Makin Pinter Dengan Berbagi

Postingan ini hadir bukan karena Dosennya doyan bikin webinar yaa🤣🤣 tapi ini sungguh ingin membagikan pengalaman belajar nyata, membuktikan bahwa belajar & berbagi itu bisa sangat menyenangkan. Bukan hanya menyenangkan, namun juga mendatangkan banyak insight yang luar biasašŸš€
⁣⁣
Jika dalam teori retensi pembelajaran, mengajarkan orang lain adalah hierarki tertinggi dalam proses belajar dimana Ia akan menyerap 90% hasil belajarnya, ketimbang model belajar lainnya seperti ceramah, membaca atau diskusi sekalipun. ā£ā£šŸ’«
⁣⁣
Memberikan wadah yang sungguh‑sungguh bagi anak‑anak muda menjadi manusia berkualitas selalu menjadi sumber energi membahagiakan. Merancang proses yang sungguh‑sungguh dilakukan hingga mereka lulus dengan outcomes yang baik, hingga kemampuan kognitif keilmuan, psikomotorik gerak & perilaku serta kemampuan afeksinya terasah baikšŸ‘ØšŸ»ā€šŸŽ“ā£ā£
⁣⁣

Kemampuan ini jadi penting untuk mengarungi era masa depan yang makin menantang, oleh karena itu sempat juga kami berdiskusi terkait nama‑nama peranan yang ingin mereka hadirkan di masa depan dengan beragam kapabiltasnya yang perlu dimiliki. Coba lihat deh dibawah nama‑nama mereka, ada peranan masa depan yang dirumuskannya, keren! Yaaa.. setidaknya label ini akan memancing hukum ketertarikan hal‑hal yang mereka impikan untuk menghampirinya lebih dekat dengan mimpinya.⁣⁣
⁣⁣
Malam ini mendapat report progress membahagiakan, panggung‑panggung ujian akhir semester kali ini akan berbeda! šŸ—£ Mengundang masyarakat umum untuk menilai mereka apakah memiliki kapabilitas & kapasitas yang layak untuk memboyong nilai A bagi kuliahnya. Setiap anak akan memiliki panggung berbaginya dengan audience yang berbeda secara masifšŸŽ¤Secara pribadi saya sangat menikmati panggung anak muda walau minim pengalaman sekalipun, sangat membahagiakan bahkan jika kita sanggup memberikan berbagai panggung pertama untuk tiap pengalaman baru pada hal‑hal berbeda🤩

Peranan Masa Depan

Inget postingan lalu tentang parade webinar mahasiswa? Ternyata di jagad twitter, poster kami viral disoroti negatif šŸ˜‚ tentang label peranan masa depan yang memang mereka kami tantang tentang peran apa masa depan, yang tentunya saat ini belum populer apa itu peranan & apa itu bedanya dengan profesi.⁣
⁣
Pergeseran Profesi ke Peranan adalah hal pasti. Jika proses perkuliahan berujung pada kompetensi khusus & tiap profesi punya standar masing-masing, lalu apa bedanya dengan peranan?šŸ˜Ž
⁣
Profesi penting seragam & terstandar, jika dituangkan jadi peranan akan jadi cerita lain yang menantang! ā€œPeranan itu melekatkan manfaat ilmunya di masyarakat & lingkungan, kemudian meluaskan keterampilannya untuk membawa kemajuan bagi sekeliling” Tiap individu berhak memilih & memformulasikannya ilmu dengan passionnya. Oleh karena itu peranan akan punya warna2 khasnya yang unik & saling melengkapi🧩
⁣
Sarjana Pertanian misalnya, Ia tak melulu harus jadi dosen/ petani, tapi dengan ilmunya Ia bisa memberikan manfaat dalam bentuk berbeda. Untuk melekatkan ilmunya, Ia bisa berperan sebagai Agile Leaders, Design Thinkers, The Local Enablers, Creative Inclusive Mover atau label apapun yang Ia inginkan melekat pada dirinya sebagai perwujudan mimpi diri masa depannyašŸ”Ž
⁣

Bingung? memang akan banyak kebingungan yang muncul karena makin banyak kebaruan muncul berbeda & belum ada rujukannya & bahkan tak banyak pula yang melakukannyašŸ–
⁣
Satu-satu yang membuat kita bisa beradaptasi adalah membangun paradigma baru, karena kebaruan tidak dapat melekat dengan paradigma lama. Jika mendapatkan cemoohan biarkan, pembaharu memang akan selalu mendapatkan tantangan dari sekeliling. ⁣
⁣
Berikut saya coba adaptasi sebuah gambaran konsep Whole Brain Herrman Global. Untuk menetapkan nama peranan, coba tarik garis dimana titik dominan & kurang dominannya kamu. kemudian petakan ingin seperti apa diri dimasa datang dengan ke-4 kemampuan ⁣
⁣
A Rasional/logika,⁣
B Perencanaan & organisasi, ⁣
C Perasaan & Interpersonal.⁣
D Kreativitas & Big Picture⁣
⁣
Tarik garis sesuai kedalaman penguasaannya, coba labeli diri dengan peranan. Kira2 nama peran apakah yang paling sesuai buat kamu dimasa datang?⁣

Learning in The Era of Change

Aktivitas kolaborasi tak mungkin lagi dipungkiri, karena dari sinilah banyak muncul beragam kemungkinan baru menerobos batas kebiasaan.

Bangka Belitung, hari ini menjadi saksi baru betapa kuatnya peran kolaborasi. Melihat kaum muda berbaur dengan masyarakat selalu menjadi energi baru penyemangat bahwa masa depan penuh kemajuan itu memang nyata ada dan bisa hadir.

Belajar dimasa modern tentu berbeda cara dengan masa lalu, beragam sumber bisa diakses dimana saja, hanya kita perlu tau pasti bahwa menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah sebuah cita‑cita yang memang layak diperjuangkan.

Semakin banyak bersua kawan‑kawan baru, artinya makin besar pula kemampuan mengasah kemandirian belajar. Makin tinggi nilai pula penguasaan proses pembelajaran yang ternyata bukan hanya bisa didapat diruang‑ruang kelas, atau kelas maya sekalipun, tapi justru diruang‑ruang sosial, berbaur dan saling belajar. Belajar dari keseharian, bekerja dalam tim, berbagi ilmu dan pengalaman adalah ruang‑ruang terbaik belajar.


Apalagi jika kita memadukannya dengan kesungguhan melakukan pengembangan diri baik secara profesional, mengembangkan jejaring & senantiasa update dengan zaman.

Minggu ini belajar banyak dari Kepulauan Bangka Belitung. Jangan lupa kolaborasi! Terimakasih Bapak Gubernur @erzaldi.rosmandjohan dan Ibu @melatierzaldi atas kesempatannya, banyak bahan untuk belajar 🤩 #janganlelahberproses

courtesy:img-src

21st Century Skills

Perjalanan panjang membangun pendidikan berkualitas. Mutu pendidikan seyogyanya tercermin dari perilaku individunya. Pendidikan pun tak bisa hanya dibebankan pada lembaga formal. ⁣
⁣
Memadukan pendidikan dalam lingkungan keluarga di rumah, guru di sekolah formal, komunitas di lingkungannya, & teman sebaya adalah PR penting agar ekosistem pendidikan jadi ideal. ⁣
⁣
Pengetahuan, keterampilan & perilaku jadi kesatuan yang tak bisa lepas, sayangnya masih banyak yang hanya fokus pada satu hal saja. Ada yang berpengetahuan namun tak berketerampilan, hingga ia terjebak teori. Ada yang berketerampilan tapi enggan merujuk pengetahuan, hingga kerap mengenyampikan pengetahuan yang membantunya berkaselerasi. Atau berpengatahuan & berketerampilan tapi tak paham arti berperilaku yang tepat.⁣
⁣
Dalam The OECD Learning Framework 2030: diingatkan kembali, komponen‑komponen pendidikan yang perlu disinergikan, tak bisa sendiri‑sendiri.⁣
⁣
ā€œThe concept of competency implies more than just the acquisition of knowledge and skills; it involves the mobilisation⁣ of knowledge, skills, attitudes and values to meet complex demandsā€ā£
⁣
1. Pengetahuan; Terkait bidang ilmu, keterpaduan antar‑keilmuan, epistemologi (kemampuan menghubungkan sesuatu dengan keilmuan) & hal‑hal prosedural.⁣
⁣
2. Keterampilan; kemampuan Kognitif (proses mental yang meliputi memori, perhatian, produksi & pemahaman bahasa, penalaran, pembelajaran, pemecahan masalah & pengambilan keputusan.⁣
⁣
3. Metakognitif, tentang pemikiran. mengacu pada proses untuk merencanakan, memantau & menilai pemahaman & kinerja seseorang, kesadaran kritis tentang a) pemikiran & pembelajaran b) diri sendiri sebagai pemikir & pembelajar. ⁣
⁣
Keterampilan lain yang perlu juga terkait keterampilan sosial emosioal, fisik & praktikal. Mengembangkan perilaku personal, memahami konteks. Societal (relasi sosial) & memahami konektivitas & kontekstual global.⁣
⁣
ā€œStudents who are best prepared for the future are change agents. They can have a positive impact on their surroundings,⁣ influence the future, understand others’ intentions, actions & feelings, & anticipate the short & long‑term⁣ consequences of what they do”

Future Skills

Masa sulit ini justru banyak pembelajaran baru setiap harinya. Kehilangan pendapatan bagi sebagian orang sudah pasti, di sisi lain Ia membuka kesempatan menumbuhkan pengetahuan & jejaring baru. Jika Cashflow menjadi ā€œPainā€ kali ini, itulah besaran ongkos sebuah “Knowlegde Gain”⁣
⁣
Pagi ini belajar belajar bahwa menggerakkan sebuah tim saat Pandemik adalah pengalaman luar biasa, yang pada masa normal jarang terjadi. Beberapa hal yang tak sadar menempa kita hingga titik terberat organisasi untuk belajar naik kelas!

1.Komunikasi ā£šŸ—£
Komunikasi aktif jadi kunci, tanpa itu semuanya ambyar! Secara verbal diuji, kemampuan menyimak, hingga rasa percaya diri & rasa saling hormati demi tujuan bersama.⁣
⁣
2.Jualan!ā£šŸæ
Tiap anggota menjadi sadar, bahwa sales adalah ujung tombak, mengembangkan cara baru jadi kebiasaan baru. Kemampuan riset market, memahami pelanggan, pelayanan efektif jadi terasah.⁣
⁣
3.Keterampilan Negosiasiā£šŸ’šŸ»ā€ā™€ļø
Tim jadi ā€œterpaksaā€ tercebur belajar “Persuasive Skills”, sabar & hormat, kontrol emosi & mau membuka kepala untuk menyimak.⁣
⁣
4.Kepemimpinanā£šŸ¦øšŸ»
Setiap anggota terdorong untuk menginspirasi & memotivasi. Kemampuan analisa & mengatasi konflik, berpikir kreatif, delegasi, fleksibilitas & kejujuran makin encer. ⁣
⁣
5.Goal Settingā£šŸŽÆ
Tim jadi lebih sadar manajemen tugas, memilih prioritas, bagi tugas & merunutnya, delegasi & lebih peka dengan deadline.⁣
⁣
6.Team Buildingā£šŸ‘«
Kemampuan menyimak & peduli dengan anggota diuji. Bangun kepercayaan diri, kolaborasi, sabar hingga saling dukung terbangun.⁣
⁣
7.Manajemen Projectā£šŸ“‰
Masa ini jadi masa emas memperbaiki kemampuan monitor, evaluasi, analisa, merancang, mengembangkan hingga implementasi. Banyak dipaksa belajar, atas terpaksa awalnya, namun makin baik prosesnya!⁣
⁣
8.Sadar Finansialā£šŸ’°
Setiap bagian menjadi sadar keuangan, pelan2 jadi mau berhitung, membuat indikator, ukuran, dimensi & variabel. Di masa normal faktor ini paling banyak tak memperdulikannya.⁣