Learning in The Era of Change

Aktivitas kolaborasi tak mungkin lagi dipungkiri, karena dari sinilah banyak muncul beragam kemungkinan baru menerobos batas kebiasaan.

Bangka Belitung, hari ini menjadi saksi baru betapa kuatnya peran kolaborasi. Melihat kaum muda berbaur dengan masyarakat selalu menjadi energi baru penyemangat bahwa masa depan penuh kemajuan itu memang nyata ada dan bisa hadir.

Belajar dimasa modern tentu berbeda cara dengan masa lalu, beragam sumber bisa diakses dimana saja, hanya kita perlu tau pasti bahwa menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah sebuah citaā€‘cita yang memang layak diperjuangkan.

Semakin banyak bersua kawanā€‘kawan baru, artinya makin besar pula kemampuan mengasah kemandirian belajar. Makin tinggi nilai pula penguasaan proses pembelajaran yang ternyata bukan hanya bisa didapat diruangā€‘ruang kelas, atau kelas maya sekalipun, tapi justru diruangā€‘ruang sosial, berbaur dan saling belajar. Belajar dari keseharian, bekerja dalam tim, berbagi ilmu dan pengalaman adalah ruangā€‘ruang terbaik belajar.


Apalagi jika kita memadukannya dengan kesungguhan melakukan pengembangan diri baik secara profesional, mengembangkan jejaring & senantiasa update dengan zaman.

Minggu ini belajar banyak dari Kepulauan Bangka Belitung. Jangan lupa kolaborasi! Terimakasih Bapak GubernurĀ @erzaldi.rosmandjohanĀ dan IbuĀ @melatierzaldiĀ atas kesempatannya, banyak bahan untuk belajar šŸ¤©Ā #janganlelahberproses

courtesy:img-src

21st Century Skills

Perjalanan panjang membangun pendidikan berkualitas. Mutu pendidikan seyogyanya tercermin dari perilaku individunya. Pendidikan pun tak bisa hanya dibebankan pada lembaga formal. ā£
ā£
Memadukan pendidikan dalam lingkungan keluarga di rumah, guru di sekolah formal, komunitas di lingkungannya, & teman sebaya adalah PR penting agar ekosistem pendidikan jadi ideal. ā£
ā£
Pengetahuan, keterampilan & perilaku jadi kesatuan yang tak bisa lepas, sayangnya masih banyak yang hanya fokus pada satu hal saja. Ada yang berpengetahuan namun tak berketerampilan, hingga ia terjebak teori. Ada yang berketerampilan tapi enggan merujuk pengetahuan, hingga kerap mengenyampikan pengetahuan yang membantunya berkaselerasi. Atau berpengatahuan & berketerampilan tapi tak paham arti berperilaku yang tepat.ā£
ā£
Dalam The OECD Learning Framework 2030: diingatkan kembali, komponenā€‘komponen pendidikan yang perlu disinergikan, tak bisa sendiriā€‘sendiri.ā£
ā£
ā€œThe concept of competency implies more than just the acquisition of knowledge and skills; it involves the mobilisationā£ of knowledge, skills, attitudes and values to meet complex demandsā€ā£
ā£
1. Pengetahuan; Terkait bidang ilmu, keterpaduan antarā€‘keilmuan, epistemologi (kemampuan menghubungkan sesuatu dengan keilmuan) & halā€‘hal prosedural.ā£
ā£
2. Keterampilan; kemampuan Kognitif (proses mental yang meliputi memori, perhatian, produksi & pemahaman bahasa, penalaran, pembelajaran, pemecahan masalah & pengambilan keputusan.ā£
ā£
3. Metakognitif, tentang pemikiran. mengacu pada proses untuk merencanakan, memantau & menilai pemahaman & kinerja seseorang, kesadaran kritis tentang a) pemikiran & pembelajaran b) diri sendiri sebagai pemikir & pembelajar. ā£
ā£
Keterampilan lain yang perlu juga terkait keterampilan sosial emosioal, fisik & praktikal. Mengembangkan perilaku personal, memahami konteks. Societal (relasi sosial) & memahami konektivitas & kontekstual global.ā£
ā£
ā€œStudents who are best prepared for the future are change agents. They can have a positive impact on their surroundings,ā£ influence the future, understand others’ intentions, actions & feelings, & anticipate the short & longā€‘termā£ consequences of what they do”

Future Skills

Masa sulit ini justru banyak pembelajaran baru setiap harinya. Kehilangan pendapatan bagi sebagian orang sudah pasti, di sisi lain Ia membuka kesempatan menumbuhkan pengetahuan & jejaring baru. Jika Cashflow menjadi ā€œPainā€ kali ini, itulah besaran ongkos sebuah “Knowlegde Gain”ā£
ā£
Pagi ini belajar belajar bahwa menggerakkan sebuah tim saat Pandemik adalah pengalaman luar biasa, yang pada masa normal jarang terjadi. Beberapa hal yang tak sadar menempa kita hingga titik terberat organisasi untuk belajar naik kelas!

1.Komunikasi ā£šŸ—£
Komunikasi aktif jadi kunci, tanpa itu semuanya ambyar! Secara verbal diuji, kemampuan menyimak, hingga rasa percaya diri & rasa saling hormati demi tujuan bersama.ā£
ā£
2.Jualan!ā£šŸæ
Tiap anggota menjadi sadar, bahwa sales adalah ujung tombak, mengembangkan cara baru jadi kebiasaan baru. Kemampuan riset market, memahami pelanggan, pelayanan efektif jadi terasah.ā£
ā£
3.Keterampilan Negosiasiā£šŸ’šŸ»ā€ā™€ļø
Tim jadi ā€œterpaksaā€ tercebur belajar “Persuasive Skills”, sabar & hormat, kontrol emosi & mau membuka kepala untuk menyimak.ā£
ā£
4.Kepemimpinanā£šŸ¦øšŸ»
Setiap anggota terdorong untuk menginspirasi & memotivasi. Kemampuan analisa & mengatasi konflik, berpikir kreatif, delegasi, fleksibilitas & kejujuran makin encer. ā£
ā£
5.Goal Settingā£šŸŽÆ
Tim jadi lebih sadar manajemen tugas, memilih prioritas, bagi tugas & merunutnya, delegasi & lebih peka dengan deadline.ā£
ā£
6.Team Buildingā£šŸ‘«
Kemampuan menyimak & peduli dengan anggota diuji. Bangun kepercayaan diri, kolaborasi, sabar hingga saling dukung terbangun.ā£
ā£
7.Manajemen Projectā£šŸ“‰
Masa ini jadi masa emas memperbaiki kemampuan monitor, evaluasi, analisa, merancang, mengembangkan hingga implementasi. Banyak dipaksa belajar, atas terpaksa awalnya, namun makin baik prosesnya!ā£
ā£
8.Sadar Finansialā£šŸ’°
Setiap bagian menjadi sadar keuangan, pelan2 jadi mau berhitung, membuat indikator, ukuran, dimensi & variabel. Di masa normal faktor ini paling banyak tak memperdulikannya.ā£