
Humanity-Centred Design
Selama dua dekade, Human-Centered Design menjadi paradigma dominan dalam inovasi. Namun dunia kini memperlihatkan sisi gelap dari pendekatan yang terlalu berfokus pada user. Kita menciptakan aplikasi yang memudahkan hidup, tetapi mendorong eksploitasi pekerja gig economy; kita mendesain layanan cepat, tetapi memperburuk sampah digital dan e-waste; kita membangun kenyamanan individu, tetapi mengorbankan kepentingan kolektif. Escobar (2018) dan Manzini (2015) mengingatkan bahwa inovasi yang hanya berpihak pada pengguna sering gagal melihat jaringan kehidupan yang lebih luas. Inilah tension besar abad ini: inovasi bisa “benar” bagi user, tetapi “keliru” bagi kemanusiaan.
Karena itu, muncul pendekatan Humanity-Centered Design—sebuah koreksi moral yang menggeser fokus dari keinginan pengguna menuju tanggung jawab terhadap masyarakat, lingkungan, dan generasi mendatang. Pendekatan ini menuntut expanded empathy: memikirkan pekerja di balik rantai produksi, komunitas terdampak, kelompok rentan, hingga keberlanjutan ekologis. Ini sejalan dengan gagasan Design Justice (Constanza-Chock, 2020) yang mempertanyakan siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan, serta Systemic Design (Jones, 2014) yang menegaskan bahwa setiap desain memiliki konsekuensi yang merambat dalam sistem sosial. Norman (2023) menambahkan bahwa inovasi masa depan harus memikul intergenerational responsibility, bukan hanya memecahkan masalah hari ini, tetapi menjaga kehidupan esok.
Pada akhirnya, keberhasilan inovasi tidak lagi cukup dinilai dari seberapa “usable”, “desirable”, atau “viable” sebuah solusi. Inovasi yang matang adalah inovasi yang ethical, equitable, dan sustainable—yang memperbaiki tanpa merusak, memajukan tanpa mengorbankan, dan mencipta tanpa meninggalkan luka. Humanity-Centered Design mengingatkan kita bahwa setiap keputusan desain adalah keputusan moral: apakah ia merawat atau mengabaikan? Apakah ia memperkuat martabat atau meniadakannya? Dan pertanyaan terpenting yang harus kita jawab sebagai desainer, pemimpin, dan pembuat kebijakan adalah:
“Masa depan seperti apa yang sedang kita bentuk melalui desain kita?”





No comment yet, add your voice below!