Dual-Track Agile

Dual-Track Agile apa lagi itu?🤣🎉
Ini adalah jenis pengembangan Agile di mana tim produk yang cross functional membagi pekerjaan hariannya menjadi 2 jalur: 1) discovery & 2) delivery.

📌Discovery fokus pada ide yang divalidasi cepat sesuai backlog,

📌Delivery fokus pada mengubah ide-ide tsb menjadi perangkat yang siap pasar.

Metodologi ini dibangun berdasarkan filosofi bahwa pekerjaan dalam mengembangkan produk dapat berlangsung cepat, berulang & berdasarkan data akan menghasilkan produk yang lebih baik.

Tim secara teratur berkolaborasi & nonlinier bekerja bersama selama proses. Membuat pembaruan kecil & merilis produk ke pasar secepat mungkin & belajar dari basis pengguna, apa yang berhasil & apa yang tidak.

Pengembangan produk perlu berulang & siklis, bukan linier & memperluasnya bahkan ke langkah sementara dalam pekerjaan tim, bahkan sering kali membiarkan alur kerja mereka menjadi “mini waterfall.

Dalam konteks sprint yang Agile, manajer produk membuat serangkaian persyaratan dan menyerahkannya kepada seorang desainer, kemudian membuat gambar rangka / prototipe, dan meneruskannya ke tim pengembang.

Nah, ini masih merupakan proses yang agak linier. Sebaliknya, Dual-Track Agile, “menangkap sifat paralel Discovery & Delivery” yang memungkinkan untuk terjadi bersamaan & dengan banyak kolaborasi tim. Itu tidak mengharuskan Tim Discovery sepenuhnya mendefinisikan semua item tim pengiriman dapat memulai pekerjaan pengembangannya.

Mengapa Dual-Track Agile? Metodologi ini dapat menawarkan;

1. Produk yang lebih baik
Mendorong tim hanya mengizinkan ide produk yang divalidasi ke dalam backlog mereka.

2. Lebih sedikit waktu yang terbuang
Membagi pekerjaan tim lintas fungsi dalam dua jalur paralel—satu yang dikhususkan hanya untuk penemuan, atau memvalidasi item sebelum mereka masuk ke backlog—berarti tim lebih mungkin untuk mendapatkan item yang benar dengan pengguna dalam iterasi pertama, daripada harus bolak-balik berulang.

3. Menurunkan biaya pengembangan secara keseluruhan.

Dual-Track Agile membantu organisasi fokus pada jenis inovasi yang tepat & mengirimkan produk yang benar-benar akan dibayar pengguna.

Selamat belajar lagi!🎉🎉

Networked Civilization?

Melaksanakan serba daring, mendadak online, hingga lupa membangun esesnsi dasarnya bisa jadi sebuah hal yang tak baik bagi keberlanjutan. Bertemu para sesepuh media beberapa waktu lalu, juga dengan beberapa kawan pendidik yang banyak bercerita bahwa model bisnisnya baru saja meng-online-kan aktivitasnya, tidak secara fundamental mengalihkannya secara daring.

Cara kerja memang sudah total berubah, sebagian besar individunya sudah kadung menikmati perubahan ini. tapi belum banyak juga individu atau usaha dan atau institusinya yang siap, terlebih jika ada “Generation Gap” disana. Transformasi digital memang bukan sekedar peralatan baru dengan penggunaan tekonologi digital semata. Ada beberapa tantangan terberat dalam proses transformasinya, budaya! 60% institusi memandang budaya organisasinya menghambat proses ini (Capgemini, 2020) ini di negara maju loh yaa, bayangkan di negara kita.

Untuk upaya-upaya kita, mencetak keberhasilan transformasi digital memang yang paling menantang adalah “putting digital front of mind” ketika merencanakan dan merancang bagaimana kita dapat mengakses produk dan layanan. Ini tidak berarti meninggalkan saluran-saluran tradisional yaa, tetapi menyadari bahwa saluran itu tidak akan lagi jadi saluran utama bagi orang-orang yang terhubung dengan kita.

Ada satu hal menarik, kata Lewie Allen, seorang Technologist” “Customers are able to trust you more as an organisation if you are open about the idea that you are building something that is ever changing and that you require and want their input in making it better for them,”

Beda sekali dengan prinsip masa lalu, hingga pola interaksi justru akan meningkatkan proses inovasi, jauh dari silo dan ketertutupan. Kalo dari pengalaman-pengalaman lalu, memang hal ini jadi tantangan meng-empower anggota tim untuk berkomunikasi lebih intensif satu sama lain, terlebih dengan klien. Beberapa hal yang penting segera berlatih agar kita sungguh-sungguh bertransformasi apalagi tibalah kita sudah di era Networked Civilization, walau kerap banyak organisasi masih terjebak di Industrial Revolution:)

Yuk kita lompat lagi! #agilitytransformation

1 Menit Pitching

Beberapa hari ini kami kerap mengajarkan kawan‑kawan startup & UKM berlatih berjualan efektif agar jualan laku jika menawarkannya. Banyak diantaranya masih takut, asumtif bahkan tak berani membuka pembicaraan

Hasilnya pun sudah pasti dagangannya tak terjual. Bagaimana mau terjual, membuka komunikasi pun sulit, belum lagi komunikasinya yang panjang membuat calon client tak menanggapinya, bahkan di masa normal sekali pun

Tidak setiap kali di masa normal kita berkesempatan bagus & panjang bertemu dengan orang penting & menemukan momentum menginformasikan hal esensial. ⁣

Karena jika di kampus sering kali belajar presentasi panjang lebar karena keleluasaan waktu, tidak sama halnya didunia nyata, sering kali hanya punya waktu singkat menerangkannya, sangat singkat bahkan!!

Nah mumpung lagi banyak waktu di rumah, ada bahan buat latihan komunikasi singkat nih! Jika suatu hari bertemu beberapa orang yang potensial membuka upaya kolaborasi atau bahkan berinvestasi.⁣

Beberapa hal yang perlu dilakukan atara lain, membuka keberanian menyapa & lakukan pitch singkat, jangan lebih dari satu menit. Dilatih yaa, mulai dengan berlatih One Minute Pitch!⁣

Dimulai dengan menerangkan bahwa ⁣

1) Usaha kamu bernama……sedang mengembangkan….untuk membantu siapa menghadirlan gagasan solusi terhadap apa dengan “uniqe value proposition” apa?⁣

2)Berusaha pada bidang….yang tahun lalu bernilai…. ⁣

3)Jika melihat pasar mungkin mirip dengan X dan Y hanya saja memiliki diferensiasi berupa …. ⁣

4)Saat ini memiliki (Produk, Tim atau Usaha yang…..) ⁣

5)Untuk itu kami mencari……..untuk membantu usaha berkembang, oleh karena itu kami bermaskud untuk.. ⁣

Template di atas hanya satu dari sekian banyak cara berlatih bagaimana kita bisa menyampaikan pesan dengan singkat, padat dalam kesempatan yang sempit. ⁣

Ada juga bentuk lain, misalnya kita perlu berlatih membuat Pitch Deck yang bagus, biasaya durasinya 5 hingga 10 menit, atau membuat Rencana Bisnis tapi tidak dengan puluhan lembar seperti layaknya proposal. Cukup satu lembar ukuran A4 kita menuliskan singkat rencana bisnis agar calon mitra paham dulu tentang apa yang dimaksud.⁣

Selamat berlatih ya!

Flywheel Effect

Melanjutkan konsep Hedgehog kemarin, ga jauh dari #janganlelahberproses, didalamnya terdapat aktivitas yang konsisten menuju sebuah goal. Seiring perjalanannya, niat belajar jadi hal penting seperti dalam konsep yang diutarakan Jim Collins, dalam bukunya Good To Great, Turning the Flywheel.⁣⁣
⁣⁣
Kita kembali dulu ke jaman SMA, belajar Fisika!⁣⁣
A flywheel (roda gaya) adalah peralatan mekanikal, dirancang menyimpan energi rotasinya secara efisien (energi kinetik). Flywheel menahan perubahan kecepatan rotasi pada saat inersianya. Jumlah energi yang disimpan sebanding dengan kuadrat kecepatan rotasi & massanya. Cara untuk mengubah energi simpanan Flywheel tanpa mengubah massanya adalah dengan menambah/mengurangi kecepatan rotasinya.⁣⁣
⁣⁣
Mengacu konsep ini, Flywheel Effects menitikberatkan pada bagaimana kita memanfaatkan momentum, bukan serangkaian list langkah yang perlu dilakukan. Mirip dengan Agile, adaptif pada titik‑titik baru & memanfaatkan insightnya untuk melompat lebih baik.⁣⁣
⁣⁣

Flywheel as “Reinforcing Loop” digambarkan seperti ini;⁣⁣
“A series of good decisions, supremely well executed, taken with disciplined thought, that added up one upon another over a very long period of time to produce a great result” ⁣⁣
⁣⁣
Flywheel Effect dimulai dengan;⁣⁣
1.Curiosity‑fed Big Question⁣⁣
Saya ingin tau tentang apa?⁣⁣
⁣⁣
2.Research⁣⁣
Jika sangat ingin tau sesuatu, jangan sekedar menunggu jawabannya jatuh dari langit, perlu komitmen untuk belajar & memandu riset tentangnya.⁣⁣
⁣⁣
3.Chaos to Concept⁣⁣
Chaos itu biasa, dalam prosesnya jangan lupa untuk membuka peluang ide & insight dari beragam penjuru hasil proses belajar & riset yang dijalankan.⁣⁣
⁣⁣
4.Writing & Teaching⁣⁣
Tulis hasil belajarnya, segera bagikan! Momentum & insight lebih baik biasanya akan hadir setelah itu.⁣⁣
⁣⁣
5.Impact⁣⁣
Setidaknya kita punya dampak positif bagi dunia jika merampungkannya kelak⁣⁣
⁣⁣
6.Funding⁣⁣
Fund & Feed your next big questions!⁣⁣
⁣⁣
Coba bayangkan loops Flywheel Effect ini, ga salah jika seseorang tekun memutarkan rodanya secara persisten, suatu hari Ia akan ditemui jauh didepan, sementara bagi yang tak tekun, lupa bahwa waktu terus berjalan & orang lain tetap berlari.

Ngga Turun Dari Langit

Klien itu ga dateng dengan sendirinya, ada proses panjang dibalik transaksi yang didapatkan, tidak tiba‑tiba juga datang sendirinya. Sebuah kejadian ketika salah satu tim merasa tak memiliki kepentingan membuat berbagai press release, update kegiatan, atau sekedar share pengetahuan pada media‑media yang pas untuk diketahui khalayak ramai. Padahal ini adalah salah satu proses penting dalam membangkitkan kesadaran, awal mula keberhasilan penjualan bermula.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Dalam startup ada kalanya sebagian tim lupa bahwa mereka adalah kawan terpenting membentuk sebuah probabilitas keberhasilan marketing terjadi. Setiap anggota penting untuk paham bagaimana sesungguhnya dibalik transaksi yang terlihat sederhana, ternyata memiliki “journey” panjang bagaimana konsumen dari tahu hingga transaksi hingga loyal, biasanya ini disebut Marketing Funnel.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣

Marketing Funnel awalnya adalah evolusi dari konsep Elias akhir abad 20, dengan konsep AIDA, Awareness, Interset, Desire & Action. Perkembangannya menjadi banyak dikenal sebagai Marketing Funnel. Secara sederhana disebut TOFU‑MOFU‑BOFU” top of funnel, middle of funnel, and bottom of funnel sebagai elemen pentingnya ga bisa dipisah, sebagai satu kesatuan utuh, tiap bagian harus bekerja sempurna agar journeynya berhasil. Hingga kita tau satu persatu mengurangi beragam hambatan dalam saluran pemasaran, tools ini memungkinkan kita tahu apa yang penting dilakukan untuk mempengaruhi konsumen pada tiap tahapnya;⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Awareness: ⁣⁣⁣
Konten substansi udah bagus belum? ini online & offline yaa! buat strategi konten yang menarik bagi audiens & membuat mereka mudah menerima interaksi di masa datang.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Consideration: Pendukung produk & bukti‑bukti yang membantu pelanggan saat mereka membandingkan produk kita dengan yang lain.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Conversion: Proses pembelian yang dibuat sesederhana mungkin agar mengurangi risiko batalnya pembelian.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Loyalty; Buat program yang bikin pelanggan makin loyal, bisa dengan hubungan yang lebih baik, diskon reguler, interaksi email / lainnya atau mempertahankan pelanggan di media sosial.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Advocacy: Konsumen loyal jadi variabel penting saluran pemasaran masa depan.

