Ketika dunia baru mengenal sistem pajak untuk mengatur negara, Islam sejak awal telah mengenalkan zakat, sebuah instrumen keuangan sosial yang tidak sekadar memungut, tetapi memanusiakan. Zakat tak hanya soal angka, tapi soal kesadaran: siapa yang memberi, kepada siapa, dan dalam kondisi seperti apa. Ia bukan sekadar rukun Islam, melainkan sistem keadilan yang berpijak pada empati. Ia hanya dikenakan pada harta yang cukup (nisab), dimiliki penuh & tidak digunakan secara langsung untuk kebutuhan pokok atau produksi. Artinya, zakat menyasar harta yang mengendap, bukan yang bergerak. Di sini kita belajar bahwa Islam mendorong kekayaan untuk terus mengalir, bukan menumpuk.

Jika dibandingkan dengan pajak, terlihat pendekatan yang berbeda. Pajak bersifat menyeluruh, semua bentuk penghasilan, konsumsi, & aset bisa dikenai pungutan, tanpa melihat situasi ekonomi orang yang menanggungnya. Zakat, sebaliknya, mengajarkan bahwa pungutan yang adil bukan hanya soal jumlah, tapi juga tentang siapa yang dibebani dan dalam kondisi apa. Prinsip zakat menunjukkan pentingnya sensitivitas sosial dalam desain fiskal: jangan bebani yang sedang bangkit, dan jangan abaikan yang sudah mapan.

Tantangan Zakat bukan pada konsep, tapi pada kelembagaan, distribusi yang belum merata, pengelolaan yang belum terpercaya, dan belum terintegrasi dengan sistem fiskal negara. Tapi justru karena zakat berbasis kesadaran, bukan sanksi, ia punya potensi menghidupkan kembali rasa tanggung jawab yang lahir dari dalam, bukan dari tekanan luar. Di situlah keunggulannya: zakat menyentuh sisi terdalam dari kepemilikan, bahwa dalam setiap harta ada hak orang lain yang harus dikeluarkan dengan sadar, bukan sekadar karena wajib.

Kita bisa menjadikannya sebagai inspirasi memperkaya arah kebijakan fiskal agar lebih adil dan manusiawi. Bayangkan jika semangat zakat, yang meringankan yang lemah dan menyentil kesadaran yang kuat, diadopsi dalam sistem pajak. Kita tak hanya membangun kepatuhan, tapi juga budaya berbagi, jadi ekosistem yang saling menguatkan, jadi fondasi keadilan sosial yang hidup dalam tubuh masyarakat.

Jazakallah khairan katsiran Ust @amminurbaits

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *