Literasi Aksi Monetisasi

Diskusi pagi ini membuka insight baru, tema berat, tapi sungguh nyata terjadi dilapangan. “Pasca PHK, Saya harus apa?” Materi ini dibuat dengan tergesa karena lupa jadwal tayang! Tapi bukan dibuat asal‑asalan ya, dibuat dengan pendalaman & empati menilik pengalaman beberapa waktu terakhir mangawal kawan‑kawan yang terumahkan & menemaninya prosesnya menemukan momentum baru untuk melompat.⁣⁣
⁣⁣
Pasca PHK tentu berat, sudut pandang lain adalah proses kreatif & kesempatan baru. Saya memilih sudut pandang ke‑2. Karena dengan growth mindset semua kemungkinan baik akan tumbuh & menghampiri, meski pasti ada hal menyedihkan nyatanya melekat pada kawan terumahkan. Pasca PHK, prosesnya mirip dengan kurva proses kreatif “The Valley of Death” dimana di penghujung selalu ada hikmah untuk yang serius melakoni prosesnya. ⁣⁣
⁣⁣
Untuk para komunitas pemberdaya, disinilah peran kita memberikan wadah menjadi teman di zona kritis agar tidak terjun terlalu dalam. Sedangkan untuk kawan terumahkan jangan lupa mencari wadah seperti ini yang banyak tersedia.⁣⁣
⁣⁣

Teoritis memang, ketika menyarankan baiknya menumbuhkan Growth Mindset, tapi secara praktis ini sangat mungkin dilakukan jika memilih ditemani ekosistem, mereka akan menghadirkan sumber daya, kawan & paradigma baru. Saatnya mengatur energi dengan membuat tangga berproses agar hidup tak terlalu ekstrim seperti Roller Coaster. Menerapkan Goals baru, membaginya menjadi 4 tahapan seperti layaknya kita gunakan #OKRs pada setiap project kita, bedanya sekarang diterapkan pada hidup kita.⁣⁣
⁣⁣
Memperbaiki hidup baru pasca PHK memang berat, hanya ini sesungguhnya media baru belajar. Jika berhasil melaluinya, ada lompatan yang dijanjikanNya jika bersungguh‑sungguh menekuni prosesnya. Tiga hal yang saya pelajari dari kawan2 pasca PHK ini, mereka berlatih “3‑Si” sepajang kurva prosese kreatifnya, 1 Literasi, 2)Aksi & 3)Monetisasi.⁣⁣
⁣⁣
Menekuni proses meski naik turun untuk mendatangkan kapabilitas aksi dengan membuka pintu‑pintu silaturahmi, menguatkan wawasan dengan membaca & berkaca, penguatan literasi & wawasan, terakhir merancang kemampuan monetisasi yang terukur hingga energinya dapat diatur.⁣⁣
⁣⁣
Siap membuka diskusi yaa! 🚀🚀

3 Menit Pitching

Pitch Deck? bagaimana menyusunnya dengan singkat menjelaskan bisnis yang ingin di hadirkan. Walau singkat, harus berisi “daging” semua yaa!⁣⁣ ✊
⁣⁣
Nah, ini petunjuk singkat diramu dari Best3Minutes, panduan bikin Pitch Deck!⁣⁣


⁣⁣
1.Pernyataan Singkat⁣⁣
Perubahan apa yang kamu hadirkan dari kamu & produknya bagi dunia?⁣⁣
⁣⁣
2.Pain & Gain⁣⁣
Masalah apa yang dicoba‑hadirkan untuk konsumen? Peluang apa yang ditawarkan? lebih cepat, efektif, efisien, menyenangkan atau bahkah lebih amankah? Seberapa besar masyarakat yang memerlukannya (market size) & apakah sudah divalidasi masyarakat dapat membayar atas tawarannya?⁣⁣
⁣⁣
3.Produk⁣⁣
Dibuat sederhana & semungkinnya, apa produknya, cara kerjanya, sudah dites belum? Jangan sampai produk mendominasi pitch‑nya yaa!⁣⁣
⁣⁣
4.Product Demo⁣⁣
Live Demo penting, cukup ampuh dalam waktu singkat. Screenshoot, produk fisik bisa ditampilkan atau bahkah menampilkan contoh konsumen nyata menggunakannya.⁣⁣
⁣⁣
5.What’s Unique?⁣⁣
Apa yang unik, teknologi?hubungan pelanggan?kemitraan? Bagaimana menolong pelanggan menghasilkan sesuatu yangbeda atau menghasilkan sebuah alternatif. Tunjukkan bahwa kita sudah melakukan riset pasar & tau keadaan kompetisi yang terjadi.⁣⁣
⁣⁣
6.Customer Traction⁣⁣
Seberapa sukseskah saat ini? contoh konsumen, merek, penjualan, testimoni, tayangan media, kompetisi yang dimenangkan. Gunakan data & fakta.⁣⁣
⁣⁣
7.Business Model⁣⁣
Bagaimana pendapatannya, peluang tumbuh, bisakah berkembang di masa depan, menerangkan jenis industri & teritori barukah? bagaimanakah kemitraan & teknologinya. ⁣⁣
⁣⁣
8.Investasi⁣⁣
Sudah berinvestasi sendirikah? mengumpulkan uang? Seberapa lagi yang dibutuhkan? Ekspektasi dari investor, jejaring & kepakaran? Hal besar apa yang akan digunakan jika ada investasi? Tahapan yang akan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan investasi⁣⁣
⁣⁣
9,Team⁣⁣
Pengalaman tim yang relevan, apa yang dibutuhkan dalam prosesnya? Pencapaian, kesuksesan penjualan & apa yang mengikat tim sebagai wirausaha?⁣⁣
⁣⁣
10.End Statement & Call to Action⁣⁣
Tuntaskan dengan request bagi audiens “What is their first next step?”⁣

11. Terakhir, Why You?⁣

Golden Circle

Makna hikmah adalah pemahaman, pengetahuan / kemampuan memahami rahasia yang ada dibalik sebuah peristiwa sehingga dipahamkan atas kebenarannya, menjadi pengingat & menjadi mampu menempatkan sesuatu pada konteksnya.⁣⁣
⁣⁣
Sebuah percakapan bersama kawan, “Betapa bersyukurnya kita bisa melalui masa yang sangat sulit kemarin, akhirnya bisa berangsur normal & melompat. Andai saja tak ada kejadian kemarin, tak mungkin kita bisa melompat lebih tinggi hari ini, jadi ternyata rantaian kejadian kemarin ada hikmahnya yang sangat besar!”⁣⁣
⁣⁣

Seringkali kita mendapatkan hikmah setelah sesuatu kejadian berlangsung, meski dilalui dengan aneka beban emosional, energi yang membuncah terlalu tinggi & dinamika yang berat. ⁣

Ada pandangan lain yang juga ternyata penting juga melengkapinya dengan belajar mencari hikmah di awal perjalanan.⁣⁣
⁣⁣
Jika di negara maju, Simon Sinek dengan teorinya Start with Why, mendorong tiap individu untuk berupaya mengidentifikasi setiap purpose yang ingin Ia lakukan dalam setiap mula perjalanannya. ⁣⁣
⁣⁣
Menemukan Why di awal justru merupakan proses pencarian hikmah yang mengundang energi yang tinggi dalam mengarungi prosesnya, memberikan alasan kuat berproses & berdinamikanya. Menemukan Why diawal akan mendatangkan energi yang positif dalam prosesnya. ⁣⁣
⁣⁣
Cukup berbeda ketika dibiasakan mencari makna setelah sebuah kejadian negatif (baca; dinamika) usai, sepanjang prosesnya justru diliputi kegalauan, rasa cemas, sedih dan lelah meski diakhir kita menemukan Big Picture‑nya.⁣⁣
⁣⁣
Kebiasaan yang perlu dibangun, menumbuhkan kemauan mencari makna, menemukan “strong why” di awal, diakhiri dengan sesi‑sesi retrospektif diakhir sehingga dinamika proses menjadi lengkap karena diakhiri dengan pemaknaan lebih dalam.⁣
⁣⁣
Belajar makna diakhir sering kali karena terjebak terjun langsung pada How & What, tanpa tau alasan besarnya. Meski belum banyak diantara kita mencari hikmah di awal, ada baiknya kita mulai mencobanya. ⁣⁣
⁣⁣
Agar tiap ikhtiar diselimuti pemikiran‑pemikiran positif & dinamikanya dirasakan sebagai perjalanan yang banyak menghadirkan insight baru sebagai bahan tambahan energi!⁣⁣

