Setia pada Cita-cita

Setia pada cita-cita. Kalimat ini sering kali saya ungkapkan pada tim. Ungkapan yang kerap kali kita lupakan bahwa kesetiaan tidak selalu identik untuk dilekatkan seorang individu. Kesetiaan pada individu besar kemungkinannya untuk bergeser menjauh dari cita-cita, atau akan sangat mungkin memudar jika sesuatu hal terjadi.

Dalam organisasi, hal ini dikenal sebagai kesetiaan kepada tujuan, pada goals yang dicanangkan. Setiap konflik & dinamika yang timbul antar individunya idealnya diselesaikan untuk kembali pada cita-cita semula.

Banyak organisasi dalam perjalanannya menjauh dari visi & tujuan semula. Sering kali visi dibuat hanya sebatas penghias halaman depan website resmi atau dinding ruang tamunya. Hingga dalam perjalanannya individu-individu yang bernaung didalamnya perlahan lupa untuk dilibatkan dalam merawatnya, hingga akhirnya perlahan organisasi yang ditumpanginya menjadi sebatas tempat bekerja, mencari penghasilan.

Dalam merawat cita-cita, perlu dan sangat penting, membakar visi dan menginternalisasikannya pada setiap individu yang terlibat didalamnya. Lupa merawat sering kali diakibatkan oleh asumsi bahwa hal-hal esensial seperti tujuan organisasi tadi sudah “disampaikan” atau sekedar “Kami sudah webinarkan!” atau “Ada kok di website!”.

Hal ini menjadi penyebab utama mengapa individu-individunya menjadi lupa tujuan, hingga perlahan dinamikanya membawa perpecahan karena politik membawanya pada kesetiaan pada individu tertentu yang lebih kuat posisinya.

Merawat tujuan, adalah hal yang paling esensial dilakukan. Apalagi di era ini dimana beragam distraksi muncul, atau dengan alasan beradaptasi dan menjadi agile. Padahal beradaptasi / menjadi agile adalah terkait cara, bagaimana mencapai tujuannya.

Menjadi adaptif adalah dengan memahamkan bagaimana seluruh awak bisa mengadaptasi cara berpikir, cara kerja & cara implementasinya sesuai jamannya. Bukan mengganti tujuannya dan atau lebih suka dengan kepentingan-kepentingan jangka pendek saja.

Setia pada cita-cita adalah sebuah hal penting, maka untuk menjadi konsisten merawatnya adalah hal yang tak bisa dipungkiri lagi agar setiap pergerakan selalu selaras dengan cita-cita. #OKRs

Mencari Cuan!

Memiliki model bisnis yang pas untuk mengembangkan usaha memang perlu proses yang panjang. Bahkan ini tak berkesudahan, selalu saja ada proses iterasi sepanjang waktunya hingga selalu relevan pada setiap jaman.

Model bisnis yang matang adalah model bisnis yang dapat memastikan keberlanjutannya, artinya berlanjut proses inovasinya, bertumbuh juga produk dan bisnisnya serta semakin luas dampaknya.

Ada 10 spot terbaik dalam melakukan inovasi, apalagi untuk mendatangkan keuntungan. Mendapatkan keuntungan tidak selalu dari jualan tentunya. Jika kita memahami kerangka model bisnis, setiap lini didalamnya bisa dioptimalkan untuk mendapatkan keuntungan serta memaksimalkan peluang untuk tetap tumbuh berkelanjutan.

Setidaknya ada 10 sumber keuntungan atau inovasi yang bisa kita ulik untuk diterapkan kemudian dalam bisnis kita. Ke-10 spot ini dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni Konfigurasi, Penawaran dan Pengalaman Konsumen. Pertanyaan yang perlu kita bumikan menjadi strategi adalah;
________________________________
Konfigurasi
1. Model Keuntungan; Bagaimana kita menghasilkan uang
2. Jejaring; Bagaimana kita terhubung dengan yang lain untuk
mencipta nilai
3. Struktur Organisasi; Bagaimana kita menyelaraskan talenta dan aset usaha
________________________________

Penawaran
1. Kinerja Produk; Bagaimana kita menggunakan fitur yang
memuaskan dan fungsional
2. Sistem ; Bagaimana kita mencipta produk dan jasa yang
saling komplementer

________________________________

Pengalaman
1. Pelayanan; Bagaimana kita mendukung dan memperbaiki nilai dari penawaran usahanya
2. Saluran; Bagaimana kita menyampaikan penawaran pada kustomer dan penggunanya
3. Merek; Bagaimana kita merepresentasikan penawaran
dan bisnis
4. Ikatan dengan pelanggan; Bagaimana kita menguatkan interaksi yang
berbeda

Berikut beberpa contoh usaha inovatifnya ya, selamat belajaar!

Merancang Pembelajaran Berkualitas

Mengutip sebuah catatan seorang tokoh, “Dibutuhkan orang yang berbeda untuk memahami ilmu (sains, science), teknologi (engineering) dan bisnis. Sayangnya jarang mendapatkan orang yang memahami cara pandang dari ketiganya. Kebanyakan hanya salah satu sudut pandang saja dan kemudian merasakan paling benar. Sepi dan sukar mendapatkan lawan bicara yang paham maksud saya, – Budi Rahardjo, 2021

Merancang kurikulum yang relevan, membuahkan learning journey yang menantang & menarik selalu menjadi passion terdalam. Dalam merancangnya, perlu dipastikan relevansinya dengam kebutuhan jaman & masa depan. Dinamikanya juga bukan hal mudah, banyak barier tebal berlapis dari mulai birokrasi, aturan, standar, cara pandang yang berbeda, hingga bagaimana menuangkannya agar benar-benar menjamin para pembelajar lulus bukan dengan sekedar bergelar, tapi justru fundamental utama karakter yang kuat cendekia handal.

Tantangan masa depan penting dijawab dengan pola & sistem pendidikan yang relevan. Penerapannya kerap kali menjadi pelik dalam karena tantangannya adalah bagaimana melahirkan lulusan-lulusan yang mampu berperan, hingga kebutuhan masa depan penguasaan keilmuan menjadi menyangkut multi aspek, baik itu teknologi, ekonomi, industri, sosial bahkan business-sense-nya.

Apalagi, era digital, membawa jaman & komunitasnya punya wahana multilayers yang saling berkaitan.
Merancang proses pendidikan yang memastikan para pembelajarnya ;

1. Mendapatkan cara baru dalam memperoleh keahlian dalam keilmuannya,
2. Mendapatkan kontekstualisasi dalam penerapan risetnya,
3. Memastikan pencapaian penguasaan teknologi dengan kemampuan busines—sesnse yang relevan.
4. Memastikan pembelajar terhubung dengan ekosistem inovatif, terhubung dengan teknologi, industri dan bisnis kreatif yang akan menjadi pilar penting keberlanjutan ilmu yang diperolehnya

Merancang pembelajaran berkualitas agar pembelajarnya bukan hanya kompeten tapi paham teknologi, punya orientasi user & business outcomes, paham model bisnis & eskosistemnya & lulus dengan energi & pemahamannya agar punya kapabilitas untuk berdampak dampak bagi masyarakat . Tetap melangkah untuk kemajuan Pendidikan di Bumi Pertiwi.

Momentum Yang Cocok Untuk Membangun Produk Kamu

Sesi coaching hari ini bersama salah satu newborn startup dari Pekalongan!

Seru membahas fundamental bisnis yang penting untuk dipahami, bahwa dalam bisnis memerlukan pemahaman bukan hanya produk yang perlu dikuasai sebagai Hard Skills. Bukan hanya soal biaya, mutu atau kecepatan bagaimana kita menghantarkan sebuah produk pada konsumen dan memastikan mereka puas.

Banyak hal lagi yang perlu kita secara bertahap pelajari, bicara produk tentunya tidak lepas dengan bisnisnya. Bisnis ada banyak tantangan di dalamnya, bagaimana mengembangkan dan memberdayakan talentnya, jejaring kuatnya, pengetahuannya. Bisnis menjadi aspek lain yang perlahan juga kita kembangkan kapasitas internalnya. 

Aspek lainya adalah bagaimana produk dan bisnis kita memikat pasar, ini dinamakan Captivation. Membuat produk kita jadi sasaran jatuh cintanya pelanggan. Aspek ini menjadi penting untuk mengasah tim internal kita dalam hal Soft SKills marketing, positioning, traksi dan penjualan. Menantang bukan? Beri kesempatan tim untuk belajar, karena tidak serta merta mereka langsung menjadi baik.

Aspek lainnya yang tidak kalah penting! Pasar! Faktor eksternal ini penting dipelajari, bagaimana ukuran pasarnya, ada tidak momentum nya, bagaimana membangun momentumnya dan tentunya peta kompetisinya. 

Belajar ke-4 aspek ini menjadikan kita paham bahwa keseluruhannya membawa bisnis kita untuk memiliki keempat aspek penting lainnya;
1. Kapabilitas produk dan bisnis
2. Kesadaran konsumen 
3. Distribusi produk
4. Memetakan permintaan pasar
Ke-4 aspek inilah yang perlu disadari bahwa ngga cukup jika sekedar produk, lengkapi dengan kapasitas lainnya yang dibangun bertahap!

Selamat berproses!

Beda Mimpinya, Beda juga Energinya

“Beda Mimpinya, Beda juga Energinya” Sekelumit simpulan dari pembicaraan kami dengan salah satu startup baru. Energi yang dihasilkan dari sebuah gambaran mimpi akan sangat berbeda dari energi disepanjang perjalanannya. Maka pastikan setiap mimpi terlihat jelas dan cukup membuat bergetar ingin segera menggapainya.

Hanya saja, sering kali orang lupa bahwa diluar sana banyak juga sekelompok orang yang punya mimpi besar, atau banyak juga yang bahkan takut bermimpi. Berkumpulah dan saling bertukarlah energinya terutama jika bertemu dengan seseorang dengan keberanian untuk bermimpi besar, ambil energinya juga tanyakan apa strateginya untuk membumikannya, mengapa Ia begitu yakin mimpinya terwujud kelak!

Seoarang kawan mengungkapkan bahwa tahun ini Ia akan resmi mundur dari jabatan tingginya disebuah perusahaan yang sedang bersinar, Ia katakan Ia berani lakukan ini karena mimpinya lebih besar dibandingkan yang Ia lakukan saat ini. Keberanian ini Ia lakukan bilang “Karena mimpi saya sudah lebih besar dari yang perusahaan tawarkan, saya punya big why lebih besar”

Awal tahun selalu menjadi awal yang pas untuk memeta-ulang, mimpi diturunkan menjadi tahapan dan kesepakatan bagaimana kita merawat mimpinya. Jangan lupa, banyak juga orang bermpimpi tapi kemudian mimpinya menguap, lupa membumikannya dan atau karena tak berstrategi Ia meyerah karena dinamikanya ekstrim menguras energinya.

Memetakan, membagi tahap dan merawat! Ini adalah tugas selanjutnya pagi para pemimpi. Hal yang sangat penting mengelola mimpi.

Dalam manajemem modern ini ada ilmunya! Goals Management! Keberhasilan tak begitu saja datang layaknya keberuntungan. Keberhasilan itu penting untuk menjadi sesuatu yang by-design. Yakni, mimpi yang keberhasilannya dirancang dan dikelola, bukan muncul sebagai keberuntungan.

Keberuntungan dalam sebuah keberhasilan seringkali tak memiliki kekuatan keberlanjutan. Tapi sesuatu yang by-design Ia akan mendatangkan keberhasilan yang kemungkinan keberhasilannya lebih besar karena Ia dirancang.

Jadi kapan tim kamu #mainkeruko ? Yok belajar Goal Setting mumpung tahun baru, agar akhir tahun kamu esok semua resolusinya perlahan terwujud!

Bagaimana Mengelola Ketidakpastian

2021, tahun paling menantang era belajar paling berat! Ketidakpastian yang nyata jadi makanan sehari-hari bagaimana menemukan pola abstrak & mengantispasinya.

Belajar banyak mengarungi ketidakpastian, tapi jika berbicara ketidakpastian, justru uncertainty adalah karakteristik utama inovasi. Meskipun menghasilkan gagasan baru & menciptakan beragam cara & teknologi baru merupakan hal penting, justru lebih penting bagi para inovator untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak diketahui yang harus valid agar idenya berhasil di pasar.

Era pandemik, cerminan nyata ketidakpastian. Pada tingkat strategi, beberapa kerangka kerja yang perlu dikuasai yang banyak dikembangkan untuk membantu memahami portofolio produk & layanannya, membuat keputusan yang tepat. Sering kali beragam pihak abai akan kepentingan kerangka kerja ini, menggunakan dimensi berbeda yang tersembunyi, tantangan nyata yang dihadapi para pemimpin yakni bagaimana MENGELOLA KETIDAKPASTIAN.

Banyak kerangka kerja yang dipelajari, seperti Ansoff Matrix. Membawa kita memetakan apa yang perlu dilakukan dalam melakukan penetrasi & pengembangan pasar, atau apa yang perlu dikembangkan & didiversifikasi. Ini digunakan Google & Amazon ketike mereka menentukan strateginya di awal.

