High Leadership Model

Dalam keseharian kita banyak dipertemukan dengan sebuah kesuksesan yang sering kali diukur melalui pencapaian akademik atau pencapaian karier yang terus menanjak, vertikal ke atas🚀

Katakanlah Faris, seorang anak muda 23 tahun, memberikan sudut pandang berbeda mengenai apa definisi kesuksesan sesungguhnya, menjadi keren itu definisinya apa dari POV lain?🔭

Baginya, sukses bukan sekadar mengejar predikat dan mencapai posisi yang tinggi, melainkan juga tentang sejauh mana kita dapat meluaskan manfaat dari pencapaian kita dan seberapa dalam kita dapat memahami serta memberi makna pada setiap langkah yang kita ambil dalam perjalanannya.

Misalnya, seorang guru yang mungkin tidak pernah dikenal secara luas, namun berhasil meninggalkan dampak yang mendalam di hati para siswanya, menciptakan generasi yang tidak hanya terdidik, tetapi juga peduli dan berdaya. Atau seorang mahasiswa yang terus menerus berjuang, tidak hanya demi mendapatkan nilai bagus, tetapi juga demi menyerap pengetahuan yang nantinya dapat dibagikan dan dimanfaatkan untuk komunitasnya.

Dalam konteks ini, kesuksesan tidak selalu terukur dari apa yang terlihat di permukaan, melainkan juga dari dampak yang dihasilkan dan warisan yang ditinggalkan. Kita semua perlu menghargai dan mengejar kesuksesan yang tidak hanya menonjol ke atas, melainkan juga meluas ke samping dan memiliki kedalaman makn

Kesuksesan yang sejati terletak pada kemampuan kita untuk berbagi, menginspirasi, dan meninggalkan jejak yang positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Karena di situlah esensi dari pendidikan sejati: memberikan dan mengambil makna dalam setiap interaksi dan transmisi pengetahuannya

Tidak melulu vertikal meninggi,
Bisa juga horisontal meluas manfaatnya,
Atau semakin dalam memaknainya, jadi akar kuat sebuah ekosistem tumbuh. Bagi yang memilih horisontal dan atau yang mendalam, kerennya kamu mungkin tak terlihat seperti menara, tapi setiap manfaat yang kalian tanam pada individunya tak lekang oleh jaman, akan mengalir dan menular lebih luas dan dalam.

Selamat meluaskan dampak!

Design Action

Pergerakan yang mengubah paradigma pemikiran! Design Action, workshop inklusif yang mengadopsi kerangka kerja Design Thinking. Di balik workshop ini, terdapat upaya besar untuk memulai regenerasi pemikiran inovatif yang membumi.

Melibatkan anak-anak muda ini sebagai Youth Facilitators, flash back dari angkatan pertama hingga angkatan 8, workshop ini berhasil menanamkan semangat serta pemikiran Design Thinking dalam benak generasi muda. Mereka bukan cuma menjadi peserta biasa, tetapi juga menjadi pendorong perubahan, enablers yang dilengkapi dengan kerangka berpikir yang kuat untuk menemukan solusi-solusi kreatif.

Workshop ini bukan juga cuma sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah pelopor, menciptakan tonggak baru dalam pemikiran inovatif. Ngga cuma mengajarkan cara berpikir kreatif, tetapi juga pentingnya memahami desain sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam berbagai konteks.

Anak-anak muda ini bukan sekadar peserta biasa, tapi agen perubahan yang disiapkan menghadapi tantangan masa depan, bukan sekedar problem solver, tetapi juga enablers yang bisa menginspirasi sekelilingnya untuk berpikir kreatif.

Workshop ini juga memberikan wawasan tentang ekosistem inovasi bisa dibangun. Bagaimana ide-ide inovatif bisa bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung inovasi. Workshop ini mendorong diskusi tentang bagaimana memastikan keberlanjutan dari solusi-solusi inovatif yang diciptakan.

Lebih dari sekadar Design Action adalah komitmen untuk menciptakan agen perubahan. Generasi ini tidak hanya mau, tetapi juga mampu untuk menjadi motor penggerak perubahan dalam masyarakat.

Proses program ini ngga juga terlepas dari teori perubahan dan difusi inovasi. Kami memahami bahwa untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan, penting untuk memahami bagaimana ide-ide inovatif menyebar dan diterima oleh masyarakat.

Kegiatan ini adalah upaya untuk menciptakan budaya inovasi yang tidak hanya berdiam diri dalam ruang tertutup, tetapi mampu menjawab tantangan zaman. Ini adalah bentuk investasi bagi masa depan. Bareng-bareng membawa harapan untuk mewujudkan perubahan yang lebih besar dan memastikan dampaknya meluas dan sustain🚀

Humility

Salah satu sikap yang paling penting dimiliki para penghuni era perubahan ini adalah Humility.

Humility adalah sikap di mana seseorang tidak merasa lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain. Ini tentang menerima dan mengakui bahwa kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, serta selalu terbuka untuk belajar dan mendengarkan orang lain🤩

Orang yang memiliki sikap rendah hati biasanya tidak sombong dan selalu menghargai bantuan serta kontribusi dari orang lain. Mereka paham bahwa mereka tidak selalu benar dan bahwa setiap orang bisa memberikan sesuatu yang berharga😙

Sikap ini jadi penting karena membuat kita lebih mudah berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain dalam cara yang positif dan konstruktif🧐

Sebuah konsep atau keterampilan interpersonal penting yang mencakup pengakuan dan penerimaan terhadap keterbatasan dan kekurangan diri tanpa merasa rendah atau inferior🥸

Seseorang yang memiliki sikap rendah hati cenderung menghargai kontribusi dan nilai orang lain, serta terbuka terhadap belajar dan menerima kritik.

Humility bukan berarti mengecilkan diri, tetapi lebih kepada mengakui realitas dengan jujur dan tidak merasa lebih superior dibandingkan orang lain.

Orang yang punya sikap humility biasanya tidak sombong atau berlagak tahu semuanya, dan mereka mampu melihat serta menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain.

Di dalam konteks tim atau kolaborasi, sikap ini sangay membantu dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berbagi ide dan pengetahuan serta membentuk hubungan yang positif antar anggota🚀🚀

Asset Allocation

Diskusi menarik, dengan kawan-kawan @thelocalenablers memahamkan apa bedanya Saham dengan Asset Perusahaan, apakah saham sama dengan pemilikan asset? Yok belajar lagi yook!

Ketika kamu mulai menyelami dunia bisnis, apalagi memantapkannya dengan legalitas, pasti akan bergumul dengan istilah: saham dan asset perusahaan. Jangan sampai tak paham apa bedanya.

✅Saham;
sepotong kecil kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Kamu bisa membeli dan menjualnya di pasar saham. Ketika memiliki saham, kamu punya hak mendapatkan dividen jika perusahaan menghasilkan keuntungan. Pemilik saham juga punya hak ikut memilih direksi perusahaan dalam pemilihan umum.

✅Asset perusahaan
di sisi lain, adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Ini termasuk uang tunai, properti, peralatan, bahkan persediaan barang dagangan. Semua ini adalah alat yang perusahaan gunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Namun, yang perlu diingat adalah asset perusahaan tidak langsung “dimiliki” oleh pemegang saham. Mereka hanya memiliki hak atas potensi pendapatan perusahaan.

Asset perusahaan biasanya tidak dibagi-bagikan kepada pemegang saham, kecuali jika terjadi likuidasi perusahaan. Likuidasi adalah ketika perusahaan menghentikan operasinya dan menjual semua asetnya untuk membayar utang. Kemudian, pemegang saham akan mendapatkan bagian dari hasil penjualan setelah semua utang terbayar.

Jadi, jika kamu berinvestasi dalam saham, kamu berinvestasi dalam potensi pertumbuhan dan laba perusahaan, sementara asset perusahaan adalah apa yang menjadi landasan bisnis itu.

Memahami perbedaan ini sangat penting saat kamu terlibat dalam dunia investasi dan bisnis, selamat belajar🚀

Transformasi Digital

Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada pengguna dan organisasi secara keseluruhan.
Pendekatan Design thinking memprioritaskan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna dan berfokus pada menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan tersebut.


Design thinking membantu organisasi yang ingin bertransformasi dalam beberapa hal :
1.Empati dengan Pengguna:
Desain thinking dimulai dengan pemahaman yang mendalam tentang pengguna, masalah, dan tantangan yang mereka hadapi. Ini melibatkan wawancara, observasi, dan penelitian untuk memahami perspektif pengguna secara lebih baik.
2.Keterlibatan Tim Lintas Fungsi:
Design thinking mendorong kolaborasi tim lintas fungsi, yang melibatkan orang-orang dengan beragam latar belakang dan kompetensi. Ini membantu dalam menciptakan beragam ide dan solusi yang lebih kreatif.
3.Prototipe dan Uji:
Sebelum mengembangkan teknologi secara lengkap, design thinking mendorong pembuatan prototipe yang cepat dan murah. Ini memungkinkan perusahaan untuk menguji ide-ide mereka dengan pengguna sebelum menginvestasikan banyak sumber daya.
4.Iterasi:
Design thinking melibatkan siklus berulang dari prototyping dan pengujian. Ini memungkinkan perusahaan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan solusi mereka berdasarkan umpan balik dari pengguna.
5.Fokus pada Masalah, Bukan Teknologi:
Salah satu kesalahan umum dalam transformasi digital adalah terlalu fokus pada teknologi tanpa memahami masalah yang harus dipecahkan. Design thinking memulai dengan memahami masalah dan kebutuhan pengguna, kemudian mencari teknologi yang sesuai untuk mengatasinya.
6.Budaya Inovasi:
Design thinking mempromosikan budaya inovasi dengan mendorong berpikir kreatif, eksperimen, dan pengambilan risiko yang terkendali. Ini membantu perusahaan untuk lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi.
7.Fokus pada Solusi yang User-Centric:
Dalam proses design thinking, solusi yang dikembangkan selalu berpusat pada pengguna. Ini berarti bahwa teknologi yang dibangun memiliki fokus yang kuat pada memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
8.Perubahan Budaya Organisasi

Radical Candor

Kerap tumbuh rasa takut ketika berterus-terang menyampaikan sesuatu dalam sebuah organisasi karena psychological safety tak terpenuhi, kerap terbentur dengan lingkungan di mana individu tidak merasa nyaman untuk berbicara, berbagi ide, mengajukan pertanyaan, dan mengungkapkan pandangan, bahkan Ia takut dihakimi, dikritik, atau menghadapi konsekuensi negatif😩

Kondisi ini banyak kasus dimana orang-orang didalamnya takut Dihukum atau Dikritik, khawatir jika berbicara terus terang akan membuat mereka dihukum atau dikritik oleh atasan atau rekan kerjanya. Takut juga pendapat mereka akan diberi label negatif atau bahwa hal itu akan berdampak pada evaluasi atau promosinya🙄

Ketakutan lain yang lazim lainnya adalah takut Merusak Hubungan: Khawatir bahwa memberikan kritik atau umpan balik yang jujur dapat merusak hubungan kerja atau interpersonal. takut terjadi konflik atau perpecahan yang mungkin timbul dari berbicara terus terang😭

Dilain sisi, bisa jadi berbicara seadaanya mengakibatkan Ia takut dianggap tidak kompeten, khawatiran bahwa memberikan pandangan kritis atau pertanyaan tentang keputusan atau tindakan tertentu dapat membuat mereka terlihat tidak kompeten atau tidak mengerti. Lebih lanjut bisa jadi Ia takut menghadapi konsekuensi negatif, jika terus terang akan berdampak pada karir atau status pekerjaan mereka, seperti dipecat atau diisolasi dari tim🥲

Jika bertemu dengan para senior biasanya ketakutan ini berupa ketakutan di luar norma budaya kerja, Jika budaya organisasi tidak mendorong atau mendukung komunikasi terus terang, seseorang bisa saja mungkin takut keluar dari norma dan aturan yang ada🫡

Membiasakan Radical Candor memang menantang, namun sekalinya ini tumbuh akan sangat baik dalam proses menumbuhkan Psicological Safetynya. Ini jadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan di mana orang merasa nyaman berbicara terus terang🤩

Organisasi yang aman tentunya akan mendorong untuk mau berbicara terus terang dan menghargai kejujuran dan umpan balik konstruktif. Ini mengarah pada budaya kerja yang lebih inklusif, kreatif, dan produktif🚀

Learning Organization

Sumber-sumber pembelajaran yang beragam akan membuat seseorang paham beragam macam konteks, hal ini juga membuatnya paham lebih luas karena cakrawalanya berada lebih tinggi untuk dapat melihat holistik.

Secara individual, memang penting bagi setiap orang dalam sebuah learning organization mengasah dan saling menguatkan sumber-sumber pemahaman, baik itu dari ranah kognitig yang meliputi pemikiran dan persepsi, ranah fisik dimana mendapatkan rujukan dari pengalaman nyata dan fakta, serta sumber-sumber lainnya.

Proses memadukan informasi ini menjadi penting untuk saling menguatkan, dengan kemampuan menelaah informasi dengan kekuatan pengetahuan yang diperoleh secara internal dan eksternal. Sumber-sumber ini penting dipadukan dari sumber-sumber individual dan kolektif. Disinilah sebuah organisasi menjadi penting dalam upaya menjadikannya sebagai organisasi pembelajar.


Memadukan dua sumber pengetahuan diatas akan menguatkan kondisi situational awareness, dimana Ia sadar benar terhadap pemahaman yang tepat dan akurat tentang lingkungan sekitar serta pemahaman terhadap kondisi, peristiwa, dan faktor yang sedang berlangsung di dalamnya. Ini melibatkan kesadaran dan pemahaman yang holistik terhadap situasi di sekitar seseorang, termasuk informasi mengenai orang, objek, tempat, peristiwa, dan interaksi yang relevan dalam konteks tertentu.

Dalam kombinasi, insight dan foresight memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan lebih komprehensif tentang suatu situasi. Insight membantu dalam mengungkapkan wawasan mendalam yang mungkin tersembunyi di balik informasi yang ada, sedangkan foresight membantu dalam melihat implikasi jangka panjang dari tindakan yang diambil sekarang. Keduanya bersama-sama membantu dalam mengembangkan wawasan yang lebih luas dan mendalam dalam berbagai konteks.

Proses ini akan membawa kita pada pemahaman yang lebih baik, diperoleh karena Ia mampu membangkitkan insight serta foresignt dimana Ia akan paham KONTEKSnya, Implikasi dan konsekwensi dari sebuah permasalahan yang dihadapinya.

Selamat belajar🚀🚀

Proses “Reset Organisasi”

Hukum Martech (Marketing Technology), yang juga dikenal sebagai “Martec’s Law,” berbicara tentang pertumbuhan teknologi yang berkaitan dengan pemasaran dan bagaimana perkembangan teknologi dalam bidang ini sering kali berkembang lebih cepat daripada kemampuan organisasi atau individu untuk mengadopsinya secara efektif🚀

“Perkembangan teknologi berjalan lebih cepat daripada kemampuan organisasi untuk mengadopsinya.”

Dengan kata lain, hukum ini menggaris bawahi kesenjangan yang dapat terjadi antara laju inovasi dalam teknologi pemasaran dan kemampuan orang dan organisasi untuk mengikuti, memahami, dan memanfaatkannya sepenuhnya. Ini menyoroti pentingnya upaya terus-menerus untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang terjadi dalam dunia pemasaran.

Salah satu strategi mempercepat organisasi untuk menjadi Agile adalah dengan melakukan proses “reset organisasi” sebagai tindakan mengubah atau mengadaptasi struktur, budaya, dan operasi organisasi secara mendalam untuk mengatasi ketidaksesuaian yang mungkin terjadi akibat perubahan teknologi.

Upaya organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dengan mengadopsi perubahan fundamental dalam cara mereka beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah memang perlu, tapi ternyata ngga cuma reset sebagai salah salah satu cara membuat organisasi lebih agile.

Cara lainnya adalah bagaimana caranya agar organisasi bisa bergabung dalam sebuah ekosistem dan komunitas dan memastikannya terkoneksi dan melalukkan interaksi lebih intens dan bergerak bersama melakukan co-evolution🚀

The Wisdom of Teams

Cek deh sudah sejauh mana tingkat kematangannya! Sebuah tulisan yang diambil dari “The Wisdom of Teams” tulisannya Jon R. Katzenbach dan Douglas K. Smith mengidentifikasi ada empat tahapan evolusi tim, coba cek dimana tim kamu berada dalam tahapan ini;

1. Pseudo Teams (Tim Semu):
Pada tahap ini, individu-individu bekerja sendiri-sendiri, tetapi secara formal dikelompokkan sebagai “tim.” Mereka mungkin berbagi informasi, tetapi masih kurang kolaboratif dan paham atas tujuan bersama, hingga juga belum bisa dianggap sebagai tim yang sesungguhnya.

