Petani Postmodern

Selalu menarik membicarakan pergeseranā£ jaman. pergeseran juga artinya mengandung konsekwensi perubahan nyata yang harus diantipasi, dilakukan/ bahkan segera berkontemplasi merumuskan gagasan untuk mengisinya hingga jauh ke depan.ā£ā£ā£
ā£ā£


Membuka lagi buku Pertanian Post Modern karyaĀ @i.setiawan73Ā di bagian apa saja paradigma & indikator dominan daya saing ke belakang & masa depan. Ke depan pada hakikatnya, daya saing tidak terletak pada produk atau layanan, tapi melelat pada pelakunya dalam bentuk kecerdasan bersaing. ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Penting bagi para pelaku dan atau organisasi mengembangkan kecerdasan bersaing (Competitive Intelegence), yakni program sistematis untuk memperoleh & menganalisis informasi tentang aktivitas para pesaing & kecenderungan bisnis (Kahaner,1999)ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Ngga bisa lagi mengelak, bahwa Kecerdasan Bersaing jadi hal paling fundamental dimiliki tiap individu, bukan hanya pemilik bisnis, tapi tim & ekosistemnya punya Business Acumen yang baik. Tiap organisasi mesti punya parameter kemandirian ini, termasuk memastikan manajemen pengetahuan sebagai komponen penting organiasinya.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
ā£ā£ā£1. Jauh beda dengan masa lalu, di era pra industrial, daya saing berbasiskan pada sumber daya alam (Adam Smith, 1887),ā£ā£ā£
ā£ā£ā£2. Era transisi dimana keunggulan geografis, diferensiasi teknologi, efisiensi, stok aset jadi parameter daya siang (Hall,1980), ā£ā£ā£
ā£ā£ā£3. Tahun 1990an Porter mengemukakan konsep Competitive Advantage, persaingan berada pada rantai nilai, kapabilitas, akses pelanggan & ukuran pasar.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£4. Coyne, Ghemawat & Day dalam artikelnya tahun 1986-88 menekankan bahwa daya saing dipengaruhi oleh kebutuhan pelanggan, mempertimbangkan pesaing, memperhatikan keahlian, menciptakan keunggulan, kompetenti inti, konsolidasi sumberdaya, keahlian & daya adaptasi.ā£ā£ā£
ā£ā£5. Barney 1991, Srivastava 2013. Beda lagi! Jaman ini menekankan kreatifitas, keunikan, inovasi lokal, keragaman modal sosial, networking, trust & kolaborasi.ā£ā£
ā£ā£ā£
Jelas tak bisa lagi bergerak dengan paradigma & ukuran lama, ke depan adalah kreativitas dan kekuatan kolaborasi. ā£Sebuah catatan sarapan pagi bergizi, Buku Pertanian Postmodern šŸš€šŸš€ā£ā£
ā£ā£ā£
Kamu sudah bergerak berubah?

Habit of Mind & Unlearn Capabilityā£


ā£ā€œMas, konten yang disampaikan saat ini bisa jadi tidak relevan lagi 5 tahun ke depan. Tapi Habit of Mind & Point of View yang dikembangkan dalam diri mereka akan jadi bekal bagi mereka sebagai lifelong learner menghadapi kecepatan & kompleksitas perubahanā€ Cuplikan pembicaraan saya dengan Mas Hary, seorang Psikolog.ā£ā£
ā£ā£
Entah mengapa pembicaraan ini muncul setelah beberapa waktu terakhir kami mendapatkan pengalaman luar biasa melatih isi kepala dengan beragam keterbukaaan, setelah kemarin berbicara tentang optimis VS pesimis. ā£ā£
ā£ā£
Pertarungan yang memakan energi adalah pertarungan cara berpikir. Habit of Mind diajarkan beliau tadi, betapa pentingnya memiliki seperangkat keterampilan menyelesaikan permasalahan secara efektif dalam hidup & membantu mencapai mimpi jangka panjang dengan meluaskan wawasan, ketekunan, kreativitas & keahlian. ā£
ā£

Pemahaman & penerapan ā€œHabit of Mindā€ berfungsi menyediakan kebutuhan diri akan keterampilan bekerja dalam kehidupan nyata & membekalinya untuk merespons dengan menggunakan kesadaran, pemikiran & strategi diupayakan untuk mendapatkan hasil yang positif.ā£ā£
ā£ā£
Nyaris setiap hari kami melakukan brainstroming, memberikan ruang untuk membangun kapasitas & cara berpikir yang tepat agar adaptif dengan perkembangan jaman. Setiap kejadian yang menimbulkan keresahan, kecurigaan atau ketakutan biasanya kami bedah langsung dengan membuka multi-perspektif baru.
ā£ā£
Kesalahan cara berpikir sering kali berakibat pada banyaknya momentum yang tertutup hingga tak jadi melompat. ā£
ā£
Kemiskinan memang bermula dari cara berpikir,hanya saja perlu esktra kerja keras melatihnya, membentur-benturkannya dengan persona yang berbeda yang memiliki keluasan wawasan yang lebih besar, lebih berpengalaman sehingga sesuatu yang “suspicious” dapat terhubungkan logikanya. ā£ā£
ā£ā£
Belajar naik kelas dalam berpikir sebenarnya menjadi mudah, menjadi pembelajar sepanjang hayat juga sebenarnya mudah. Seorang Futuris Alvin Toffler pernah menulis, ā€œThe illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn and relearn.ā€ā£ā£
ā£ā£
Sudah mencoba How to unlearn then relearn?

Networked Civilization?

Melaksanakan serba daring, mendadak online, hingga lupa membangun esesnsi dasarnya bisa jadi sebuah hal yang tak baik bagi keberlanjutan. Bertemu para sesepuh media beberapa waktu lalu, juga dengan beberapa kawan pendidik yang banyak bercerita bahwa model bisnisnya baru saja meng-online-kan aktivitasnya, tidak secara fundamental mengalihkannya secara daring.

Cara kerja memang sudah total berubah, sebagian besar individunya sudah kadung menikmati perubahan ini. tapi belum banyak juga individu atau usaha dan atau institusinya yang siap, terlebih jika ada ā€œGeneration Gapā€ disana. Transformasi digital memang bukan sekedar peralatan baru dengan penggunaan tekonologi digital semata. Ada beberapa tantangan terberat dalam proses transformasinya, budaya! 60% institusi memandang budaya organisasinya menghambat proses ini (Capgemini, 2020) ini di negara maju loh yaa, bayangkan di negara kita.

Untuk upaya-upaya kita, mencetak keberhasilan transformasi digital memang yang paling menantang adalah ā€œputting digital front of mindā€ ketika merencanakan dan merancang bagaimana kita dapat mengakses produk dan layanan. Ini tidak berarti meninggalkan saluran-saluran tradisional yaa, tetapi menyadari bahwa saluran itu tidak akan lagi jadi saluran utama bagi orang-orang yang terhubung dengan kita.

Ada satu hal menarik, kata Lewie Allen, seorang Technologistā€ ā€œCustomers are able to trust you more as an organisation if you are open about the idea that you are building something that is ever changing and that you require and want their input in making it better for them,ā€

Beda sekali dengan prinsip masa lalu, hingga pola interaksi justru akan meningkatkan proses inovasi, jauh dari silo dan ketertutupan. Kalo dari pengalaman-pengalaman lalu, memang hal ini jadi tantangan meng-empower anggota tim untuk berkomunikasi lebih intensif satu sama lain, terlebih dengan klien. Beberapa hal yang penting segera berlatih agar kita sungguh-sungguh bertransformasi apalagi tibalah kita sudah di era Networked Civilization, walau kerap banyak organisasi masih terjebak di Industrial Revolution:)

Yuk kita lompat lagi! #agilitytransformation

S.T.U.P.I.D

Menjadi bodoh dalam perspektif lain itu menjadi penting, artinya kita mau mendengar, mau mengerti dan banyak memahami setiap hal yang kita hadapi. ā£ā£
ā£ā£
Menjadi pintar terkadang kita menjadi sosok sombong yang sama sekali menempatkan diri mengetahui segalanya. Sulit menurunkan egonya untuk mau bertanya latar belakang sebuah pendapat meluncur dari kepala orang lain. ā£ā£
ā£ā£
Mau mengerti, menyimak dan memahami menjadi senjata paling penting dalam pergaulan sehari-hari. Mengeluarkan energi tanpa mau menyimak artinya sia-sia. Keluarkan energi untuk menempatkan diri pada posisi apa kita dapat berkontribusi dalam sebuah konteks akan lebih baik dan menghasilkan sebuah langkah baru. ā£ā£
ā£ā£
Kita hadir bersolusi untuk menyatukan kepingan puzzle kita yang berbeda-beda. Puzzle milik kita sama-sama penting, tidak ada yang tidak penting. Tinggal mencari dimanakah posisi kita, terkait siapa menempatkan kepingan kita dengan tempat yang tepat terlebih dahulu itu adalah hal biasa, setiap orang punya waktunya.ā£ā£
ā£ā£
Hari ini tak sengaja membuka buku lama tahun 2015, ā€œStupid Marketingā€ tulusan Sandy Wahyudi dkk seakan-akan mengingatkan kita untuk tetap bodoh, sehingga kita tetap mau mencari dan belajar. Dalam buku ini terdapat kata-kata bahwa menjadi bodoh adalah penting. Stupid adalah sebuah proses menuju kemenangan menurutnya. ā£ā£
ā£ā£
S; Searching Opportunity, ā£
T; Theoretical Research,ā£
U; Utilize Idea, ā£
P: Penetrate Market , ā£
I; Implementation, ā£
D; Do Review. ā£
STUPID! ā£ā£
ā£ā£
Bodoh dalam perspektif lain adalah sebuah proses pencarian dari sebuah peluang yang hadir, dikuatkan dengan berbagai temuan keilmuan dan teori yang sudah ada, menggunakan kemampuan ideasi yang gila, mencobanya dilapangan secara nyata, dan mengevaluasi dan restrospeksi atas prosesnya. Begitu seterusnya untuk merasa bodoh dan memperbaikinya secara berkelanjutan. ā£ā£
ā£ā£
Merasa bodoh juga melatih kita untuk tetap berkeinginan tahu, menghargai pihak lain serta untuk tidak lelah berproses. Bodoh dan tetaplah belajar.ā£ā£ Mari berlatih bersama.
ā£ā£
#janganlelahberproses

Kaum Berpengalaman

Mendapati kisah dari sebuah ruang bicara awal minggu lalu, tampak sebuah diskusi panas antar generasi. Rentang perbedaan mereka lebih dari 15 tahun, dari sebuah institusi yang tampaknya terlambat dalam regenerasi SDMnya. ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Mengamati luncuran kalimat kaum ā€œberpengalamanā€ yang melabeli begitu banyak kesalahan dilekatkan pada generasi mudanya. Masih terkejut diera ini masih ada mereka yang begitu ringan meluncurkan aneka ragam kalimat & hukuman yang seakan-akan layak untuk dilekatkan, dicari hingga dalam, ah saya sedih melihatnya.
ā£ā£ā£
Hukuman bagi kesalahan mungkin adalah hal biasa di masa lalu, tapi kami memlilih berpandangan lain. Kesalahan adalah sumber belajar. Hingga peran bagi yang lebih dewasa adalah membimbingnya dengan tulus. Memberikan ruang iteratif perbaikan kapasitasnya, memberikan panggung baru bagi ā€œgeneration nextā€ untuk berlatih & memilih percaya walau minim pengalaman.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Memberikan kesempatan belajar adalah hal yang mudah dilakukan, tapi sulit dalam kenyatannya, apalagi jika terjadi kesenjangan generasi didalamnya. ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Panggung-panggung tampak kokoh dipegang kaum berpengalaman, tak heran kemudian anak muda banyak menghadirkan banyak panggung baru yang tak eksis dimasa lalu, tapi meledak sukses saat ini.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Dalam perjalanannya, kaum berpengalaman yang mengelu-elukan era emasnya sering kali juga lupa bahwa dirinya perlahan tak lagi relevan & tertinggal jauh dari kemajuan karena mempertahankan cara-cara lamanya.ā£ā£
ā£ā£
Generation Gap dalam kamus Cambridge diterangkan sebagai ā€œa situation in which older & younger people do not understand each other because of their different experiences, opinions, habits, and behaviourā€ā£ā£
ā£ā£ā£
Perbedaan cara yang signifikan kerap mengundang banyak letupan panas dalam interaksi beda generasi.ā£ā£
Tampaknya, inilah era dimana chaos banyak terjadi & semakin sering, seiring makin canggihnya dunia.ā£ā£ ā£
ā£
Kedua generasi memang idealnya saling paham. Apa dikata, ideal tak selalu hadir dalam kenyataan, hingga muncullah ā€œThe New Normalā€, kala tak sepenuhnya menyadari era berubah, tak sadar esok terbangun dalam ketertinggalan. ā£Saat ini, Learn & Unlearn menjadi keterampilan yang paling penting untuk dikuasai!

Masih penasaran? yuk, kita diskusi.

Fuzzy Front End

Seringnya bertemu Mang Roiz & Kang Indra, kawan dekat yang seringkali mengerjakan project IOT bareng, selalu dekat dengan kata ā€œ iterasiā€. ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Diawal sebuah project sering kali merasa sungguh berantakan, tidak jelas & berat. Hal ini ternyata memang lazim terjadi, fase dinamakan sebagai ā€œFuzzy Front Endā€. yeaay! artinya kita ga aneh2 amat dong selama ini! ā£ā£ā£
ā£ā£ā£

Fase memusingkan adalah awal baik dalam sebuah proses inovasi, apalagi jika dikelola baik! Berkaca dari beberapa proses menghilirkan riset menjadi implementable & memberikan dampak, beberapa kejadian ini tampak serupa polanya. ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Pagi ini saya mencari literatur yang merujuk apakah fase kusut diawal project ini memiliki dasar teoritisnya? Apa saja titik kritisnya hingga bisa berhasil? Ah ternyata ada 17 faktor bagaimana fase ini agar berhasil dikonversi menjadi pengetahuan & keberhasilan (Henrik FlorĆ©n). ā£ā£ā£
ā£ā£ā£

1. Coba saja gagasan yang visioner!
2. Bumikan agar memungkinkan dieksekusiā£ā£ā£
3. Perbaiki idenya & pilah-pilah gagasannya
4. Libatkan konsumennya dari awal
5. Ekplorasi data dengan tim & tetap libatkan konsumennya
6. Kerjasama tim lintas fungsi yang kompak
7. Libatkan juga senior / atasan
8. Pre tes dulu teknologi yang akan digunakan
9. Selaraskankan dalam strateginya
10. Definisikan produk dengan baik
ā£ā£ā£11. Kerja sama eksternal agar dapat insight yang bagus
12. Belajar dari pengalaman tim
13. Prioritaskan proyekā£ā£ā£nya
14. Hadirkan manajemen proyek & manajer proyek
15. Tumbuhkan budaya organisasi yang kreatifā£ā£ā£
16. Cross-functional team!
17. Renacanakan portofolio produk!
ā£ā£ā£
Kondisi fuzzy ini selalu hadir, tinggal komitmen berproses melaluinya, bukunya Kevin Duncan “Smart Thinking” menuliskan ā£ā€The Fuzziness never really leaves as long as you are attempting to do something newā€.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
fase pusing itu selalu ada, kecuali memilih hal-hal ā€œBusiness as usualā€ aja. Jadi jika menemukan kesulitan santai aja!ā£ Budaya kreatif terbaik adalah melatih untuk terbiasa nyaman pada aneka ragam ambiguitas.

Celebration Grids

Membaca tulisan Prof Teresa Ambel dari Harvard Business School pagi ini, teringat lagi setiap kegagalan yang pernah dialami, atau setiap momen dimana melihat tim berulang kali mengulangi kesalahannya, hahaha.

Dalam bukunya ā€œThe Progress Principle: Using Small Wins to Ignite Joy, Engagement, and Creativity at Workā€ menggambarkan bagaimana keseharian kerja bisa berdampak pada tim. Dari 200 organisasi penelitiannya menemukan tujuh katalis penting untuk mempengaruhi persepsi dan progres yang positif yakni:ā£
ā£
1. Clear Goalsā£
2. Memperkenankan otonomiā£
3. Menyiapkan sumberdayaā£
4. Memberikan waktu cukupā£
5. Memberikan bantuanā£
6. Belajar dari masalah dan keberhasilanā£
7. Memperkenankan ide mengalirā£
Memenuhi ke-7 hal diatas memang sangat menantang! Tapi dicoba pelan-pelan :Dā£

Satu lagi buku yang menarik, ā€˜How to Change the Worldā€ & ā€œManagement 3.0ā€ mengafirmasi bahwa kita justru akan banyak belajar ketika tak dapat memprediksi apakah sebuah eksperimen akan menghantarkan kita pada outcomes yang baik atau buruk. Dalam kata lain, setiap kegagalan & kesuksesan, keduanya diperlukan buat belajar.ā£
ā£
Satu budaya yang perlu dibudayakan adalah; Celebrate Failure! Nah ternyata ada tools bagus dari Jurgen Appelo nih!, namanya Celebration Grid! Dari tiga kelompok ini, budaya manakah yang paling sering kamu temui dalam tim kamu?
ā£


1. MISTAKE THEN LUCKY
2. EXPERIMENT THEN LEARNED!
3. PRACTICES THEN SUCCEEDED!

ā£kemudian cek gridnya yaa
C; Praktek yang baik mengarah pada keberhasilan, ā£
B; Kita bereksperimen kala yak tau akan berhasil/tidakā£
E; Dengan semua eksperimen, ada peluang gagal/berhasil.ā£
F; Ada hal-hal berwarna abu-abu, dimana terkadang praktek-praktek yang baik bisa gagal juga.ā£
D; Kita menghindari kesalahan karena seringkali mendatangkan kegagalanā£
A; Terkadang, kesalahan yang mengejutkan mendatangkan keberuntungan.ā£
ā£

Dari ilustrasi ini,menggambarkan dimana budaya kerja kita berada? Apalah budaya kerja kita banyak mengandalkan keberuntungan, eksperimen atau mengerjakan praktik-praktik yang benar?ā£ Hayoo yang jujur yaa
ā£

Business Agility

Melatih Agility di saat pandemik benarā€‘benar terjadi di organisasi kami. Sungguh merasakan bagaimana bongkar pasang model bisnis dan mengiterasinya.ā£ Geserā€‘menggeser posisi, memasangā€‘masangkan unit bisnis, menggontaā€‘ganti peranan dan mengubah cara komunikasi menjadi perjalanan menarik sebuah Agile Organization, apalagi dalam situasi sulit (baca: serba menantang) ini.

Berbagai tantangan silih berganti hadir sahut menyahut, kemudian melatih respon bersama agar tetap optimis dengan menghadirkan solusi yang segera dieksekusi.ā£
ā£
Disisi lain, berperan disebuah institusi besar yang jauh berbeda dengan iklim organisasi anakā€‘anak muda. Perubahan yang cepat akan menjadi sangat sulit diterima organisasi yang konvensional, dinamikanya terlalu dinamis jika direspon organisasi bisnis yang tak membudayakan keterbukaan dan agilitas.ā£
ā£
Konsep Business Agility dimasa tak jelas ini menjadi penting. Jika mentor Business Agility saya @putiretnoali mengatakan ā€Business Agility is the ability of an organization to realize and sustain its full potentials regardless of the changes happening in the internal and external environmentsā€ā£šŸ™‹ā€ā™€ļø
ā£
Konsep ini menarik, karena menekankan pada kemampuan adaptibilitas untuk mencapai aneka outcomes, inovasi dengan menyelenggarakan kepemimpinan yang efektifšŸ—
ā£
Sore ini saya #mainkeruko , menyaksikan sekelompok anak muda mempraktekkan konsep ini, kesehariannya dipenuhi dengan gagasan bagaimana menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas, terharu dibuatnya. Meski mengusung kemampuan Agilitas tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak juga semudah seperti ketika begitu terkesan dengan konsep keren Agility ini. Pada kenyataannya, menumbuhkan budaya baru ini berdarahā€‘darah juga, karena harus mengubah budaya yang dibawa individuā€‘individunya masingā€‘masingšŸ¤’
ā£
Belajar banyak secara nyata bersama kawanā€‘kawan @thelocalenablers , terimakasih banyak proses dan progressnya, menjadi acuan kuat bahwa teori ini sangat mungkin direplikasišŸ˜Ž
ā£
Terimakasih juga pada ratusan kelompok usaha yang selama 3 bulan terakhir berproses bertransformasi bersama memperbaiki prosesā€‘proses bisnisnya bersamaā€‘samašŸš€šŸš€šŸš€
ā£
ā£ #agilitytransformation

Dangerous People

Beberapa tipe yang bisa diklasifikasikan berbahaya buat organisasi kamu terutama dalam Product Management yaa, yang tak terasa akan membawa kita menjauh dari Goals yang sudah disepakati bersama. Perumpamaan memilih tipikal hewanā€‘hewan ini menarik!

Hippo!
Highest Paid Personā€™s Opinion, kelompok ini banyak terjadi pada organisasi yang ketika diskusi banyak didominasi oleh individu yang memiliki gaji tertinggi di organisasinya, bisa Founder atau CEO. Tapi sesungguhnya, ini jangan sampai terjadi karena iklim inklusif yang inovatif justru akan tergerus, apolagi jika opininya menjauh dari visi dan objective. Jika HIPPO ini ngga sejalan dengan Objective bisa jadi kita akan tenggelam.

Wolf!
Working on Latest Fire, golongan anggota tim yang hanya menyisakan sedikit waktunya untuk fokus. Melompatā€‘lompat dari masalah satu ke masalah lain. Wolf akan merusak fokus tim dan efektifitasnya. Jangan lompatā€‘lompat! Fokus barengā€‘bareng!

Rhino!
Really Here in Name Only.
Ini juga banyak terjadi dilingkungan kita, dia ada cuma nunggu gajian. Duh! Mungkin Ia bekerja, tapi tak tau Ia mengerjakan apa, menuntaskan apa. Mungkin Ia tak banyak mengganggu keputusan yang tak diambil, tapi Ia juga tak banyak membantu menuntaskanya. Memiliki proses yang secara jelas prioritas serta didefinisikan prosesnya akan membantu semua anggota tim paham bagaimana pengambilan keputusan dibuat dan beri mereka kepercayaan diri untuk secara aktif terlibat.

Zebra!
Zero Evidence But Really Arrogant. Zebra selalu berpikir bahwa Ia tau segalanya menurut instingnya dari pada fakta sebenarnya. Agar menghindari tipikal individu ini, maka organisasi perlu sungguhā€‘sungguh punya data untuk mengambil keputusan yang tegas.

Tipikal ini bukan saja buat orang lain di tim kita, tapi janganā€‘jangan kita juga sering kali menjadi tipeā€‘tipe ini dalam organisasi, atau bahkan sempat mengalaminya secara berbedaā€‘beda pada project yang berbeda. Waktunya belajar lagi!

#agilitytransformation
#okrs