Mencari Cuan!

Memiliki model bisnis yang pas untuk mengembangkan usaha memang perlu proses yang panjang. Bahkan ini tak berkesudahan, selalu saja ada proses iterasi sepanjang waktunya hingga selalu relevan pada setiap jaman.

Model bisnis yang matang adalah model bisnis yang dapat memastikan keberlanjutannya, artinya berlanjut proses inovasinya, bertumbuh juga produk dan bisnisnya serta semakin luas dampaknya.

Ada 10 spot terbaik dalam melakukan inovasi, apalagi untuk mendatangkan keuntungan. Mendapatkan keuntungan tidak selalu dari jualan tentunya. Jika kita memahami kerangka model bisnis, setiap lini didalamnya bisa dioptimalkan untuk mendapatkan keuntungan serta memaksimalkan peluang untuk tetap tumbuh berkelanjutan.

Setidaknya ada 10 sumber keuntungan atau inovasi yang bisa kita ulik untuk diterapkan kemudian dalam bisnis kita. Ke-10 spot ini dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni Konfigurasi, Penawaran dan Pengalaman Konsumen. Pertanyaan yang perlu kita bumikan menjadi strategi adalah;
________________________________
Konfigurasi
1. Model Keuntungan; Bagaimana kita menghasilkan uang
2. Jejaring; Bagaimana kita terhubung dengan yang lain untuk
mencipta nilai
3. Struktur Organisasi; Bagaimana kita menyelaraskan talenta dan aset usaha
________________________________

Penawaran
1. Kinerja Produk; Bagaimana kita menggunakan fitur yang
memuaskan dan fungsional
2. Sistem ; Bagaimana kita mencipta produk dan jasa yang
saling komplementer

________________________________

Pengalaman
1. Pelayanan; Bagaimana kita mendukung dan memperbaiki nilai dari penawaran usahanya
2. Saluran; Bagaimana kita menyampaikan penawaran pada kustomer dan penggunanya
3. Merek; Bagaimana kita merepresentasikan penawaran
dan bisnis
4. Ikatan dengan pelanggan; Bagaimana kita menguatkan interaksi yang
berbeda

Berikut beberpa contoh usaha inovatifnya ya, selamat belajaar!

Momentum Yang Cocok Untuk Membangun Produk Kamu

Sesi coaching hari ini bersama salah satu newborn startup dari Pekalongan!

Seru membahas fundamental bisnis yang penting untuk dipahami, bahwa dalam bisnis memerlukan pemahaman bukan hanya produk yang perlu dikuasai sebagai Hard Skills. Bukan hanya soal biaya, mutu atau kecepatan bagaimana kita menghantarkan sebuah produk pada konsumen dan memastikan mereka puas.

Banyak hal lagi yang perlu kita secara bertahap pelajari, bicara produk tentunya tidak lepas dengan bisnisnya. Bisnis ada banyak tantangan di dalamnya, bagaimana mengembangkan dan memberdayakan talentnya, jejaring kuatnya, pengetahuannya. Bisnis menjadi aspek lain yang perlahan juga kita kembangkan kapasitas internalnya. 

Aspek lainya adalah bagaimana produk dan bisnis kita memikat pasar, ini dinamakan Captivation. Membuat produk kita jadi sasaran jatuh cintanya pelanggan. Aspek ini menjadi penting untuk mengasah tim internal kita dalam hal Soft SKills marketing, positioning, traksi dan penjualan. Menantang bukan? Beri kesempatan tim untuk belajar, karena tidak serta merta mereka langsung menjadi baik.

Aspek lainnya yang tidak kalah penting! Pasar! Faktor eksternal ini penting dipelajari, bagaimana ukuran pasarnya, ada tidak momentum nya, bagaimana membangun momentumnya dan tentunya peta kompetisinya. 

Belajar ke-4 aspek ini menjadikan kita paham bahwa keseluruhannya membawa bisnis kita untuk memiliki keempat aspek penting lainnya;
1. Kapabilitas produk dan bisnis
2. Kesadaran konsumen 
3. Distribusi produk
4. Memetakan permintaan pasar
Ke-4 aspek inilah yang perlu disadari bahwa ngga cukup jika sekedar produk, lengkapi dengan kapasitas lainnya yang dibangun bertahap!

Selamat berproses!

Berorientasi Kemanakah Usaha Kamu?

Diskusi seru hari ini dengan kawan-kawan ODP Bank BNI, terkait bagaimana shifting pemikiran ke Digital Mindset dengan titik beratnya mengubah paradigma dari produk sentris ke user centris.

Kala teknologi menyatukan banyak hal, dampak kolektif dari konvergensi sangat memengaruhi praktik pemasaran di dunia. Tren baru muncul seperti “Sharing Economy & ”Now Economy” terintegrasinya omnichannel, beragam konten pemasaran, CRM sosial, dll. Konvergensi akhirnya mengarah pada ‘keterpaduan’ antara pemasaran digital & tradisional.

Di dunia teknologi yang makin tinggi, setiap orang justru semakin merindukan sentuhan yang lebih tinggi, makin terhubung secara sosial, makin juga ingin hal-hal yang dibuat personal. Dengan dukungan data analitik, produk & layanan jadi lebih personal. Dalam ekonomi digital, kuncinya memang dengan bagaimana kita memanfaatkan paradoks ini.

Di era transisi ini, jelas diperlukan pendekatan berbeda.
1) Perubahan baru yang membentuk dunia kita saat ini adalah konektivitas & subkultur digital. Tak semua pelanggan diciptakan setara. Beberapa segmen mengandalkan referensi pribadi mereka sendiri dan apa yang mereka dengar dari iklan.

2) Adanya kerangka kerja baru yang akan meningkatkan produktivitas dengan memahami jalur-jalur baru yang menghubungkan dengan konsumen di era digital (metrik, industri, dll).

3) Mempelajari taktik utama dunia baru, semua dihasilkan dengan berpusat pada manusia (User Centric & content engagement)

Marketing 4.0 memang menggambarkan sebuah dunia di mana fitur & manfaat menjadi penting, menjadikan kemampuan memahami konsumen jadi pendorong utama inovasi. Kontekstualisasi User Centric dalam kehidupan digital membuatnya makin kompleks karena tidak sekedar human centric, tapi bagaimana individu ini terhubung & sukses menjalani hidupnya di era digital.

Aspek digital mendorong kita melakukan pendalaman erorientasi manusia dengan konteks digital, mencakup tiap aspek dari journey pembeliannya. Coba lihat lagi, apakah kita sudah beralih jadi 4.0, atau jangan-jangan paradigmanya masih berada di Marketing 1.0 Product Centric, atau 2.0 Consumer Centric, & 3.0 Human Centric? Saatnya sungguh-sungguh melompat ke 4.0 Digital Centric!

Apa kabar komunitas kamu?

Masa terberat yaa era Pandemik ini, tapi biasanya komunitas punya pandangan lain, karena biasanya energinya cukup kuat dengan gagasan-gagasan inovatif. Hanya saja mungkin ada juga ada yang bertanya sampai kapan bisa bertahan?

Coba deh kumpul lagi, manfaatkan untuk remapping lagi komunitasnya dengan kanvas sederhana ini “The Community Canvas” dari CreativeCommon. ⁣

Ada tiga bagian menarik dari kanvas ini yang dapat memandu komunitas keren kamu yang baru saja akan berdiri, atau sudah lama sekalipun berdiri.

Yok lihat bagian-bagian kanvasnya;⁣

1. Biru tentang identitas⁣
2. Merah tentang kegiatan⁣
3. Hijau tentang struktur.⁣

Ngebahas ini bareng-bareng bakal seru, terarah dan jadi paham “the big picture”nya kamunitas kamu.⁣

1. Identitas. ⁣
Ingin dikenal sebagai apa komunitas kamu, coba definisikan lagi identitas dan tujuannya, lengkapi dengan Value, Brand dan Definisi Suksesnya. Tuliskan agar jelas yaa!⁣

2. Kegiatan⁣
Program dan kegiatan apa yang jadi penciri komunitas? Dari mulai siapa aja anggotanya, gimana seleksinya, gimana ritualnya, peraturannya bagaimana, pengalaman apa yang akan dirasakan, konten apa yang akan jadi substansi, bagaimana pembagian perannya serta bagaiman melalukan transisinya kedepan.⁣

3. Struktur⁣
Disebelah kiri adalah tentang organisasi, bagaimana mengelola serta membiayainya. Sedangka sebelah kiri adalah channel dan platform apa yang akan digunakan serta bagaimana mengelola datanya.⁣

Nah dengan selembar kertas ini, kamu akan lebih jelas gambaran besar komunitasnya. Diskusi bareng besok-besok coba bawa ini yuk, atau tempel aja ditempat kumpul-kumpulnya. Selamat mencoba! Moga makin kompak, lompat lagi! kalau masih kesulitan, kita ngobrol yuuk.

