Easy Digest SCRUM

“Sedang dipuncak, takut kedepan menemukan titik dibawah”. Sekelumit pembicaraan dengan salah satu startup yang sedang tumbuh.

Tampak banyak pembelajaran yang terungkap, hingga mereka mulai dapat mengelola usahanya dengan baik & sistematis hingga cara-cara inovatifnya cepat terakusisi.

Dalam sebuah dinamika membangun usaha, tentu selalu ada gelombang dinamika kala satu titik di atas kemudian satu titik kemudian berada di bawah. Proses ini adalah dinamika pembelajaran, biasa. Tantangan akan lebih banyak dan berat tandanya naik kelas.

Terus bagaimana mengelolanya?
Aneka kerangka kerja manajemen modern sebenarnya sangat menarik dipelajari, untuk menakar resiko, memperbesar probabilitas.

Salah satu sesi kelas kemarin, menjelaskan lagi Scrum sebagai kerangka kerja, bukan sebuah metodologi manajemen proyek. Mempelajari kerangka kerja ini menjadi penting, bukan tentang tools saja, tapi “Kenapa” kita perlu mengadopsinya.

Kerangka ini sangat bisa menakar kegagalan, karena setiap event / ceremony dalam tiap sprintnya justru mengandung semangat inovasi dalam tiap pertemuannya. Yakni mendorong tim untuk berani, fokus, komitmen, saling menghargai dan terbuka. Tiap pertemuan singkatnya menuntut membiasakan transparansi, inspeksi & adaptasi.

Selain kerangka ini menjelaskan pembagian peran yang clear, seperti siapa Product Owner, siapa Scrum Masternya & siapa Tim Pengembangnya. Menjadi lebih jelas karena sepanjang progres setiap gagasan, temuan dan kemajuan juga dicatat, catatan ini disebut Artefak. Biasanya catatan ini ditulis dalam Backlog dan Increment.

Berbicara kerangka kerja ini memang perlu diawali dengan pemahaman mendasar. Benar benar mengapa ada banya meeting singkat misalnya seperti Sprint, Sprint Planning, Daily Scrum Meeting, Sprint Reveiew & Retrospective?

Sebagian besar masih menganggap terlalu mahal meeting-meeting ini, namun sesungguhnya jika dikelola baik, justru akan jadi wadah-wadah pembelajaran menuju organisasi yang agile.

Untuk sebuah transformasi, memang perlu budaya yang dibangun, membangunnya pun dengan sistematik agar tak lelah dengan dinamika yang terlalu kencang, namun bisa memperbesar probabilitasnya.

Dicoba aja & dibiasakan, Ayoo dimulai!

Berkolaborasi dan Bergagasan

Sering kali kita punya masalah sama tim, seperti bekerja silo, terlalu fokus pada agenda tim sendiri, tak punya cukup waktu bekerja & tak fokus karena punya berbagai tanggung jawab. Hingga perlu kolaborasi intensif antara latar belakang & level apa pun🤩

Jika kondisinya seperti ini, kita perlu ruang kerja kolaboratif & menemukan beragam solusi & menyesuaikan praktik terbaik untuk menghadirkan solusi dengan iteratif🤟 Kemarin kami mengundang teman-teman dari seluruh Nusantara dan mengajaknya berhackathon, untuk apa?🙄

Ini penting untuk melatih kembali tim meningkatkakan kemampuan menyimaknya🧐, memberikan kesempatan umpan balik yang spontan🤨, belajar satu sama lain😳, kolaborasi ad-hoc🤠, punya ruang visual bersama😎, meningkatkan keakraban anggota😙 serta mendukung koordinasi dan komunikasi yang lebih mudah yang harapannya kedepan bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil😇

Kolaborasi dalam Hackathon ini bermanfaat dalam mendidik tim menggunakan sumber daya, metode, berkinerja tinggi & terdistribusi. Pendekatan ini juga menghimpun para pemangku kepentingan untuk bertukar keterampilan & pengetahuan.

Tiap pihak juga jadi paham karena dibawa pada proses yang Ilmiah, dibenturkan dengan orang-orang dari berbagai disiplin ke dalam ruang fisik yang sama & kemudian dapat membantu memajukan pekerjaan teknis lebih cepat🎉🎉

Susah ngga?😩 ya tentu ada tantangannya. Koordinasinya menantang! namun ini penting, mengawal proses tim yang efektif apalagi jika terdiri dari anggota dengan keahlian beragam. Tiap individu cenderung punya pendekatan penyelesaian sangat berbeda. Di sisi lain, individu umumnya hanya ingin “mengeluarkan plot” (menghasilkan hasil  / ouput secepat dan seefisien mungkin)🤣

Proses ini adalah proses kolaborasi pengetahuan intensif, sering digunakan sebagai sarana untuk mengisi kesenjangan antara sains & realita sosial. Juga kenyataan bahwa tim sering melakukan mis komunikasi dalam pengembangan program.

Kamu bisa coba bareng tim menjalankan mini-hackathon mingguan & memecahkan masalah dengan cepat. Melahirkan”hacking” sebagai cara kerja baru, elemen baru  tim yang dapat digunakan sesuai kebutuhan & memperkenalkan perubahan budaya kerja🎉🎉

Jangan Pernah Bingung!

Kerap mengatakan ini pada kawan-kawan, kalimat ini sebaiknya mulai beralih pada kalimat “Bagaimana caranya?” Atau “Yok kita bergagasan cari jalan keluarnya”

Atau juga kerap kita terjebak dengan melontarkan kata “sulit!” yang sesungguhnya yang perlu kita lakukan adalah beberapa tahapan yang menjadi ihktiar membukakan berbagai solusi.

  1. Memanjangkan horison waktu, kesulitan timbul karena kita tak memberikan keleluasaan waktu yang panjang, memberikan waktu untuk menguraikannya. Kebingungan juga muncul karena seolah-olah hal yang menantang perlu diselesaikan dengan sempurna kala itu juga.
  2. Meninggikan pijakan berpandangan, dengan ini kita dapat melihat padangan yang lebih luas, memahami masalah menjadi lebih utuh.
  3. Memperdalam wisdom, pada aspek ini percaya pada gagasan besar, mimpi dan trust akan menjadi pijakan pada hal-hal yang belum pernah terjadi, hingga proses perbaikan terus menerus dapat dijalankan. Kesalahan bukan hal yang ditakuti, melainkan proses memvalidasi hasil yang akan semakin baik dikemudian hari.
  4. Mempertajam cara berpikir dengan melatihnya dengan beragam kontekstualisasi. Membingkai permasalahan dengan ruang dan waktu, hingga pandai memilah sesuai konteksnya.

Panjangkan horisonnya,
Tinggikan pijakan-pandangnya,
Dalamkan wisdomnya,
Tajamkan kontesktualisasinya.

Selamat berproses!

Rebels Still Alive

⁣Sering kali kita merasa jadi orang yang rebellious, orang yang kerap kali membuat gebrakan, namun tentu dalam niatan dan cara yang positif yaa.

Dalam organisasi memang perlu “trouble makers” dalam konteks yang positif: karena golongan-golongan ini sering kali menjadi kalangan minoritas para pencetus inovasi. Jumlahnya sedikit, sebelum akhirnya mengundang para early adopters dan meluas menjadi mayoritas & melibas kaum skeptikal.⁣


Terkadang justru kalangan yang enggan berubah, kalangan skeptis yang sering kali mengidam-idamkan status quo karena merasa nyaman dengan zonanya saat ini, yang terbuat dengan kesuksesan masa lalu justru tak paham bahwa menjadi rebel itu penting! Tapi mereka juga perlu tau bahwa Good Rebels itu menjadi hal penting. Adapun Good Rebels itu biasanya; ⁣

Peraturan; Mengubah peraturan jadi adaptif, yang buruk adalah melanggarnya.⁣

Masalah; melihat sesuatu masalah sebagai hambatan, sedang Good Rebels melihatnya sebagai peluang baru!⁣

Jika ada perbedaan good rebels biasanya akan meramu dan memperkayanya, bukan mengekslusikanya, mengisolasi dan mengeluarkannya dari kelompok. Ia juga melatih kemampuannya untuk menyimak, tidak selalu meminta orang lain mengajarkannya. Banyak mendengar kemudian Ia racik dengan formula baru, Ia biasanya seorang Divergen Thinkers.

Bad Rebels biasanya cukup mencari kesalahan pada pihak lain, tapi Good Rebels biasanya menerangkan konteks masalahnyq, mencari akar masalah & menjelaskan perspepktifnya.⁣

Bad Rebels biasanya sangat ego-centric, semua bermuara pada dirinya, Good Rebels justru Ia fokus pada misinya!⁣

Nah Rebellious itu keren “in a good way” yaaa memang kita perlu “Trouble Makers” juga dalam organisasi kita, tentunya dengan karakter yang positif ya, yang gila dan bersemangat menghadirkan beragam dinamika & inovasi.⁣

Jadi Change Maker udah pasti akan berteman sepi pada mulanya, itu biasa! Jangan lupa siapkan strategi, baca lebih banyak tentang karakter inovasi, bagaimana membagi sumberdayanya, menuangkannya dalam garis waktu yang tepat agar energinya tak meluap begitu saja.⁣

“Rebels and non-conformists are often the pioneers and designers of change” – Indira Gandhi


Selamat mencoba!

Ambidextri

Individu yang memiliki kemampuan menggunakan kedua tangannya untuk berkegiatan, menulis, olah-raga dll adalah orang-orang yang istimewa. Jumlahnya hanya 1% dari populasi yang secara natural memiliki kemampuan ini.⁣

Albert Eistein, Nikola Tesla, Kobe Bryant adalah contoh-contohnya. Kemampuan ini dinamakan sebagai Ambidextri. Di beberapa negara, sekolahnya bahkan mengajarkan kemampuan anak didiknya untuk menjadi Ambidexter karena dapat dipelajari. Biasanya karakter individu yang Ambidextri memang menonjol dari sekitarnya!⁣

Dalam konteks bisnis, istilah organisasi ini sudah mulai dikenal sejak tahun 1976 oleh Robert Duncan. Saat ini istilah ini justru sangat relevan. Banyak organisasi belajar untuk mengarah pada kemapuannya untuk menjadi organisasi Ambidextri.⁣


Secara definisi, ambidextrous organizations adalah melakukan inovasi terobosan sambil terus meningkatkan pelaksanaan model bisnis saat ini (Ed Essey, 2019)

Lingkungan yang kompetitif dan sangat dinamis saat ini membutuhkan jenis baru fleksibilitas & kemampuan beradaptasi. Pada saat yang sama standarisasi, efisiensi dan skala ekonomi harus tetap menjadi agenda utama agar dapat memenuhi ekspektasi margin dan keuntungan.⁣

“In uncertain business environments, organizational ambidexterity appears to be positively correlated with increased innovation, better financial performance and higher survival rates”⁣

Ada kalanya sebuah organisasi terjebak dengan urusan organisasinya yang besar, terjebak birokrasi hingga tak cukup daya melakukan inovasi baru. Tipe-tipe bisnis / organisasi ini adalah tipe yang cukup tepat untuk belajar memulai kemampuan dua-tangannya saat ini!

Ambidextery kontekstual adalah ketika individu memilih pilihan antara “exploitation-oriented” (Bisnis yang dilakukan saat ini) atau “the exploration-oriented activities” (Inovasi) dalam kegiatannya. ⁣

Untuk merespon ini, maka dalam konteks organisasi maka hal ini dimaknai agar lebih fleksibel, mewadahi timnya untuk menggunakan kesempatan belajar membagi waktunya untuk melakukan kegiatan yang adaptation-oriented & usahnya yang alignment-oriented.

Yok coba lagi kemapuan dua-tangannya, dua tangan yaa, bukan dua muka👻

StartUp? SMEs? atau IDEs?

StartUp adalah organisasi yang dirancang untuk hadir dengan inovasi pada produk atau jasanya dalam kondisi ketidakpastian yang ekstrim (The Lean Startup, Eric Ries) Biasanya menjadi organisasi yang kaya akan misi, visi, strategi, budaya, akuntabilitas, disibukkan denga pembiayaan, operasi dll. ⁣


Sudah pasti juga sangat akrab dengan terminologi inovasi. Inovasi adalah invensi yang berpadu dengan komersialisasi. Hingga maknanya, bahwa jika kita memiliki produk bukan berarti kita punya binsisnya.⁣

Nah kita coba check & Re-Check, usaha yang kamu inisiasi sekarang termasuk kedalam SMEs (Usaha Kecil Menengah) atau Usaha berbasis Inovasi/ Innovation Driven Enterprises (IDEs) nih?⁣

SMEs⁣
1. Fokus pada pasar lokal atau regional⁣
2. Inovasi tidak begitu dibutuhkan dalam membentuk UKM begitu pula dalam pertumbuhannya, bahkan dalam mencuatkan keunggulan kompetitifinya.⁣
3. UKM memiliki karakter “Non-tradable jobs” artinya pekerjaan perlu dilakukan secara lokal ditempat seperti restoran, industri jasa atau cuci pakaian.⁣
4. Pada umumnya adalah bisnis keluarga atau bisnis yang memiliki sedikit sekali modal dari eskternal⁣
5. Usaha biasanya memiliki perkembangan yang linear. Jika menanamkan uang pada usahanya, akan direspon dengan cepat keuntungannya.⁣

IDEs⁣
1. Usaha yang pada umumnya berorientasi pada pasar global.⁣
2. Usaha didasarkan pada inovasi, baik teknologi, proses, model bisnis dan aneka keunggulan kompetitif.⁣
3. Kepemilikannya lebih luas dan berwarna, termasuk melibatkan para usaha penyedia modal⁣
4. Usahanya dimula dengan “kehilangan uang”, namun jika sukses akan memilki pertumbuhan yang eksponensial.
5. Membutuhkan investasi, dan jika berinvestasi, pengembalian keutungannya tidak dalam waktu cepat.⁣

Jadi kamu yang mana?✌️

Habit of Mind & Unlearn Capability⁣


⁣“Mas, konten yang disampaikan saat ini bisa jadi tidak relevan lagi 5 tahun ke depan. Tapi Habit of Mind & Point of View yang dikembangkan dalam diri mereka akan jadi bekal bagi mereka sebagai lifelong learner menghadapi kecepatan & kompleksitas perubahan” Cuplikan pembicaraan saya dengan Mas Hary, seorang Psikolog.⁣⁣
⁣⁣
Entah mengapa pembicaraan ini muncul setelah beberapa waktu terakhir kami mendapatkan pengalaman luar biasa melatih isi kepala dengan beragam keterbukaaan, setelah kemarin berbicara tentang optimis VS pesimis. ⁣⁣
⁣⁣
Pertarungan yang memakan energi adalah pertarungan cara berpikir. Habit of Mind diajarkan beliau tadi, betapa pentingnya memiliki seperangkat keterampilan menyelesaikan permasalahan secara efektif dalam hidup & membantu mencapai mimpi jangka panjang dengan meluaskan wawasan, ketekunan, kreativitas & keahlian. ⁣

Pemahaman & penerapan “Habit of Mind” berfungsi menyediakan kebutuhan diri akan keterampilan bekerja dalam kehidupan nyata & membekalinya untuk merespons dengan menggunakan kesadaran, pemikiran & strategi diupayakan untuk mendapatkan hasil yang positif.⁣⁣
⁣⁣
Nyaris setiap hari kami melakukan brainstroming, memberikan ruang untuk membangun kapasitas & cara berpikir yang tepat agar adaptif dengan perkembangan jaman. Setiap kejadian yang menimbulkan keresahan, kecurigaan atau ketakutan biasanya kami bedah langsung dengan membuka multi-perspektif baru.
⁣⁣
Kesalahan cara berpikir sering kali berakibat pada banyaknya momentum yang tertutup hingga tak jadi melompat. ⁣

Kemiskinan memang bermula dari cara berpikir,hanya saja perlu esktra kerja keras melatihnya, membentur-benturkannya dengan persona yang berbeda yang memiliki keluasan wawasan yang lebih besar, lebih berpengalaman sehingga sesuatu yang “suspicious” dapat terhubungkan logikanya. ⁣⁣
⁣⁣
Belajar naik kelas dalam berpikir sebenarnya menjadi mudah, menjadi pembelajar sepanjang hayat juga sebenarnya mudah. Seorang Futuris Alvin Toffler pernah menulis, “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn and relearn.”⁣⁣
⁣⁣
Sudah mencoba How to unlearn then relearn?

Apa kabar komunitas kamu?

Masa terberat yaa era Pandemik ini, tapi biasanya komunitas punya pandangan lain, karena biasanya energinya cukup kuat dengan gagasan-gagasan inovatif. Hanya saja mungkin ada juga ada yang bertanya sampai kapan bisa bertahan?

Coba deh kumpul lagi, manfaatkan untuk remapping lagi komunitasnya dengan kanvas sederhana ini “The Community Canvas” dari CreativeCommon. ⁣

Ada tiga bagian menarik dari kanvas ini yang dapat memandu komunitas keren kamu yang baru saja akan berdiri, atau sudah lama sekalipun berdiri.

Yok lihat bagian-bagian kanvasnya;⁣

1. Biru tentang identitas⁣
2. Merah tentang kegiatan⁣
3. Hijau tentang struktur.⁣

Ngebahas ini bareng-bareng bakal seru, terarah dan jadi paham “the big picture”nya kamunitas kamu.⁣

1. Identitas. ⁣
Ingin dikenal sebagai apa komunitas kamu, coba definisikan lagi identitas dan tujuannya, lengkapi dengan Value, Brand dan Definisi Suksesnya. Tuliskan agar jelas yaa!⁣

2. Kegiatan⁣
Program dan kegiatan apa yang jadi penciri komunitas? Dari mulai siapa aja anggotanya, gimana seleksinya, gimana ritualnya, peraturannya bagaimana, pengalaman apa yang akan dirasakan, konten apa yang akan jadi substansi, bagaimana pembagian perannya serta bagaiman melalukan transisinya kedepan.⁣

3. Struktur⁣
Disebelah kiri adalah tentang organisasi, bagaimana mengelola serta membiayainya. Sedangka sebelah kiri adalah channel dan platform apa yang akan digunakan serta bagaimana mengelola datanya.⁣

Nah dengan selembar kertas ini, kamu akan lebih jelas gambaran besar komunitasnya. Diskusi bareng besok-besok coba bawa ini yuk, atau tempel aja ditempat kumpul-kumpulnya. Selamat mencoba! Moga makin kompak, lompat lagi! kalau masih kesulitan, kita ngobrol yuuk.

Kekuatan Imajinasi

Atomium, selesai dibangun tahun 1958, adalah represesntasi dari kuatnya imajinasi masa depan pada jamannya.⁣

Bangunan ini tidak hadir seperti saat ini yang sudah lazim menemukan bangunan‑bangunan unik dengan arsitektur monarik. Karya ini adalah sesuatu hal yang melompati masanya. ⁣

Pasca perang dunia II & majunya era revolusi industri, dari sinilah Belgia memulai mimpi barunya sebagai negara industri maju. ⁣ Atom dan Alumunium (Atomium) saat itu dipilih untuk merepresentasikan kekuatan industri baja dan illmu pengetahuan yang dipilih Belgia untuk melangkah pada masa depan. Era Industri maju.⁣

Dibangun dalam rangka World Fair 1958, salah satu rangkaian pameran paling tua yang diselenggarakan selama enam bulan. Pameran ini mewadahi bangsa‑bangsa dunia yang berani untuk menampilkan ide & imajinasi kemajuan serta visinya dimasa depan. Tahun 2020 ini akan diselenggarakan di Dubai. Disini bisa jelas terlihat negara‑negara mana saja yang visi masa depannya kemana akan diarahkan dan berkontribusi apa.⁣

Di tahun 1958 terdapat 48 pavilion negara‑negara yang menghadirkan idenya untuk masa depan. Amerika misalnya menampilkan gaya hidup baru dengan Televisi berwarna atau dengan minuman Coca‑colanya, lain lagi dengan Rusia yang menghadirkan teknologi luar angkasanya. Mimpi‑mimpi itu dalam beberapa dekade kemudian sudah menjadi hal‑hal biasa dan membudaya. ⁣

Kekuatan dan keberanian bermimpi serta berimajinasilah yang saat ini kita perlu banyak ditularkan. Disaat bangsa‑bangsa lain berlari dengan imajinasi‑imajinasi barunya, sebagian besar dari kita masih banyak terjebak dengan zona nyaman atau banyak meluapkan kekhawatiran hingga tidak juga melangkah ke masa depan. Menjadi pengekor adalah hal yang lazim, tapi apa iya kita akan menjadi pengekor sepanjang jaman?⁣

Berimajinasi adalah satu‑satunya jalan mendapatkan rujukan dimasa depan kemudian dibumikan dengan karya nyata dan upaya yang konsisten.⁣

#janganlelahberproses

Creative Leaders

Kerja keras dan lebih keras dimasa sulit sudah pasti, apalagi jika kerja yang lebih keras ini belum tentu juga mendatangkan aliran pendapatan sesuai harapan. Memiliki tim yang mengerti, ber‑value sama dan satu frekuensi memang sebuah kemewahan. Proses panjang berlatih melekatkan leadership ditiap individunya jadi tantangan tersendiri.
⁣⁣
Leadership yang melekat pada tiap individu memang perlu dibangun, ini menjadi bermasalah ketika dunia pendidikan sejak awal tak serius melekatkan ini dalam prosesnya. ⁣⁣
⁣⁣
Merujuk pada Model Pengembangan Kepemimpinan, ada 4 kuadran menarik! ⁣⁣

Kuadran I. ⁣⁣
Fokus Eksternal & Hasil Usaha⁣⁣
Dalam kuadran ini setiap individu diberikan kesempatan mengembangkan kemampuan Menciptakan Purposenya. Beberapa hal yang dapat diajarkan untuk mengembangkan kemampuan Purposing seperti, berlatih berfokus pada customer, komunikasi efektif, presentasi & kemapuan berpikir strategis.⁣⁣
⁣⁣
Kuadran II⁣⁣
Fokus Usaha & Internal. Kuadran ini penting untuk menghasilkan kemampuan menyampaikan sesuatu dengan baik & tuntas tas tas! Kemampuan ini penting banget & memang sering kali jadi kelemahan individu‑individu tim kita, seperti mengambil keputusan, delegasi, ketergantungan, fokus pada hasil (aaah ini bangeet!), integritas & kemampuan penyelesaian masalah. Duh kuadran II ini beneran deh terasa banget di masa sulit ini #curcol⁣⁣
⁣⁣
Kuadran III⁣⁣
Fokus Internal & Sekitar. Kuadran ini terkait kemampuan mengembangkan diri & orang lain. Beberapa kemampuan ini juga perlu dimiliki setiap individu seperti keterampilan coaching, manajemen ego, menyimak, personal development, team building, manajemen waktu, menghargai orang lain. Btw hal‑hal ini didapat dimana ya pas perkuliahan? ahhaha jadi inget Pi‑Shaped People, belajar dari banyak wadah ya guys, mumpung muda!⁣⁣
⁣⁣
Kuadran IV⁣⁣
Fokus Sekitar & Eksternal. Kuadran ini terkait kemampuan memimpin perubahan. Ini penting, apalagi terkait leadership. Beberapa keterampilan yang harus diasah adalah skill manajemen perubahan, inovasi, komitmen yang inspiratif serta kecerdasan berorganisasi.⁣⁣
⁣⁣
Banyak yaa Peer, Habiskan jatah gagal selagi muda🚀