Celebration Grids

Membaca tulisan Prof Teresa Ambel dari Harvard Business School pagi ini, teringat lagi setiap kegagalan yang pernah dialami, atau setiap momen dimana melihat tim berulang kali mengulangi kesalahannya, hahaha.

Dalam bukunya ā€œThe Progress Principle: Using Small Wins to Ignite Joy, Engagement, and Creativity at Workā€ menggambarkan bagaimana keseharian kerja bisa berdampak pada tim. Dari 200 organisasi penelitiannya menemukan tujuh katalis penting untuk mempengaruhi persepsi dan progres yang positif yakni:ā£
ā£
1. Clear Goalsā£
2. Memperkenankan otonomiā£
3. Menyiapkan sumberdayaā£
4. Memberikan waktu cukupā£
5. Memberikan bantuanā£
6. Belajar dari masalah dan keberhasilanā£
7. Memperkenankan ide mengalirā£
Memenuhi ke-7 hal diatas memang sangat menantang! Tapi dicoba pelan-pelan :Dā£

Satu lagi buku yang menarik, ā€˜How to Change the Worldā€ & ā€œManagement 3.0ā€ mengafirmasi bahwa kita justru akan banyak belajar ketika tak dapat memprediksi apakah sebuah eksperimen akan menghantarkan kita pada outcomes yang baik atau buruk. Dalam kata lain, setiap kegagalan & kesuksesan, keduanya diperlukan buat belajar.ā£
ā£
Satu budaya yang perlu dibudayakan adalah; Celebrate Failure! Nah ternyata ada tools bagus dari Jurgen Appelo nih!, namanya Celebration Grid! Dari tiga kelompok ini, budaya manakah yang paling sering kamu temui dalam tim kamu?
ā£


1. MISTAKE THEN LUCKY
2. EXPERIMENT THEN LEARNED!
3. PRACTICES THEN SUCCEEDED!

ā£kemudian cek gridnya yaa
C; Praktek yang baik mengarah pada keberhasilan, ā£
B; Kita bereksperimen kala yak tau akan berhasil/tidakā£
E; Dengan semua eksperimen, ada peluang gagal/berhasil.ā£
F; Ada hal-hal berwarna abu-abu, dimana terkadang praktek-praktek yang baik bisa gagal juga.ā£
D; Kita menghindari kesalahan karena seringkali mendatangkan kegagalanā£
A; Terkadang, kesalahan yang mengejutkan mendatangkan keberuntungan.ā£
ā£

Dari ilustrasi ini,menggambarkan dimana budaya kerja kita berada? Apalah budaya kerja kita banyak mengandalkan keberuntungan, eksperimen atau mengerjakan praktik-praktik yang benar?ā£ Hayoo yang jujur yaa
ā£

Business Agility

Melatih Agility di saat pandemik benarā€‘benar terjadi di organisasi kami. Sungguh merasakan bagaimana bongkar pasang model bisnis dan mengiterasinya.ā£ Geserā€‘menggeser posisi, memasangā€‘masangkan unit bisnis, menggontaā€‘ganti peranan dan mengubah cara komunikasi menjadi perjalanan menarik sebuah Agile Organization, apalagi dalam situasi sulit (baca: serba menantang) ini.

Berbagai tantangan silih berganti hadir sahut menyahut, kemudian melatih respon bersama agar tetap optimis dengan menghadirkan solusi yang segera dieksekusi.ā£
ā£
Disisi lain, berperan disebuah institusi besar yang jauh berbeda dengan iklim organisasi anakā€‘anak muda. Perubahan yang cepat akan menjadi sangat sulit diterima organisasi yang konvensional, dinamikanya terlalu dinamis jika direspon organisasi bisnis yang tak membudayakan keterbukaan dan agilitas.ā£
ā£
Konsep Business Agility dimasa tak jelas ini menjadi penting. Jika mentor Business Agility saya @putiretnoali mengatakan ā€Business Agility is the ability of an organization to realize and sustain its full potentials regardless of the changes happening in the internal and external environmentsā€ā£šŸ™‹ā€ā™€ļø
ā£
Konsep ini menarik, karena menekankan pada kemampuan adaptibilitas untuk mencapai aneka outcomes, inovasi dengan menyelenggarakan kepemimpinan yang efektifšŸ—
ā£
Sore ini saya #mainkeruko , menyaksikan sekelompok anak muda mempraktekkan konsep ini, kesehariannya dipenuhi dengan gagasan bagaimana menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas, terharu dibuatnya. Meski mengusung kemampuan Agilitas tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak juga semudah seperti ketika begitu terkesan dengan konsep keren Agility ini. Pada kenyataannya, menumbuhkan budaya baru ini berdarahā€‘darah juga, karena harus mengubah budaya yang dibawa individuā€‘individunya masingā€‘masingšŸ¤’
ā£
Belajar banyak secara nyata bersama kawanā€‘kawan @thelocalenablers , terimakasih banyak proses dan progressnya, menjadi acuan kuat bahwa teori ini sangat mungkin direplikasišŸ˜Ž
ā£
Terimakasih juga pada ratusan kelompok usaha yang selama 3 bulan terakhir berproses bertransformasi bersama memperbaiki prosesā€‘proses bisnisnya bersamaā€‘samašŸš€šŸš€šŸš€
ā£
ā£ #agilitytransformation

Dangerous People

Beberapa tipe yang bisa diklasifikasikan berbahaya buat organisasi kamu terutama dalam Product Management yaa, yang tak terasa akan membawa kita menjauh dari Goals yang sudah disepakati bersama. Perumpamaan memilih tipikal hewanā€‘hewan ini menarik!

Hippo!
Highest Paid Personā€™s Opinion, kelompok ini banyak terjadi pada organisasi yang ketika diskusi banyak didominasi oleh individu yang memiliki gaji tertinggi di organisasinya, bisa Founder atau CEO. Tapi sesungguhnya, ini jangan sampai terjadi karena iklim inklusif yang inovatif justru akan tergerus, apolagi jika opininya menjauh dari visi dan objective. Jika HIPPO ini ngga sejalan dengan Objective bisa jadi kita akan tenggelam.

Wolf!
Working on Latest Fire, golongan anggota tim yang hanya menyisakan sedikit waktunya untuk fokus. Melompatā€‘lompat dari masalah satu ke masalah lain. Wolf akan merusak fokus tim dan efektifitasnya. Jangan lompatā€‘lompat! Fokus barengā€‘bareng!

Rhino!
Really Here in Name Only.
Ini juga banyak terjadi dilingkungan kita, dia ada cuma nunggu gajian. Duh! Mungkin Ia bekerja, tapi tak tau Ia mengerjakan apa, menuntaskan apa. Mungkin Ia tak banyak mengganggu keputusan yang tak diambil, tapi Ia juga tak banyak membantu menuntaskanya. Memiliki proses yang secara jelas prioritas serta didefinisikan prosesnya akan membantu semua anggota tim paham bagaimana pengambilan keputusan dibuat dan beri mereka kepercayaan diri untuk secara aktif terlibat.

Zebra!
Zero Evidence But Really Arrogant. Zebra selalu berpikir bahwa Ia tau segalanya menurut instingnya dari pada fakta sebenarnya. Agar menghindari tipikal individu ini, maka organisasi perlu sungguhā€‘sungguh punya data untuk mengambil keputusan yang tegas.

Tipikal ini bukan saja buat orang lain di tim kita, tapi janganā€‘jangan kita juga sering kali menjadi tipeā€‘tipe ini dalam organisasi, atau bahkan sempat mengalaminya secara berbedaā€‘beda pada project yang berbeda. Waktunya belajar lagi!

#agilitytransformation
#okrs