Selamat hari Kamis!⁣⁣

#agilitytransformation

Purpose Making

Pengingat lagi bahwa apa yang kita lakukan bisa jadi sama, dalam sepotong sudut pandang melihat sebuah aktivitas bisa jadi sama. Setiap orang bisa menerjemahkannya sebagai hal yang serupa, atau bahkan sesuka hati diartikan sesuai dengan apa yang pernah Ia alami.⁣

Yang menjadi pembeda sesungguhnya niat, atau yang saat ini dikenal sebagai “purpose making”. Setiap pergerakan, organisasi bahkan usaha bisnis berlomba‑lomba saat ini mengubah orientasinya menjadi purpose. ⁣

Niatan memang tak terlihat dipermukaan, maka sering kali orang yang tak paham bisa mengintrepretasikannya sesuka hati. Padahal niat menjadi pembeda yang tak kentara melahirkan energi yang sangat berbeda. ⁣


Beberapa contoh misalnya, sama‑sama jualan, hanya yang satu bertujuan menyenangkan dan menolong pelanggannya, yang lain mencari untung. Sama‑sama berjualan. ⁣

Atau yang lainnya, sama‑sama terlihat berlatih dan bekerja, satu sisi bisa dilihat sebagai eksploitasi, satu sisi memberdayakan. Hal ini bisa terjada karena tak sanggup melihat fenomena utuhnya, apakah itu berniat atas keuntungan semata atau purpose memandirikannya. ⁣

Sebuah kegiatan yang sama bisa berbeda hasilnya walau dengan cara yang sama. Apalagi jika niat baik yang mengawalinya, energi akan membuncah melahirkan banyak momentum‑momentum baru tak terbendung. Momentum baru itu biasanya yang melahirkan banyak energi baru bergerak maju mendapat banyak hal baru yang BEYOND! ⁣

⁣“If you have a strong purpose in life, you don’t have to be pushed. Your passion will drive you there.” Roy T. Bennett

Bacanya Pelan Pelan

Warning; Bacanya pelan‑pelan ya

Belajar dari Model Paradigma Perubahan, API. Banyak banget belajar bagaimana membedakan apa itu Proses Bisnis, Model Bisnis & Enablers? bagaimana merancang perubahannya yang baik. ⁣

Model ini menggambarkan bagaimana mengawinkan Taktik, Operasi & Strategi, yang ternyata akan melahirkan pemahaman keterpaduan apa saja yang perlu dilakukan & siapkan untuk melahirkan perubahan.⁣

Apa yang perlu dilakukan? Merancang taktik, operasi & strategi!⁣


Taktik adalah serangkaian tindakan untuk melahirkan produk yang menjadi solusi bagi kebutuhan. Ingat, SOLUSI yaa. Taktik kemudian dilanjutkan jadi Operasi, menerjemahkan bagaimana solusi dibumikan. ⁣

Irisan Teknik & Operasi melahirkan kebutuhan siapa yang akan tampil sebagai Enablers? Agent of change yang mampu menerjemahkan keinginan menjadi proses operasi. Maka menumbuhkan simpul‑simpul perubahan menjadi penting, tak dapat dipotong prosesnnya, tumbuhkan!⁣

Operasi diterjemahkan dengan startegi yang baik, agar terwujud sesuai visi semula. Irisan antara Operasi & Strategi adalah Proses Bisnis, diukur perkembangannya KPIs

Proses Bisnis mengikuti Staregi, biasanya ini akan mengawal tiap inisiatif bergerak selaras dengan goalsnya, biasanya kami menggunakan Objective Key Results (OKRs) untuk memastikan selaras dengan goals yang diinginkan.⁣

Sedangkan taktik & strategi dijabarkan dengan Model Bisnis. Dengan Model Bisnislah, kita jadi paham bagaimana eksekusi (sekaligus mengukurnya) & sumber daya apa saja yang diperlukan (Resources). ⁣

Dalam irisan‑irisan tsb, maka akan timbul tiga aspek yang penting untuk melakukan proses transformasi, ⁣
1) People (Enablers) ⁣
Menghadirkan para pemberdaya agen perubahan, ⁣

2) Proses Business (Proses) ⁣
Menghadirkan kemajuan diukur dengan angka‑angka kuantitatif kemajuan⁣

3) Business Model (Transformasi) ⁣
Menghadirkan kematangan, proses transformasinya diukur secara kualitati.⁣

Jika dilhat keseluruhan, proses ini mengawinkan 2 teknik berpikir yang saling melengkapi 1) Design Thinking pada sisi Taktik, Startegi & Model Bisnis , 2) Critical Thinking pada sisi Operasi, Strategi & Proses Bisnis!⁣

The Jobs To Be Done

Karena memang saat ini pelanggan susah dimengerti kadang‑kadang kita bertanya “Memangnya mereka pengennya apa sih? sampai jualan aja susah, mereka tuh maunya apa?

Sebuah teori yang dulu merujuk pada Persona, biasanya membawa kita untuk selalu memahami satu individu tertentu tapi lupa melihat konteksnya. Terjebak fokus persona dengan apa saja kendala, kesukaannya, apa tren di lingkungannya seperti apa yang negatif apapun yang positif kemudian apa yang dia takuti atau apa yang diharapkan dari sisi pribadinya. Komponen‑komponen inilah yang selalu jadi pertimbangan bagaimana caranya agar kita benar‑benar memahami si pengguna produk.

Ternyata persona ga bisa berdiri sendiri, karena perlu dikaitkan dengan konteksnya, nah belajar konteks ini menjadi menarik. Salah satu teori yang memadukan antara Persona dengan konteksnya adalah “The Jobs To Be Done TJTBD”


TJTBD menjelaskan bagaimana kita memandang sebuah produk ataupun solusi dari sudut pandang seorang konsumen menginginkan sesuatu untuk diwujudkan, bahasa singkatnya “Mengapa konsumen gunakan produk atau jasa kita”

Teori ini menarik! karena membahas tentang bagaimana kita memahami perilaku Pelanggan dari Kenapa, Bagaimana, apa inginnya dan apa kebutuhannya. Istilah menariknya seperti ini” People don’t buy products; “they buy better versions of themselves” Didalamnya ada variable fungsi, sosial, main job to be done hingga image yang ingin dihadirkan.

Salah satu ilustrasi bagus adalah produk skateboard. orang bukan ingin saja membeli skateboard, tapi orang itu membelinya untuk melakukan hal‑hal yang luar biasa, experience baru yang bisa digunakan bukan skateboard.

Jadi dalam The Jobs To Be Done, kita bukan belajar tentang membuat produk saja, tetapi memadukan antara konteks solusi, produk dan outcomes, memahami ketiganya, bukan sekedar produknya.

Contoh lain adalah, ketika kita lihat konsumen yang potensial kemudian kita menjual kamera, maka sebenarnya yang kita jual adalah Kemungkinan mereka dapat melakukan banyak pengalaman baru dengan kamera yang kita jual!

Selamat belajar!

6E Design Thinking

Guys! Istilah baru nih dalam #DesignThinking , jika selama ini kita belajar 6 tahapannya, ada istilah lain nih selain tahapan Observe, Define, Ideate, Prototype, Storytelling & Test yakni 6E & tools apa aja yang bisa jadi bahan buat belajarnya?⁣

1. Emergence.⁣Kemampuan mengidentifikasi kesempatan. Tools belajar untuk mengeksploitasi langkah ini bisa melalui riset media, observasi tren, bikin matrix atas tren yang terjadi, buat papan inspirasi, mindmap & belajar menuliskan “intent statement”⁣

2. Empathy, pada titik ini kita belajar menguatkan kapasitas berpikir kontekstual yang lebih baik. Melatih empati bisa dilakukan dengan membuat stakeholder map, wawancara, persona Canvas, peta empati, moodboard hingga journey map⁣❤️

3. Experimentation, ini adalah “Groan Zone”, jangan buru‑buru ambil kesimpulan, kumpulkan teman, cari aneka sudut pandang. Saatnya menghasilkan aneka ide baru & kembangkan konsepnya! Untuk mengembangkan keterampilan tim agar bisa lebih eksploratif, coba deh beberapa tools seperti brainwriting, insight clustering, konfrontasi semantik, analogi dll⁣

4. Elaboration, tahap ini kita mengelaborasi & menguji langsung dengan beragam materi & solusi semantik dengan memaknai lebih dalam hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengembangkan DT memang selalu menyenangkan, salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan elaborasi yang bisa dilakukan dengan berlatih roleplay, rapid prototyping, matriks evaluasi, blueprint & pilot Testing

5. Exposition, mengkomunikasikan konsep‑konsep baru dan solusi yang dihasilkan dari proses sebelumnya. Komunikasi kerap kali jadi masalah dalam tim, oleh karena itu latihlah menggunakan Storyboard, ilustrasi konsep, membuat pernyataan visi, membuat purwarupa, presentasi hingga memvisualiasikan model bisnis jadi tantangan!

6. Extension, mengimplementasikan konsep pada kondisi nyata, mengobservasinya, mengembangkan & menumbuhkannya. Nah langkah terakhir, kamu bisa belajar dengan menggunakan peta implementasi, media print atau digital, membuat kuesioner, umpan balik & membuat roadmap!⁣

Banyak yaa bahan belajarnya, santai aja yang penting berprogres! Selamat belajar!⁣ #agilitytransformation

Double Diamond Design Thinking

Menajamkan lagi kemampuan berpikir desain, Design Thinking (DT). Jika membaca teori terkait DT memang kurang pol jika tak jua mempraktekkannya. Bukan sekedar workshop dan atau dalam kelas yaa, tapi sungguh‑sungguh mempraktekkannya dalam keseharian, pekerjaan / project‑project yang dilakukan. Proses ini jika dilakukan dalam keseharian memang perlu kesabaran dalam melakukan prosesnya yang bertahap, apalagi ada dua fase penting dalam pendekatan DT seperti mengacu pada model Double Diamonds.


Dikatakan sebagai Diamond karena prosesnya;
1) Divergen, proses berpikir yang diawali dengan membuka seluas‑luasnya wawasan baru, sudut pandang lain, opsi‑opsi berbeda dan beragam insght yang berbeda dari orang‑orang lain yang berbeda pemahaman atau pengalamannya. ⁣

2) Konvergen, mengerucutkan ragam gagasan dengan memilih/meramu ide‑ide yang ditemukan dengan cara memprioritaskan, memilih, memperbaiki, mengidentifikasi dan melakukan mengkonsolidasinya⁣
Fase‑fase penting DT meliputi ;⁣

Diamond ke‑1, bertujuan mendapatkan definisi permasalahan yang tepat, dipahami sebagai “Doing the right things”⁣
1. Discover (fase riset)⁣
Output: Temuan penelitian, dokumentasi dan temuan tidak terstruktur.⁣
2. Define (fase sintesis) ⁣
Output: Sebuah ringkasan akhir, atau yang diperbaiki, pertanyaan penelitian baru «How Might W» atau strategi.⁣

Diamond ke‑2, bertujuan menghasilkan solusi terbaik, dipahami sebagai “Doing things right” yang tahapannya meliputi⁣
1. Develop (fase ideasi); ⁣
Output: Sekumpulan ide, tesis strategis, konsep, draf desain pertama, visi atau prototipe pertama.⁣
2. Deliver (fase implementasi); ⁣
Output: Hasil: Produk akhir / solusi & jawaban atas tantangan awal ⁣

Ada3 hal krusial merujuk pada Nessler, 2018⁣
1. Ini bukan kerangka kerja yang selalu harus mirip, gunakan & sesuaikan dengan kondisi yang bisa diadaptasi dengan lingkungan.⁣
2. Bersiap untuk iterasi / memulai lagi dari tiap titik prosesnya, niatkan untuk belajar karena prosesnya tak terbatas.⁣
3. Seperti halnya kreativitas, “it is a never ending process” kreativitas adalah kebiasaan melakukan hal‑hal dengan cara baru untuk menumbuhkan dampak baru yang menjadi pembeda dalam hidup kita (Hyper Island, 2016)