
Evaluasi Dampak Sosial Institusi Pendidikan:
Pendidikan tidak lagi bisa dinilai hanya dari indikator administratif seperti akreditasi, angka kelulusan, atau peringkat institusi. Ukuran-ukuran tersebut hanya menggambarkan keberhasilan sistem secara prosedural, tetapi tidak menjawab pertanyaan paling mendasar: apakah pendidikan sungguh mengubah kehidupan manusia dan memajukan peradaban?
Evaluasi dampak sosial bisa digunakan sebagai pendekatan kritis untuk menilai sejauh mana pendidikan berkontribusi terhadap peningkatan martabat, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya memenuhi standar birokrasi.
Dampak pendidikan harus dilihat dari kemampuannya membentuk manusia yang memiliki agency, yakni kemampuan untuk menentukan arah hidup, menciptakan solusi, dan membangun ekosistem sosial yang berkelanjutan. Pendidikan yang hanya melahirkan pencari kerja sesungguhnya belum berdampak secara sosial; yang berdampak adalah pendidikan yang melahirkan pencipta nilai, penggerak perubahan, dan pemimpin komunitas.
Dengan demikian, evaluasi dampak pendidikan perlu beralih dari sekadar mengukur keberhasilan individu menuju mengukur perubahan struktur sosial: apakah pendidikan mampu mengurangi kesenjangan, memperluas akses, dan memperkuat kedaulatan masyarakat terhadap sumber-sumber kehidupan.
Jika orientasi pendidikan tidak diubah dari paradigma administratif menuju paradigma transformatif, maka pendidikan hanya akan menjadi mesin reproduksi status quo.
Evaluasi dampak sosial menuntut kita menggeser pertanyaan dari “Apakah target kurikulum tercapai?” menjadi “Apakah pendidikan melahirkan manusia yang mampu mengubah realitas?” Pada titik ini, pendidikan tidak lagi dilihat sebagai institusi akademik, melainkan sebagai kekuatan peradaban. Dan hanya pendidikan yang menghasilkan dampak sosial nyata yang layak disebut sebagai pilar kemajuan untuk bangsa ini.




No comment yet, add your voice below!