Purpose First

Pengingat lagi bahwa apa yang kita lakukan bisa jadi sama, dalam sepotong sudut pandang melihat sebuah aktivitas bisa jadi sama. Setiap orang bisa menerjemahkannya sebagai hal yang serupa, atau bahkan sesuka hati diartikan sesuai dengan apa yang pernah Ia alami.⁣

Yang menjadi pembeda sesungguhnya niat, atau yang saat ini dikenal sebagai “purpose making”. Setiap pergerakan, organisasi bahkan usaha bisnis berlomba‑lomba saat ini mengubah orientasinya menjadi purpose. ⁣

Niatan memang tak terlihat dipermukaan, maka sering kali orang yang tak paham bisa mengintrepretasikannya sesuka hati. Padahal niat menjadi pembeda yang tak kentara melahirkan energi yang sangat berbeda. ⁣

Beberapa contoh misalnya, sama‑sama jualan, hanya yang satu bertujuan menyenangkan dan menolong pelanggannya, yang lain mencari untung. Sama‑sama berjualan. ⁣

Atau yang lainnya, sama‑sama terlihat berlatih dan bekerja, satu sisi bisa dilihat sebagai eksploitasi, satu sisi memberdayakan. Hal ini bisa terjada karena tak sanggup melihat fenomena utuhnya, apakah itu berniat atas keuntungan semata atau purpose memandirikannya. ⁣

Sebuah kegiatan yang sama bisa berbeda hasilnya walau dengan cara yang sama. Apalagi jika niat baik yang mengawalinya, energi akan membuncah melahirkan banyak momentum‑momentum baru tak terbendung. Momentum baru itu biasanya yang melahirkan banyak energi baru bergerak maju mendapat banyak hal baru yang BEYOND! ⁣


“If you have a strong purpose in life, you don’t have to be pushed. Your passion will drive you there.” Roy T. Bennett

Dear Yoga, Tantan dan Rudi

Mendengar cuplikan ibu Rektor @universitaspadjadjaran ini sungguh membanggakan, selamat @lebahbandung @madu_masagi ❤️

Duduk di pojok kebun lebah, memandangi bunga warna warni hasil semai sejak awal tahun. Sebuah topik menguat ketika kami merasa WFH juga begitu banyak membawa kebaikan, namun tak terasa dinamika organisasi yang tak saling sapa sejak lama juga berujung pada mulai longgarnya ikatan kami sebagai keluarga. ⁣⁣
⁣⁣
Sore ini juga kami mencoba merancang kemenangan, mendiskusikan bagaimana caranya? Kemudian timbul pertanyaan lain, “Mengapa perlu menjadi pemenang?, “Menang untuk apa?”, “Definisi kemenangan itu apa?” Diskusi yang menarik, tak terasa 2,5 jam berlalu. Kami mulai memeta‑metakan kembali siapa berperan apa, bagaimana kita bisa melihat sekeliling. Menaklukan egosentris kelompok agar mau bertanya “Siapa yang dapat memperkaya pergerakan kita kala kita merasa kita bisa melakukannya sendiri? Sudah bisa dilakukan sendiri, mengapa perlu mengajak pihak lain?”, mengapa harus tetap berkolaborasi?⁣⁣
⁣⁣
Mungkin sebagian mulai lupa atas apa mimpi yang sempat tertuliskan atau pada semangat kolaborasi yang sempat dibangun. Menjadi biasa bekerja sendiri, mulai lupa melihat sekeliling, mulai terasa terbiasa mandiri ternyata juga menumbuhkan bibit‑bibit ketidakpekaan untuk melihat sekeliling bahwa ada yang tercecer. Padahal era ini adalah era kolaborasi, bukan lagi kompetisi yang lazim meninggalkan keterceceran.⁣⁣
⁣⁣
John Duval menuliskan “Collaboration in the workplace brings people with different backgrounds, skills, expertise, and perspectives together to brainstorm ideas, overcome obstacles, and utilize creative problem solving for the betterment of the company” Semua tim paham ini, hanya memang menginternalisasinya menjadi bagian paling menantang dalam jiwa & skills keseharian.⁣⁣
⁣⁣
Penutup pertemuan sore ini, mengingatkan lagi untuk melatih tegur sapa, menawarkan bantuan, membangun pembicaraan & menemukan irisan bersama hingga yakinkan bahwa kemenangan itu adalah kala kita dapat berjalan bersama, tak satupun tertinggal.⁣⁣
⁣⁣
“two heads are better than one”

Main Ke Ruko

Lantai 2 dibawah AC yang dingin, duduk sejenak memperhatikan anak‑anak muda ini berdiskusi, diselingi tawa juga sesekali merengutkan dahinya. Lagu Korea terdengar dari salah satu laptop mereka menemaninya bersenandung. Dipojok ruang, dua orang berdiskusi tentang anggaran, tampak runyam raut wajahnya. Di meja besar di sana, tatap mata lima orang anak menuju layar yang berbeda namun dokumen yang sama, ah teknologi!⁣

Di teras, sekelompok anak muda berkumpul merancang startegi toko onlinenya, lengkap dengan masker‑masker dan hand sanitizernya tersedia. Di ruang dapur ibu‑ibu menyiapkan kantin makan siang yang lezat. Sementara, di lantai bawah anak‑anak muda memandu jalannya pelatihan online pada ibu‑ibu rumah tangga di 30 kecamatan dengan total 100 orang Ibu rumah tangga mereka bimbing melalui ponselnya masing‑masing! ah lagi‑lagi teknologi! ⁣

Hingga sore hari, sebuah dapur bertransformasi menjadi studio mengumpulkan 40 orang sekaligus secara Daring setiap Kamis dan Selasa sore, kali ini kami membahas “Jangan Berkarir Di Industri Kreatif, Kenapa?” bersama tokoh radio dan konten kreator kondang dikota kami, Begitu ramai ruang ini tak hentinya menuangkan dampak.⁣

Suasana bersahabat, dinamika usaha dan teknologi menjadi bagian tak terpisahkan pada pemberdaya muda ini. Ditengah masa sulit, dinamika yang tajam menjadi bagian keseharian. Sebuah suasana yang sukar didapat ditempat lain, sebuah kekayaan yang patut disyukuri. Kadang‑kadang rindu suasana ini di kampus.

Kekayaan akan Human Capital, ekosistem belajar yang saling mendukung, tantangan yang jadi wadah berlatih, ilmu‑ilmu yang bermanfaat, serta begitu banyaknya masyarakat terlibat menjadi bagian‑bagian yang saling menularkan energi positifnya.⁣

Lelah? tentu ada, tapi ada hal yang membuat energinya lebih mencuat, ada mimpi diujung sana, memberikan manfaat layaknya air mengalir yang tak henti. Tetap semangat memberi dampak yaa!⁣

Ilustrasi nyata kegiatan pagi tadi, sembari menunggu waktu webinar tiba :)⁣
#mainkeruko

Organisasi Pembelajar

Rasa yang pas, tatanan meja yang mulai baik, cara menyapa yang makin hangat, catatan keuangan yang semakin rapih, peralatan yang higinis hingga tata organisasi yang makin kuat. Setiap detail perubahan yang baik adalah tanda sebuah organisasi yang belajar, tak begitu saja lahir dengan sempurna.

Begitu menikmati setiap detail aksi yang semakin baik, tidak melompat langsung pada titik ekspektasi teratas.

Mengurai rencana pada garis horizontal, membaginya jadi beberapa tahap dan menekuninya dengan kesungguhan selalu membuktikan bahwa keetekunan yang terukur menghasilkan progress yang baik. Bersaing bukan semata‑mata dengan kompetitor, tapi dengan goals yang kita tuliskan diawal dan mengawalnya hingga tuntas membuahkan keberhasilan sesungguhnya.

Learning organization, adalah organisasi yang memperkenankan kesalahan sebagai wadah belajar, karena salah biasanya mengakselerasi proses empatinya. Empati yang baik akan jadi energi untuk belajar lebih keras namun menyenangkan.

Kala organisasi dituntut kesempurnaan pada setiap detailnya justru mematikan kreatifitas, terkungkungnya eksplorasi dan awal dari kematian inisiatif kolektif. Tantanglah dengan kemajuan yang lebih baik setiap saatnya, walau setiap titiknya pun menghadirkan dinamika yang kadang menghadirkan rasa sakit, hanya akan lebih banyak menghadirkan kebahagiaan jika memandangnya sebagai proses belajar.

Makan siang di @cateringsedap_bununung banyak memberikan insight hari ini, bahwa manusia itu sungguh bertumbuh, dan sebuah kewajiban bagi kita memberikannya tempat tumbuh yang sehat, menuai banyak kebermanfaatkan bagi sesama.
#janganlelahberproses

Lompat Bareng!

Yang awalnya saling menjadi teman berbicara satu sama lain tempat curcol, sebagai individu yang sama‑sama memiliki gerbong tim dalam wadah wirausaha, masa pandemik ini memang keras! Tapi punya teman berdiskusi yang awalnya saling bercerita dan berbagi semangat lama kelamaan menemukan pola yang tampaknya bisa saling melengkapi! Kesulitan memang paling pas dihadapi dengan saling kolaborasi.

Ngga sebentar memang, kesana kemari jadi teman ngopi, memetakan kekurangan dan kelebihan usaha masing‑masing itu memang perlu proses, gagasan dan momentum itu memang dibangun dengan melakukan komunikasi intens kemudian saling membuka diri untuk jadi puzzle pelengkap yang baru karena kepingan puzzle lama tak terasa berguguran pula di masa pandemik ini.

Setelah masa sulit selalu ada masa terang, kami selalu yakin itu. Selalu ada harapan yang memang dijanjikanNya bagi orang‑orang yang tak berhenti dalam ikhtiarnya.


Masa pandemik ini memang seperti Roller Coaster, walau tegang tapi tetap seru juga menikmati dinamikanya. Jika melihat model Roller Coster of Change ada saatnya kita tiba dititik “Needing to let go” ambil keputusan dan mau mencari hal baru. Ada saatnya kekuatan berproses itu menemukan struktur‑struktur baru membuahkan perjalanan baru yang tak diduga‑duga!

Terimakasih kawan‑kawan kolebs seru dimasa pandemik ini, seru juga kita lanjutkan untuk melompat bareng!

Tempat Tumbuh

Tempat ini memang tempat tumbuh, disemai dengan penuh hasrat menjadi teman tumbuh. Ditempat ini kami tak banyak memilih, kala yang lain mengajukan sederet kriteria agar dapat tumbuh bersama, kami tidak. Siapapun bisa belajar.⁣

Beberapa orang mengatakan kami menerima kawan‑kawan bergolongan “under previllage” apakah tak lelah?” Ujarnya. Saya tak suka label itu, saya lebih suka memberikannya dignity, bahwa mereka adalah generasi bangsa yang layak dibukakan kesempatan menemukan jati dirinya.


Sebenarnya sederhana saja yang dilakukan, menjadi teman tumbuh, memberikan secuil periode waktu untuk menjadi periode waktu dimana mereka mampu menikmati proses “life‑changing‑nya”, menemukan bahwa mereka adalah individu‑individu berdaya yang kuat dengan cara berpikirnya. ⁣

Mengenalkannya dengan cara‑cara berpikir & bertindak baru yang relevan dengan jamannya namun tak meninggalkan kodratnya sebagai manusia untuk tetap kaya akan empati.⁣

Tempat ini adalah tempat dimana kawan‑kawan muda banyak menemukan kekuatan dirinya, masuk berlatih dan kemudian melangkahkan kakinya kembali dengan ide‑ide baru dan kapasitas yang cukup untuk menjadi individu baru yang mandiri.⁣

Proses belajarnya memang beda, dibenturkan dengan kenyataan sekaligus dibawa dengan cara‑cara berpikir yang tak lazim didapatkan dibangku formal. Seringkali ini menjadi beban dinamika, kala pemikiran baru bersebrangan dengan beban masa lalu dan pendidikan formal.⁣

Hasrat menumbuhkan itu mungkin sudah begitu dalam, ditempa dinamika beragam justru menghadirkan banyak pengetahuan baru. Ingin rasanya mengajak kawan di luar sana, untuk bersama‑sama menyadari bahwa ada fase tumbuh sebelum seseorang itu menemukan momentumnya. Jangan lupa berikan mereka wadah bertumbuh, tak melulu individu itu langsung tumbuh dengan kehebatan & kapasitasnya kemudian memetiknya tanpa peduli proses dibelakangnya.

Tempat tumbuh, menyediakan lahan tempat tumbuhnya beraneka bunga yang disemai sejak dini, siap menyiraminya, ditempatkannya dengan hati‑hati. Hingga akhirnya Ia tumbuh cantik kemudian menebarkan bibit‑bibit kebermanfaatan lebih banyak. Selamat datang di Kebun Mimpi.