2. Potential Teams (Tim Potensial):
Pada tahap ini, anggota tim mulai mengenali manfaat kerjasama dan kolaborasi. Meski masih ada tantangan dalam hal dinamika kelompok, anggotanya mulai mengembangkan rasa saling percaya dan paham bagaimana cara terbaik untuk berkontribusi satu sama lainnnya.

3. Real Teams (Tim Nyata):
Pada tahap ini, tim mencapai tingkat kerja sama yang lebih tinggi. Mereka punya tujuan bersama yang jelas dan tanggung jawab yang dibagi dengan baik. Kolaborasi, komunikasi terbuka, dan saling dukung menjadi ciri utama tim pada tahap ini. Udah sampe sini belum?

4. High-Performance Teams (Tim Berkinerja Tinggi):
Pada tahap ini, tim mencapai puncak kinerjanya. Anggota tim punya komitmen kuat terhadap tujuan bersama, mengatasi perbedaan dengan efektif, dan terus berinovasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tim ini bisa mengatasi tantangan dengan lebih baik dan menjadi sumber keunggulan yang kompetitif.

Setiap tahapan ini memiliki ciri khas dan tantangan yang beda-beda, dan evolusi tim ini engga selalu linear. Prosesnya bisa bahkan mundur terus maju lagi maju. Penting banget buat tim untuk tau tahapan yang sedang mereka alami dan saling bekerjasama agar bisa berkembang menuju tahapan yang lebih tinggi.

Ayo melompat!🚀

Dinamika dalam Proses Inovasi

Namanya juga dunia kreatif, pasti penuh dengan dinamika! Bahasa lain dinamika adalah ruwet!🤣

Kerumitan memang selalu jadi bagian awal dari proses inovasi karena tantangan dan kompleksitas suatu masalah malah akan mendorong tim untuk berpikir kreatif, mencari solusi baru, dan mengembangkan pendekatan inovatif.

Kala tim menghadapi situasi yang rumit, justru berkah bagi mereka karena cenderung merangkul pemikiran berbeda dan mencari cara baru untuk mengatasi hambatan. Yang sabar yaa!

Hanya saja, memang perlu kita kembangkan kemampuan untuk menjadi responsif dan meningkatkan keterampilan mengembangkan budaya inovatif timnya untuk belajar hal-hal sbb;

✔️Jangan bangun barier! Fasilitasi komunikasi terbuka: Mendorong anggota tim untuk berbagi ide-ide mereka tanpa takut dikritik, sehingga suasana terbuka dan kolaboratif dapat tercipta.

✔️Salah-salah dikit ga papa, Beri kebebasan eksplorasi: Berikan ruang bagi anggota tim untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan berbeda, bahkan jika awalnya terlihat tidak konvensional.

✔️Beranikan buat eksperimen: Galang kebiasaan menguji gagasan dan melakukan eksperimen biar paham apa yang berhasil & yang engga.

✔️ Gagal itu wajar, terima aja dulu, bagian dari proses: gagal biasanya jadi peluang buat belajar & memperbaiki lagi.

✔️ Inovasi sangat erat dengan inklusivitas: Perlu ditumbuhkan jika anggota tim merasa didengar & diberi wadah bermainnya.

✔️Beri penghargaan & insentif buat ide-ide inovatif yang berhasil diimplementasikan.

✔️ inovasi sebagai nilai inti: jadikan inovasi sebagai bagian dari identitas tim & usaha kamu, sehingga menjadi fokus utama dalam berbagai kegiatan.

✔️Berbagi pengetahuan: Saling berbagi pengetahuan & pengalaman bisa mendorong tim untuk saling menginspirasi & tumbuh kembang bersama.

Jika kita komit mencipta lingkungan yang mendukung kreativitas, toleransi terhadap kerumitan2 ini, & melatih sikap terbuka terhadap ide-ide baru, perlahan tim bisa mengembangkan respon & budaya inovatif yang memacu kesuksesan kita dalam menghadapi berbagai tantangan.

Ruwet2 sedikit lama-lama jadi banyak! Tapi ya pusing juga sih😁 boleh bgt pause dulu, gas kemudian🤣