Dalam kerangka change management, sebagaimana dirumuskan oleh John P. Kotter, perubahan yang berkelanjutan selalu dimulai dari penciptaan sense of urgency, bukan dari peluncuran simbol / identitas visual. Sense of urgency berfungsi sebagai fondasi psikologis dan organisatoris yang membuat individu & institusi bersedia meninggalkan cara lama yang sudah tidak efektif. Tanpa kesadaran bersama bahwa kondisi eksisting bermasalah atau berisiko jika dipertahankan, perubahan akan dipahami sebagai instruksi administratif / agenda komunikasi semata. Karena itu, manajemen perubahan sejatinya adalah proses membangun kesadaran & kebutuhan akan perubahan sebelum memperkenalkan penanda simbolik dari arah baru yang ingin dituju.

Ketika urutan ini dibalik dan simbol seperti logo atau identitas baru justru diluncurkan di awal, yang terjadi bukan hanya ketidaktepatan komunikasi, tetapi kerusakan logika implementasi perubahan. Dalam istilah Kotter, organisasi berisiko melakukan premature declaration of victory, seolah-olah perubahan telah tercapai karena sudah diumumkan secara visual. Dampaknya, energi perubahan melemah, aparatur merasa tidak lagi berada dalam fase transisi, dan kerja-kerja substantif tertunda. Pada saat yang sama, publik mengalami ketidaksinkronan antara narasi perubahan dan pengalaman sehari-hari, yang memicu sinisme, resistensi pasif, serta memperlebar jarak kepercayaan antara pengelola perubahan dan pihak yang terdampak.

Sebaliknya, perubahan yang dimulai dari sense of urgency dan diterjemahkan ke dalam tindakan nyata, seperti pembenahan layanan prioritas, perbaikan proses kerja, dan penciptaan quick wins yang konsisten, membangun dasar operasional dan kultural yang kokoh. Pada tahap inilah simbol dan identitas visual memperoleh fungsi yang tepat, yakni sebagai alat pengikat dan pengukuh perubahan yang telah terjadi, bukan sebagai pengganti perubahan itu sendiri. Dalam urutan ini, logo tidak dibaca sebagai janji / kosmetik kebijakan, melainkan sebagai representasi kolektif dari perubahan yang sudah dialami, dipahami & diinternalisasi organisasi maupun publik.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *