Yang selalu satset (pain relievers)
buat jemput kamu tanpa ribet (pain points)

Dalam pengalaman saya, Bluebird selalu menjadi top of mind. Bukan karena logonya, bukan pula karena sejarah panjangnya, tetapi karena satu hal yang konsisten: setiap kali masuk ke taksinya, mood terasa terjaga.

Mobilnya rapi, pengemudinya relatif tenang, dan interaksinya profesional tanpa basa-basi yang melelahkan. Pengalaman ini mungkin tampak sederhana, tetapi justru di situlah Brand Experience (BX) bekerja, bukan sebagai pesan, melainkan sebagai rasa aman yang langsung dirasakan tubuh dan pikiran pelanggan.

Namun dalam konteks bisnis hari ini, BX seperti ini tidak lagi bisa bergantung pada kebiasaan lama atau ingatan masa lalu. Pasar kini memberi pelanggan terlalu banyak pilihan, dan top of mind tidak otomatis berarti top of choice. BX Bluebird yang kuat di momen inti, saat duduk di dalam mobil, akan melemah jika pengalaman di luar momen itu terasa tertinggal, berjarak, atau tidak kompetitif. Di titik ini, BX diuji bukan oleh niat baik perusahaan, tetapi oleh apakah pengalaman tersebut masih terasa relevan di tengah kemudahan alternatif lain.

Pelajaran bisnisnya keras: BX bukan sesuatu yang bisa diwariskan, ia harus terus dibuktikan. Reputasi yang dulu dibangun dari konsistensi layanan bisa terkikis jika tidak diterjemahkan ulang ke dalam ekspektasi pelanggan hari ini. Bluebird “yang sekarang” sedang berada pada fase krusial BX, bukan lagi soal dikenal atau dipercaya, tetapi soal apakah rasa aman dan nyaman itu masih cukup kuat untuk membuat pelanggan memilih tanpa berpikir ulang. Dalam persaingan yang semakin transparan, BX bukan soal dikenang dengan baik, melainkan soal tetap dipilih unconsciously 🚙🚙

Sumber gambar @bluebirdgroup 💙

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *