
Saya ditelpon salah satu lulusan terbaik, Mario. Sekarang dia lagi serius ngerintis usaha pertanian. Tapi di tengah jalan, dia mulai goyah. “Teman-teman saya udah kerja di perusahaan gede, Pak. Gajinya jelas, hidupnya lebih rapi. Saya masih ngurus lahan, muter modal, belum kelihatan hasilnya.” Lalu dia nanya, “Saya salah jalan nggak, ya?” Saya dengar suara lelahnya, bukan karena gagal, tapi karena mulai mempertanyakan arah.
Saya nggak buru-buru jawab. Karena di posisi seperti Mario, yang dia butuhkan bukan solusi cepat, tapi afirmasi atas pilihan yang berbeda. Saya bilang, “Kamu nggak salah jalan, cuma kamu lagi jalan di rute yang nggak banyak orang pilih. Wajar banget kalau kadang merasa ragu.” Sekarang ini, kita hidup dalam budaya yang sangat visual & kompetitif. Gampang banget ngerasa ketinggalan, apalagi jika tolok ukurnya cuma soal gaji, jabatan, atau seberapa rapi feed IG kita.
Tapi hidup ga sesederhana itu. Seperti yang pernah dijelaskan Amartya Sen, tujuan dari kemajuan bukan cuma income, tapi kebebasan memilih & mengembangkan kapasitas kita sendiri. Dan itu yang Mario lakukan. Bukan sekadar nyari untung, dia lagi nyusun cara hidup. Saya bilang ke dia, “Teman-temanmu kerja di sistem yang udah mapan, bagus. Tapi kamu lagi bangun sistem dari nol, dan itu butuh daya tahan yang beda.”
Merujuk teori effectuation; entrepreneur sejati itu bukan mereka yang nunggu semuanya siap, tapi yang mulai dari apa yang mereka punya. Mario lagi hidupin itu: mulai dari tanah, pengalaman, jaringan lokal, dan niat baik. Kadang hasilnya belum kelihatan di awal, tapi prosesnya yang membentuk karakter, bukan hanya bisnisnya. Dan seperti kata Viktor Frankl, kalau kamu punya makna di balik perjuanganmu, kamu bisa bertahan bahkan di situasi paling sulit.
Jika kita yakin jalan ini benar, teruskan saja. Tak perlu cepat. Yang penting terus ningkatin kapasitas diri, belajar, nyoba hal baru, refleksi & berkembang. Karena yang paling penting dalam proses ini bukan sekadar bertahan, tapi tumbuh.”
QS Ali Imran: 200
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu, & kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan), & bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
No comment yet, add your voice below!