Atau Matriks Ambisi, cukup menarik memainkan ini, belajar mengelola dimana portofolio kita bermain & bagaimana memenangkannya. Atau Frameworknya McKInsey yang menjelaskan 3 tahap transformasi bisnisnya yakni 1) Extend the core, 2) Kembangkan peluang 3) Visi mengembangkan pilihan viable. Kerangka ini dikembangkan FB di tahun 2016 mengumumkan roadmap 10 tahunnya.

Salah satu yang terbaru, adalah Peta Portofolio Osterwalder & Pigneur menjelaskan dimensi inti pengelolaan inovasi. Dibedakanlaah antara eksplorasi model bisnis baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi & eksploitasi model bisnis saat ini dengan tingkat ketidakpastian yang lebih rendah.

Peta Portofolio ini mengambil pendekatan garis bawah & fokus pada yang benar-benar diperhatikan: potensi ukuran pengembalian investasi & tingkat ketidakpastian yang terkait dengan mendapatkan pengembaliannya yakni risiko inovasi & risiko gangguannya. Selamat belajar mengelola ketidakpastian!

Memahami Substansi

Satu semester ini dibanjiri dengan pesan singkat, “Pak saya ngga bisa absen”, “Pak apa absen berpengaruh dengan nilai?”. “Pak, ini screen shootnya, bukti saya hadir”.

Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran transfrormatif yang kolosal melibatkan ribuan mahasiswa adalah pengalaman menantang. Paradigma yang berbeda hingga teknis yang rumit serta bagaimana caranya mengakomodir pembelajaran daring dan luring dan berjibaku dengan dinamikanya yang luar biasa demi capaian pembelajaran yang optimal. Belajar banyak!

Bagi sebagian orang, “eksplorasi” adalah sebuah dinamika yang menantang, mengasikkan, seru! Namun sebagian besar lagi justru bingung karena tak tau apa yang akan terjadi kelak, takut gagal dan terjatuh lebih memilih balik kanan dan menggunakan best practice walau tak relevan dengan jaman, yang penting amaaaan☺️

Bagian lain selain ketakutan “bereksplorasi” adalah tentang “memahamkan substansi”. Titik krusial dalam pembelajaran itu sebenarnya adalah memastikan secara substansi apakah mutu pembelajaran dapat melekat pada pembelajar. Sayangnya entah mahasiswa atau institusi masih menitikberatkan pada kehadiran, absensi! yang penting hadir, tapi lupa outcomes.

Cukup mengherankan memang, begitu gelisahnya kita menanyakan jumlah absensi, ketimbang Ia mementingkan untuk bertanya apakah Ia “memahami substansi perkuliahannya atau tidak”.

Atau jangan-jangan kita pengajar yang mementingkan kehadiran anak-anak saja untuk memenuhi kuantitas absensinya ketimbang memastikan apa yang kita ajarkan sampai diterima atau tidak.

Memahamkan substansi pada anggota ekosistem memang gampang-gampang susah. Dalam upaya menggiringnya kerap kali jadi terjebak pada output-output teknis, menghitung kehadiran, menghitung poin reward atau bagikan ppt 😀

Menawarkan outcomes seringkali menjadi sangat menantang dilakukan, karena cara berpikir seringkali berbelok dan terjebak dengan kebahagian berupa banyaknya output yang menimbulkan dampak semu, banyak kegiatan tapi tak berdampak, hanya senang sesaat.Berikutnya kita mulai kerja kembali dari 0, begitu seterusnya.

Lain kali, jangan lupa apakah diskusi-diskusi kita adalah diskusi substantif atau tidak, jangan lupa perjuangkan SUBSTANSI!

Retrospective Sailing

Akhir Tahun.
Desember menutup buku, melihat lagi pembelajaran yang dilalui selama satu tahu kemarin. Milestones apa yang sudah dilalui, sudah sejauh mana melangkah dan sedekat apalagi kita pada goals kita.

Tahun ke dua menggunakan OKRs dengan sungguh-sungguh menggunakannya, setidaknya ritual-ritual ceremoni dari sesi-sesi agile memang mengubah landscape culture ekosistem hingga cara bekerja, belajar dan berkolaborasi.

Menetapkan goals yang transformatif adalah cara kami membuat milestones baru, apakah goals yang dibuat cukup membuat “takut” & menantang untuk membuat nyala semangat cukup kuat untuk melejitkannya tahun depan.

Merawat goals sepanjang waktu memang hal yang paling berat, karena justu disitulah pertemuan-pertemuan yang konsisten menjadi wadah penyelarasan kembali apakah perjalanan ini sesuai dengan goals atau bahkan justru beyond!

Menjalankan proses agile sungguh-sungguh memang jadi jarang menemukan hal-hal yang sesuai goals, tapi justu jadi beyond the goals! Hanya perlu diingat, dibayar mahal dengan konsistensi dan komunikasi yang intens.

Dipenghujung tahun, saatnya
1. Melacak proses pembelajaran yang sudah dilalui
2. Rayakan pencapaian
3. Bangun kemitraan
4. Rancang langkah selanjutnya
5. Eratkan hubungan
6. Kuatkan pondasi
7. Ingatkan tim dan orang lain apa yang berubah
8. Bangun jejaring

Melompat lagi!

Pemimpin Masa Depan

Menemukan ini di QAspire, cukup memberikan validasi terkait bagaimana sesungguhnya kita membangun wadah belajar. Menyiapkan pemimpin masa depan dengan cara-cara baru yang relevan adalah penting. Bagaimana sesungguhnya mendefinisikan karakter yang dibutuhkan seorang pemimpin?

QAspire mencatatkan empat kriteria pemimpin yang dapat mencipta masa depan.

1.The Learning Person
Bagaimana individu dipersiapkan untuk tetap berenergi untuk selalu belajar, menerapkannya dan merefleksikan proses belajarnya (Learn, Apply, Relect) apakah Ia dilatih untuk belajar secepat dunia yang juga berubah?

2.The Personal Disruptor
Disrupsi adalah sesuatu yang “menggagu” tapi Ia mendatangkan inovasi dan kebaruan. Tak mungkin kita mencipta masa depan jika gagasan kita tak sesuai dengan jaman dan konteksnya. Individu didorong untuk menjadi The Personal Disruptor, membawa perubahan yang inovatif.

3.The Tough-Minded Optimist
Seorang optimis yang yang persisten, yang teguh pendiriannya. Masa depan diciptakan oleh seseorang yang antusias-bermotovasi tinggi yang menginginkan dan atau mempikan sesuatu dengan kuat. Pastikan kita juga memfasilitasi mereka untuk punya mimpi besar yang memotivasinya.

4.The Eager Experimenter
Seseorang yang gemar bereksperimen. Mendukung gagasan-gagasan yang dapt dieksekusi kemudian walau dengam probabilitas kecil sekalipun.

Gimana, siap jadi pemimpin masa depan? #percayaanakmuda

Social Enterprise

Menuju Lombok, bersua dengan 17 StartUp matang dari beragam penjuru ASEAN.

Kali ini kami bersama UNDP bersama-sama berkompetisi menjawab tantangan bagaimana menghadirkan usaha-usaha berbasis inovasi yang ditujukan pada kelestarian lingkungan. Lebih spesifik lagi menggagas usaha-usaha inovatif memerangi limbah plastik.

Kehadiran 17 usaha-usaha anak muda yang model-model bisnisnya ini sudah proven adalah bukti bahwa tak dipungkiri lagi bahwa saat ini produk-produk inovatif tak bisa lagi hanya mempertimbangkan profit, tapi juga memastikan keberlanjutannya dengan memadukan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Teknologi jadi media katalisator terjadinya inovasi dan dampak sosial yang luas.

Tidak banyak, tapi mulai banyak tumbuh social entreprises yang menjadikan teknologi sebagai mesin utama perubahannya. Menyandingkan teknologi bersama visi sosial menjadi penting, apalagi membuncahkannya bersama kreatifitas.

Mengapa bisnis sosial menjadi tren walau pada kenyataanya sebagian besar perusahaan sosial merasakan kesulitan untuk menciptakan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan, hingga proses menemukan model bisnis yang paling pas adalah hal yang paling menantang, sangat unik untuk setiap usahanya.

Cara paling layak bagi wirausahawan sosial untuk memberikan kembali paradigma ekonomi baru menyeimbangkan people, planet dan proseperity sebagai kesatuan mekanisme yang utuh untuk memenuhi tujuan yakni memberi dampak dengan cara yang lebih positif yakni model binis sosial.

Kita eksplor bisnis-bisnis sosial ini di Lombok!🎉