TUNA? Apa lagi?

Ngga ada formulasi pasti menghadapi ketidakpastian hari ini, yang pasti adalah mencoba merubah mindset & menguji hal baru, hingga kita dapat merespon baik perubahan. Kala kita tak bisa lagi merujuk best practice masa lalu, karena variable perubahan kali ini begitu banyak & tiap variabelnya punya dinamika perubahan unik, cepat & sulit diprediksi.⁣
Jika belakangan ini begitu santer mendengar VUCA, Volatile, Uncertain, Complex & Ambiguous konsep yang menggambarkan derasnya perubahan & hal‑hal yang diakibatkanya. Kemarin kita bahas bagaimana menjawabnya dengan VUCA Prime (Vision, Understanding, Clarity & Agilty)! Konsep ini awalnya digunakan oleh militer selama tahun 90‑an, menginspirasi sekolah bisnis untuk dapat mengelola situasi bisnis yang relatif dapat diprediksi.⁣

Selain VUCA saat ini memang lebih condong pada kondisi TUNA! apalagi di era pandemik ini, kala kondisi Turbulent, Uncertain, Novel & Ambiguous, memberikan suguhan nyata adanya pergeseran VUCA ke TUNA. Jika tidak benar‑benar memahami ini akan terjebak dengan lelah berkepanjangan. ⁣

TUNA ini hadir dari gagasan bahwa dunia saat ini tidak pasti, terus merespon terkait apa hal berikutnya yang dapat dilakukan karena terlalu banyak variabel yang dapat berubah setiap saat, tidak dapat diprediksi, hingga perlu benar‑benar belajar menangkap akar masalah dan mencari jalan keluarnya. ⁣

Lebih lanjut bukan hanya mencari jalan keluar tapi juga berlatih bagaimana agar tetap gesit & menghadapi masalah berikutnya esok hari. Karena saat ini tidak ada hal yang “one‑size‑fits‑all” untuk semua masalah strategis, penting juga untuk kita memahami industri & memprediksinya.⁣

Untuk beradaptasi sesungguhnya ada method bagus agar kita dapat keep on the track, agar tetap menjadi agile & adaptif. Salah satunya adalah dengan melakukan banyak retrospektif, nah ini salah satu tools bagus buat kita berlatih agar kita bisa belajar beradaptasi. Starfish Model membantu kita mereview, apa yang seharusnya untuk terus dilakukan, dikurangi, tambahkan, hentikan dan mulai! Coba deh dalam keseharian, lama kelamaan kita akan tumbuh lebih matang dan adaptif.Selama mengarungi TUNA!⁣

Biar Ga Cape Jualan

Belajar jualan memang Peer, keterampilan penting memonetisasi untuk memastikan organisasi berjalan. Sederhananya ini adalah proses mengubah sesuatu agar dapat menjadi penghasilan. ⁣

Monetisasi kerap tak mudah dipahami karena sering kali tak jadi urgensi, dalam keseharian tak hands‑on belajarnya, atau karena kultur kerja melakukan hal yang sama sepanjang waktu, bekerja silo sendiri‑sendiri tak melihat Helicopter View bahwa proses monetisasi adalah sebuah rantai yang tak bisa terputus pada satu bagian.⁣

Bagi para wirausaha & timnya, monetisasi perlu sungguh‑sungguh bisa terasa & mendarah daging dalam tiap aktivitasnya bersama tim. Karena ini jadi darah segar yang selalu berjalan dipompa bagi kehidupan usahanya. Kehilanganya maka tinggal tunggu kematiannya. Proses monetisasi paling mudah memang dengan Marketing Funnel. Bahwa jualan itu melalui proses, dari hulu ke hilir. Biasanya dibagi menjadi 3 / 4 tahap, yakni:⁣

Top of the Funnel (TOFU)⁣
‑ Proses menjangkau audiens baru⁣
Middle of the Funnel (MOFU)⁣
‑ Proses membangun kesadaran⁣
Bottom of the Funnel (BOFU)⁣
‑ Proses konversi jadi pembelian⁣
Evangelist⁣
‑ Proses mengembangkan loyalitas⁣

Tahap paling sering terlupakan adalah merangkaikannya jadi sebuah kesatuan proses. Apalagi dengan tahap Evangelist, mengembangkan loyalitas setelah mereka membelinya! Pada tahap ini justru tahap paling krusial, bebapa tips untuk mengisi tahap ini adalah dengan mengisinya dengan;⁣

1. Ada feedback antara penjualan dan pemasaran tentang kualitas TOFU⁣
2. Cari & Pahami alasan utama orang tidak membeli / membeli⁣
4. Proses ke MOFU & BOFU harus mulus & menarik⁣
5. Coba ulik Net Promoter Score (NPS) untuk mensegmentasikan pelanggan & berkomunikasi sesuai segmennya⁣
6. Carilah peluang upsell yang masuk akal⁣
7. Dorong studi kasus dan testimonial di antara para loyalis⁣
8. Lanjutkan pengujian sebanyak mungkin⁣

Nah setelah kita belajar funneling, sesungguhnya ada hal penting saat ini dalam bentuk Flywheel! tak jauh beda dengan Funnel, hanya saja, Flywheel menekankan pada Customer Centricity, juga berputar tak putus untuk selalu melakukan perbaikan dan terjaga keberlanjutannya.⁣

Selamat belajar!

IKEA Effect

Beli barang yang perlu dirakit sendiri, kemudian stress dan beberapa skrupnya malah ilang dan berakhir cape tapi malah begitu mencintai produknya, karena selain barangnya bagus juga ada effrort kita membangunnya, capenya terbayar🤣

Ada sebuah bias kognisi yang sering kali kita dapatkan dari sebuah produk yang kita beli, salah satunya dinamai “The Ikea Effect” dari sebuah penelitian tahun 2011 yang menawarkan Value Proposition yang tak biasa pada barang‑barang yang mereka tawarkan sebagian⛏⛏

“The IKEA effect” menggambarkan sebuah produk dengan harga terjangkau karena mengeluarkan komponen buruh perakitan dalam harga pokoknya. Bahkan dengan cara ini pelanggan justru mencintai produknya, walau dalam perjalanan merakitnya mereka kehilangan baut‑baut atau tak tepat memasangnya🛠🛠

“The IKEA effect” diidentifikasi Michael I. Norton of Harvard Business School dkk di tahun 2011. Dalam tulisannya mengungkapkan bahwa walau kita merakitnya sendiri, kemudian salah‑salah, ngga sempurna justru mendatangkan sebuah perasaan “over value” bagi penggunanya, ada ikatan relasi emosional yang tumbub didalamnya. Customer Relationshipnya justru terbangun. Riset ini membuktikan bahwa mengundang pelanggannya untuk menambahkan sedikit lagi usaha dalam membentuk sebuah produk menjadi utuh akan membuatnya lebih menghargainya❤️

Sebenernya fenomena ini sudah ada dalam tulisan Festinger tahun 1957, pada produk Teddy Bear! Kala itu namannya Build‑a‑bear. Walau dijual lebih mahal namun dalam prosesnya justru mengurangi variable biaya buruh namun proses merakitnya menyenangkan:)⁣

Dalam bidang lain, seperti jasa misalnya, ada istilah populer di negara barat yakni “haycations,” ketika orang kota membayar buat membeli pengalaman menjadi petani!🤠

Selalu menarik belajar psikologi konsumen! Saat ini makin banyak yang pake Ikea! Jadi inget @lebahbandung sambil berpetualang tapi bayar dan puas🤣🤣🤣🌻🐝

Makin banyak pengusaha yang mengadopsi ini, ada proses perubahan “viewing consumers as “recipients of value” to instead “co‑creators of value.” ⁣

Produk kamu udah mulai dirancang memiliki pengalaman ini ngga?👏👏

Merayakan Kegagalan

Sebelum Pandemik disudut Rumah Kolaborasi ada helaian post‑it yang setiap harinya didengan ragam kesalahan, “Wall of Fails” namanya. Hanya saat pandemik ini kebiasaan ini mulai hilang karena cukup dibuat panik dengan kondisi serba menantang sepanjang 6 bulan terakhir:(⁣

Diingatkan lagi oleh seorang kawan, untuk mengembalikan kebiasaan merayakan kesalahan ini. Kebiasaan penting untuk dirawat saat yang lain melarang untuk salah. Tapi inget ya konteksnya adalah “The real challenge is not to either accept or reject failure, but rather to differentiate between whether they are in execution or innovation mode”⁣

⁣Membuat tujuan jangka panjang yang diturunkan dalam strategi bertahap memang lebih mudah jika secara nyata bertemu muka melakukan evaluasi & retrospektif berkala, berlatih untuk tidak jaim antar sesama tim & dipenghujung justru merayakan kesalahan! Thomas Edison pernah memaknai kesalahan, Ia katakan “I didn’t fail 1,000 times. The light bulb was an invention with 1,000 steps.” ⁣

Wall of Fails ini seru! Tembok berisi aneka kesalahan yang dbuat ditulis pada kertas berwarna mencolok! Beranikan tiap orang menuliskan tiap kegagalannya. Melakukan kesalahan, berakibat kegagalan adalah resiko proses inovasi, karena inovasi adalah hasil dari experimental. Orang yang berani melakukan kesalahan, dalam sudut pandang lain justru adalah orang yang paling heroik karena Ia mampu mengambil keputusan dan resikonya. ⁣

Harvard Business Review menuliskan, bahwa merayakan kesalahan sangat berhubungan dengan keberhasilan inovasi. Proses ini justru menggambarkan seberapa berani untuk melompat! ‑ Celebrating those kinds of failures will help your people learn to fail gracefully, growing from the experience ‑⁣

Alasan mengapa banyak organisasi sulit berinovasi, karena dalam kesehariannya mental mengeksekusi terhambat, tidak memberanikan bereksperimen mengembangakn kegagalan sebagai pintu dalam mengembangkan beragam produk, jasa atau proses baru.⁣

Failure is a key to learning, growing and figuring out what works. But before you either celebrate or punish failure, make sure you know what you are trying to achieve by doing so ‑Ron Ashkenas‑

#agilitytransformation

Innovation Matrix

Apa itu ekosistem inovatif, makhluk apa ini?⁣

Pernah dengar kata kolaborasi kan? Paling mudah mengemukakannya, hanya memang menantang tak semudah membalikkan tangan🙌 Ada proses panjang menumbuhkannya🌴

Sering kali kita juga gontok‑gontokan merasa paling unggul di wilayahnya masing‑masing. Merasa paling maju dibidang keilmuannya, paling hebat teknologinya, paling keren solusinya atau hebat karena memiliki talenta‑talentanya unggul.⁣


Pendekatan Inovasi Itu dapat dibagi menjadi 4 wilayah & bisa jadi ide kamu ngga jadi‑jadi solusi & kenyataan karena ternyata kita hanya fokus pada salah satunya saja. Wilayah itu meliputi ⁣

1) Kecerdasan, menyangkut kemampuan berpikir & analisa serta kemampuan memahami realitas, ⁣

2) Teknologi mencakup pendekatan & teknologi seperti alat, digitalisasi, metode, data sehingga memungkinkan sebuah inovasi dilakukan,⁣

3) Solusi‑solusi, menyangkut penguasaan methodologi, pendekatan baru serta tools yang membantu pada proses “reality shaping” & ⁣

4) Talenta, berfokus pada bagaimana memobilisasi para talenta‑talenta potensial mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kesiapan timnya untuk membuat perubahan dengan mengadopsi cara‑cara belajar paling cocok untuk diberdayakan dengan meningkatkan kapasitasnya.⁣

Keempat wilayah tersebut ternyata memiliki irisannya 🧐Jika ditelaah irisan kolaborasi ini menitikberatkan pada kemampuan kita untuk menguasai berbagai keterampilan‑ kolaboratif yang sudah tidak bisa dihindarkan lagi🥳

Nesta 2018 dalam tulisannya mengungkapkan kemampuan‑kemampuan ini meliputi; ⁣
1) menyelenggarakan inovasi yang terbuka,
2) perkembangan yang positif, ⁣
3) open making policy,⁣
4) action research,⁣
5) System thinking, ⁣
6) kegiatan trandisipliner, ⁣
7) Design Thinking, ⁣
8) Human Centered Design, ⁣
9) Living Labs,⁣
10) Service Design, ⁣
11) UX Design & ⁣
10) transformasi digital. ⁣

Hal inilah yang menjadi kunci kemampuan kolaborasi interdisipliner kita, nyawa utama kolaborasi. Yuk belajar lagi!🚀🚀🚀 #agilitytransformation