Mengapa kritik sangat baik bagi kreatifitas & inovasi? Salah satu resep paling populer pada era konvensional untuk melakukan inovasi adalah dengan “menghindari kritik” karena diyakini kritik akan membunuh aliran kreativitas & antusiasme sebuah tim.

Tumbuhnya aversi terhadap kritik telah menyebar secara signifikan dalam 20 tahun terakhir, terutama melalui para Design Thinkers. Sekitar tahun 1999, gerakan Design Thinking meluas karena menjelaskan aturan utama dari proses bergegasan adalah kita perlu bisa “menunda penilaian” / “defer judgment”

Contoh praktisnya, ketika seseorang mengusulkan sebuah ide, sudut pandang / temuan yang berbeda, hindari menjawabnya dengan ‘Ya, tapi…’ yang menunjukkan kekurangan dalam gagasan tersebut. Formula kalimat “Ya, Tapi” akan sangat memungkinkan melewatkan gagasan yang inovatif.

Kita coba formula tanggapan lain berupa “Ya, dan”, meski formula ini bisa memperkaya ide aslinya, dampaknya adalah pada hilangnya umpan balik kritis. Berbahaya bagi proses inovasi. Tim akan kehilangan kesempatan mendalami ide aslinya, membawanya bergerak maju tanpa kemajuan. Kalimat yang terbentuk akan mengarahkan pada rasa kolaborasi dangkal & kompromi yang melemahkan ide. Padahal hasil studi menunjukkan bahwa tim yang efektif tidak akan menunda refleksi kritis, mereka justru mencapai efektifitas dengan meciptakan ruang-ruang kritik.

Verganti & Norman, 2019 menuliskan formula “Ya, tapi, dan.” Formula ini akan mengundang bergabungnya kritik terbaik dengan ide terbaik. Sebuah gagasan akan mendapatkan umpan balik yang konstruktif atas kekuranannya (“tetapi”), kemudian menyarankan cara yang mungkin untuk mengatasinya & menghasilkan Ide baru (ini adalah “dan”). Hal yang sama juga bisa dilakukan oleh penggagas hingga bisa mengembangkan hasil baru yang lebih baik.

Kritik itu sangat baik, jika dilakukan dengan semangat berdialog yang sehat. Tiap orang bisa ikut serta dengan ragam sudut pandangnya. Interaksi semestinya berlangsung konstruktif, dengan siklus dialog kritis yang dalam, mengarah pada ide terobosan koheren. Jangan anti juga dengan pengkritik apalagi melabelinya dengan “sugan teh pinter” 😀 hingga menutup ruang-ruang diskusi hangat & membangun!

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *