Kita sering menyebut Tridharma dengan bangga, tapi dalam praktiknya, pengabdian masih sering diperlakukan sebagai pelengkap. Banyak program berhenti di tataran kegiatan: pelatihan, laporan, dokumentasi, tanpa napas keberlanjutan. Padahal, di situlah seharusnya ilmu diuji, bukan di ruang seminar atau jurnal. Pengabdian adalah cara universitas membuktikan bahwa pengetahuan yang lahir di kampus bisa benar-benar mengubah hidup masyarakat, bukan hanya menambah sitasi.

Pengabdian masa kini perlu bergeser dari sekadar berbagi ilmu menjadi proses membangun nilai bersama. Ia harus menjadi living lab; ruang nyata di mana teori diuji oleh praktik, dan praktik memperkaya teori. Di sana mahasiswa belajar empati dan relevansi, dosen menemukan kembali makna keberilmuannya, dan masyarakat ikut menumbuhkan ekonomi serta martabatnya sendiri. Inilah bentuk nyata integrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang hidup, saling menguatkan, dan berdampak.

Sudah saatnya pengabdian dilihat bukan sebagai kegiatan tambahan, tetapi sebagai poros dari seluruh Tridharma. Tanpa pengabdian yang bermakna, riset kehilangan valuenya dan pendidikan kehilangan jiwanya. Pengabdian sesungguhnya bukan tentang berapa banyak program dilakukan, tetapi seberapa dalam universitas menjejak di kehidupan masyarakat jadi sumber perubahan, pemberdayaan, dan pengetahuan yang benar-benar membawa masyarakat menjadi lebih baik.

Terimakasih @lppmunib Universitas Bengkulu @univterbuka

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *