
Co-Creation:
Bukan Tebak-Tebakan Solusi
Pernah merasa solusi yang kita rancang sudah hebat, tapi ternyata tidak dipakai oleh pengguna? Bukan karena idenya buruk, tapi karena kita terlalu cepat bersolusi tanpa memahami secara utuh kebutuhan nyata di lapangan. Di sinilah co-creation menjadi krusial. Kita tidak bekerja untuk pelanggan, tapi bersama mereka, berkolaborasi sejak awal untuk menggali persoalan yang sebenarnya. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip Agile Scrum, yang menekankan iterasi, umpan balik cepat, dan pembelajaran berkelanjutan berbasis realitas pengguna.
Dalam design thinking, empati adalah fondasi. Kita diajak untuk masuk ke dunia pengguna melalui observasi, wawancara, shadowing, hingga role-playing. Tapi empati saja tidak cukup. Ia harus dikaitkan ke dalam sistem kerja yang berulang dan terstruktur. Di sinilah peran daily standup dan weekly sprint dalam Scrum menjadi penting—bukan hanya untuk menyelaraskan tim secara teknis, tapi juga untuk memastikan arah inovasi tetap terhubung dengan konteks dan dinamika pengguna yang terus berubah. Proses ini bukan sekadar delivery, tapi discovery yang berkelanjutan.
Apa yang kita lakukan di meja-meja diskusi internal, baik saat sprint planning, review, maupun retrospective adalah upaya memvalidasi kembali asumsi, temuan, dan arah kerja. Validasi tidak hanya dilakukan di awal proyek, tapi menjadi napas di setiap siklus kerja. Kita membiasakan diri bertanya: “Apakah solusi ini masih relevan? Apakah yang kita pahami tentang pelanggan benar adanya?” Dengan setiap putaran sprint, solusi yang dibangun menjadi makin tepat sasaran, dan probabilitas lakunya di pasar pun meningkat secara signifikan. Kita tidak lagi bergerak berdasarkan dugaan, tapi berdasarkan bukti.
Inilah mengapa orang kreatif dalam ekosistem inovasi modern bukan yang paling cepat memberi jawaban, tapi yang paling sabar dan konsisten memahami. Co-creation dan Agile mengajarkan bahwa inovasi bukanlah produk akhir, melainkan proses yang terus bergerak, tumbuh, dan terkoneksi dengan kehidupan nyata pengguna. Dalam irama daily dan weekly, kita membangun bukan hanya hal yang baru, tapi hal yang benar-benar dibutuhkan, digunakan, dan berdampak.
No comment yet, add your voice below!