Bacanya Pelan Pelan

Warning; Bacanya pelanā€‘pelan ya

Belajar dari Model Paradigma Perubahan, API. Banyak banget belajar bagaimana membedakan apa itu Proses Bisnis, Model Bisnis & Enablers? bagaimana merancang perubahannya yang baik. ā£
ā£
Model ini menggambarkan bagaimana mengawinkan Taktik, Operasi & Strategi, yang ternyata akan melahirkan pemahaman keterpaduan apa saja yang perlu dilakukan & siapkan untuk melahirkan perubahan.ā£
ā£
Apa yang perlu dilakukan? Merancang taktik, operasi & strategi!ā£
ā£


Taktik adalah serangkaian tindakan untuk melahirkan produk yang menjadi solusi bagi kebutuhan. Ingat, SOLUSI yaa. Taktik kemudian dilanjutkan jadi Operasi, menerjemahkan bagaimana solusi dibumikan. ā£
ā£
Irisan Teknik & Operasi melahirkan kebutuhan siapa yang akan tampil sebagai Enablers? Agent of change yang mampu menerjemahkan keinginan menjadi proses operasi. Maka menumbuhkan simpulā€‘simpul perubahan menjadi penting, tak dapat dipotong prosesnnya, tumbuhkan!ā£
ā£
Operasi diterjemahkan dengan startegi yang baik, agar terwujud sesuai visi semula. Irisan antara Operasi & Strategi adalah Proses Bisnis, diukur perkembangannya KPIs
ā£
Proses Bisnis mengikuti Staregi, biasanya ini akan mengawal tiap inisiatif bergerak selaras dengan goalsnya, biasanya kami menggunakan Objective Key Results (OKRs) untuk memastikan selaras dengan goals yang diinginkan.ā£
ā£
Sedangkan taktik & strategi dijabarkan dengan Model Bisnis. Dengan Model Bisnislah, kita jadi paham bagaimana eksekusi (sekaligus mengukurnya) & sumber daya apa saja yang diperlukan (Resources). ā£
ā£
Dalam irisanā€‘irisan tsb, maka akan timbul tiga aspek yang penting untuk melakukan proses transformasi, ā£
1) People (Enablers) ā£
Menghadirkan para pemberdaya agen perubahan, ā£
ā£
2) Proses Business (Proses) ā£
Menghadirkan kemajuan diukur dengan angkaā€‘angka kuantitatif kemajuanā£

3) Business Model (Transformasi) ā£
Menghadirkan kematangan, proses transformasinya diukur secara kualitati.ā£
ā£
Jika dilhat keseluruhan, proses ini mengawinkan 2 teknik berpikir yang saling melengkapi 1) Design Thinking pada sisi Taktik, Startegi & Model Bisnis , 2) Critical Thinking pada sisi Operasi, Strategi & Proses Bisnis!ā£

The Jobs To Be Done

Karena memang saat ini pelanggan susah dimengerti kadangā€‘kadang kita bertanya ā€œMemangnya mereka pengennya apa sih? sampai jualan aja susah, mereka tuh maunya apa?

Sebuah teori yang dulu merujuk pada Persona, biasanya membawa kita untuk selalu memahami satu individu tertentu tapi lupa melihat konteksnya. Terjebak fokus persona dengan apa saja kendala, kesukaannya, apa tren di lingkungannya seperti apa yang negatif apapun yang positif kemudian apa yang dia takuti atau apa yang diharapkan dari sisi pribadinya. Komponenā€‘komponen inilah yang selalu jadi pertimbangan bagaimana caranya agar kita benarā€‘benar memahami si pengguna produk.

Ternyata persona ga bisa berdiri sendiri, karena perlu dikaitkan dengan konteksnya, nah belajar konteks ini menjadi menarik. Salah satu teori yang memadukan antara Persona dengan konteksnya adalah ā€œThe Jobs To Be Done TJTBDā€


TJTBD menjelaskan bagaimana kita memandang sebuah produk ataupun solusi dari sudut pandang seorang konsumen menginginkan sesuatu untuk diwujudkan, bahasa singkatnya ā€œMengapa konsumen gunakan produk atau jasa kitaā€

Teori ini menarik! karena membahas tentang bagaimana kita memahami perilaku Pelanggan dari Kenapa, Bagaimana, apa inginnya dan apa kebutuhannya. Istilah menariknya seperti iniā€ People donā€™t buy products; ā€œthey buy better versions of themselvesā€ Didalamnya ada variable fungsi, sosial, main job to be done hingga image yang ingin dihadirkan.

Salah satu ilustrasi bagus adalah produk skateboard. orang bukan ingin saja membeli skateboard, tapi orang itu membelinya untuk melakukan halā€‘hal yang luar biasa, experience baru yang bisa digunakan bukan skateboard.

Jadi dalam The Jobs To Be Done, kita bukan belajar tentang membuat produk saja, tetapi memadukan antara konteks solusi, produk dan outcomes, memahami ketiganya, bukan sekedar produknya.

Contoh lain adalah, ketika kita lihat konsumen yang potensial kemudian kita menjual kamera, maka sebenarnya yang kita jual adalah Kemungkinan mereka dapat melakukan banyak pengalaman baru dengan kamera yang kita jual!

Selamat belajar!

6E Design Thinking

Guys! Istilah baru nih dalam #DesignThinking , jika selama ini kita belajar 6 tahapannya, ada istilah lain nih selain tahapan Observe, Define, Ideate, Prototype, Storytelling & Test yakni 6E & tools apa aja yang bisa jadi bahan buat belajarnya?ā£
ā£

1. Emergence.ā£Kemampuan mengidentifikasi kesempatan. Tools belajar untuk mengeksploitasi langkah ini bisa melalui riset media, observasi tren, bikin matrix atas tren yang terjadi, buat papan inspirasi, mindmap & belajar menuliskan ā€œintent statementā€ā£
ā£
2. Empathy, pada titik ini kita belajar menguatkan kapasitas berpikir kontekstual yang lebih baik. Melatih empati bisa dilakukan dengan membuat stakeholder map, wawancara, persona Canvas, peta empati, moodboard hingga journey mapā£ā¤ļø
ā£
3. Experimentation, ini adalah ā€œGroan Zoneā€, jangan buruā€‘buru ambil kesimpulan, kumpulkan teman, cari aneka sudut pandang. Saatnya menghasilkan aneka ide baru & kembangkan konsepnya! Untuk mengembangkan keterampilan tim agar bisa lebih eksploratif, coba deh beberapa tools seperti brainwriting, insight clustering, konfrontasi semantik, analogi dllā£
ā£
4. Elaboration, tahap ini kita mengelaborasi & menguji langsung dengan beragam materi & solusi semantik dengan memaknai lebih dalam hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengembangkan DT memang selalu menyenangkan, salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan elaborasi yang bisa dilakukan dengan berlatih roleplay, rapid prototyping, matriks evaluasi, blueprint & pilot Testing
ā£
5. Exposition, mengkomunikasikan konsepā€‘konsep baru dan solusi yang dihasilkan dari proses sebelumnya. Komunikasi kerap kali jadi masalah dalam tim, oleh karena itu latihlah menggunakan Storyboard, ilustrasi konsep, membuat pernyataan visi, membuat purwarupa, presentasi hingga memvisualiasikan model bisnis jadi tantangan!
ā£
6. Extension, mengimplementasikan konsep pada kondisi nyata, mengobservasinya, mengembangkan & menumbuhkannya. Nah langkah terakhir, kamu bisa belajar dengan menggunakan peta implementasi, media print atau digital, membuat kuesioner, umpan balik & membuat roadmap!ā£
ā£
Banyak yaa bahan belajarnya, santai aja yang penting berprogres! Selamat belajar!ā£ #agilitytransformation

Double Diamond Design Thinking

Menajamkan lagi kemampuan berpikir desain, Design Thinking (DT). Jika membaca teori terkait DT memang kurang pol jika tak jua mempraktekkannya. Bukan sekedar workshop dan atau dalam kelas yaa, tapi sungguhā€‘sungguh mempraktekkannya dalam keseharian, pekerjaan / projectā€‘project yang dilakukan. Proses ini jika dilakukan dalam keseharian memang perlu kesabaran dalam melakukan prosesnya yang bertahap, apalagi ada dua fase penting dalam pendekatan DT seperti mengacu pada model Double Diamonds.
ā£


Dikatakan sebagai Diamond karena prosesnya;
1) Divergen, proses berpikir yang diawali dengan membuka seluasā€‘luasnya wawasan baru, sudut pandang lain, opsiā€‘opsi berbeda dan beragam insght yang berbeda dari orangā€‘orang lain yang berbeda pemahaman atau pengalamannya. ā£
ā£
2) Konvergen, mengerucutkan ragam gagasan dengan memilih/meramu ideā€‘ide yang ditemukan dengan cara memprioritaskan, memilih, memperbaiki, mengidentifikasi dan melakukan mengkonsolidasinyaā£
Faseā€‘fase penting DT meliputi ;ā£
ā£
Diamond keā€‘1, bertujuan mendapatkan definisi permasalahan yang tepat, dipahami sebagai ā€œDoing the right thingsā€ā£
1. Discover (fase riset)ā£
Output: Temuan penelitian, dokumentasi dan temuan tidak terstruktur.ā£
2. Define (fase sintesis) ā£
Output: Sebuah ringkasan akhir, atau yang diperbaiki, pertanyaan penelitian baru Ā«How Might WĀ» atau strategi.ā£
ā£
Diamond keā€‘2, bertujuan menghasilkan solusi terbaik, dipahami sebagai ā€œDoing things rightā€ yang tahapannya meliputiā£
1. Develop (fase ideasi); ā£
Output: Sekumpulan ide, tesis strategis, konsep, draf desain pertama, visi atau prototipe pertama.ā£
2. Deliver (fase implementasi); ā£
Output: Hasil: Produk akhir / solusi & jawaban atas tantangan awal ā£
ā£
Ada3 hal krusial merujuk pada Nessler, 2018ā£
1. Ini bukan kerangka kerja yang selalu harus mirip, gunakan & sesuaikan dengan kondisi yang bisa diadaptasi dengan lingkungan.ā£
2. Bersiap untuk iterasi / memulai lagi dari tiap titik prosesnya, niatkan untuk belajar karena prosesnya tak terbatas.ā£
3. Seperti halnya kreativitas, ā€œit is a never ending processā€ kreativitas adalah kebiasaan melakukan halā€‘hal dengan cara baru untuk menumbuhkan dampak baru yang menjadi pembeda dalam hidup kita (Hyper Island, 2016)