pendanaan hibah, donasi atau dana abadi, jika sedikit bergeser ke kanan mulai menambahkannya sedikit pendapatan dari beragam penjualan charity.

2. Bisnis Sosial atau Social Entreprise, secara potensial dapat berjalan secara mandiri dimana >75% pendapatannya dari penjualan produk dan jasa yang melibatkan penerima manfaatnya menjadi faktor produksi atau salah satu rantai pasoknya.

Secara sempurna kondisi sebuah Bisnis Sosial akan dicapai jika keuntungannya kemudian diinvestasikan kembali. Bisnis sosial juga dapat menjadi usaha yang Mission-driven untuk menjadi bisnis yang menguntungkan.

Konsep profit dalam bisnis sosial adalah salah satu pilar dari 3 pilar utamanya yang tidak dapat dipisahkan yakni Triple Bottom Line People, Planet dan Profit.

3. Sisi paling kanan, Bisnis Tradisional. Jika lebih dekat pada zona hijau di tengah maka akan banyak berupa CSR atau upaya filantropis. Namun masih di zona bisnis tradisional karena pembiayaannya kerap kali berasal dari usaha-usaha yang murni berorientasi keuntungan.

Dari mana baiknyanya memulai Bisnis Sosial, bisa dari ketiganya, jika lebih mudah dari Charity mulailah dari sana & bergerser pelan-pelan ke tengah.

JIka mulai dari usaha yang murni karena keuntungan, maka secara bertahap pulalah bergeser ke tengah dengan sedikit demi sedikit menjadi usaha yang Mission-driven bisnis namun menguntungkan.

Jika dari tengah? Bisa juga! Mulai saja dulu, yang penting eksekusi 😀

Selamat berproses!

Business Plan vs Business Model

Mengembangankan Model Bisnis memang diperuntukkan bagi validas model bisnis. Berbeda dari Business Plan, merancang Model Bisnis memang dialamatkan untuk banyak melakukan validasi. Menuntut founder dan timnya untuk mau melangkah keluar dan berbicara dengan konsumen dan calon-calon konsumennya secara nyata.⁣

Yang membedakannya lagi dengan Perencanaan bisnis adalah Model Bisnis adalah fokus yang tertuju pada input, dibukanya kesempatan untuk menerima proses-proses validasi. Prosesnya juga dimulai dengan sederhana dengan membangun purwarupa.⁣

Jika dalam Perencanaan Bisnis biasanya membatasi asumsi dengan data yang sesuai, di model bisinis justru ditekankan mengubah sudut pandang menjadi sudut pandang konsumen yang tervalidasi. ⁣

Goals utama model bisnis adalah validasi, sedangkan Business Plan adalah pendanaan. Model bisnis diluncurkan dengan proses yang customer-proven, beda dengan perencanaan bisnis yang menekankan pada kemungkinan apa yang akan terjadi dimasa depan.⁣

Nah untuk itu, kita perlu paham dalam proses valdasi model bisnis. Dalam model bisnis ada 3 bagian penting, Desirebily, Feasibilty dan Viability, ⁣


Proses Validasi I⁣
Pastikan Disirability.⁣
Apakah sudah Problem-solution Fit? Kemudian apakah proses Akuisisi pelanggan sudah mampu melahirkan rentensi? (Inget lagi Marketing funnel yaa!)⁣

⁣Proses Validasi II
Pastikan Feasibilty⁣
Coba cek lagi ketersediaan dan keterjangkaua sumberdaya, teknologi, aktivitas dan mitranya. Cukupkah dapat dibangun dan diaktivasi, cukup kuatkah?⁣

Proses Validasi I⁣II
Pastikan Viability.⁣
Proses paling menantang nih! Membuat Revenue Models dan berstrategi terkait costnya.⁣

Selamat belajaar!⁣